Rizieq Shihab: Umat Islam Boleh Pilih Pemimpin Non-muslim, Asal...

"Pada intinya orang Islam tidak boleh memilih pemimpin yang tak seagama"

Di persidangan ke-12 kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang digelar pada Selasa (28/2), pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab hadir sebagai saksi ahli agama.

Rizieq menjelaskan bahwa umat Islam dilarang memilih non-muslim sebagai pemimpin.

Rizieq  Shihab: Umat Islam Boleh Pilih Pemimpin Non-muslim, Asal...IDN Times/Raisan Al Farisi/Pool

Salah seorang anggota majelis hakim menanyakan kepada Rizieq mengenai arti dari "auliya" yang disebutkan dalam surat Al Maidah ayat 51. Ia menjelaskan bahwa "auliya" adalah bentuk jamak dari kata "wali" yang bisa berarti teman setia, penolong, pelindung, atau pemimpin.

Namun, menurut Rizieq, meski memiliki beragam tafsir, tapi hukumnya tetap sama: umat muslim dilarang memilih non-muslim sebagai pemimpin. Rizieq menggarisbawahi bahwa terjemahan saja tak cukup untuk menafsirkan Al Quran. Ia menyebut ada hukum khusus untuk melakukan tafsir terhadap Al Quran.

Baca Juga: Henk Ngantung, Pria Kristen dan Keturunan Tionghoa Pertama yang Jadi Gubernur Jakarta

Meski begitu, Rizieq menyebutkan syarat umat Islam boleh memilih pemimpin non-muslim.

Rizieq  Shihab: Umat Islam Boleh Pilih Pemimpin Non-muslim, Asal...IDN Times/Raisan Al Farisi/Pool

Berdasarkan keterangan Rizieq yang dikutip dari Liputan 6, semua ulama sepakat bahwa sesuai dengan surat Al Maidah 51, umat Islam diharamkan memilih pemimpin non-muslim. "Jadi teman setia saja tidak boleh, apalagi jadi pemimpin," kata Rizieq. Ia pun melanjutkan dengan menyatakan,"Orang kafir jadi penolong dan pelindung tidak boleh, apalagi pemimpin. Karena tiap penolong belum tentu pemimpin, tapi pemimpin wajib menolong."

Walau demikian, Rizieq menyebutkan syarat di mana hukum itu tak berlaku. "Dalam keadaan apapun umat Islam tidak boleh memilih pemimpin non muslim, kecuali darurat," ujar Rizieq. Artinya, Rizieq mengklaim bila di sebuah daerah mayoritas warganya pemeluk agama A, maka pemimpinnya juga harus beragama A.

"Misalnya tinggal di negara non muslim di Amerika, dia harus pilih pemimpin non muslim yang bisa memberikan kebaikan untuk umat muslim," ujarnya. Sedangkan menurutnya Indonesia tak berada dalam situasi darurat sehingga harus tetap memilih pemimpin Islam.

Baca Juga: Anggap Residivis, Pengacara Ahok Tolak Kesaksian Rizieq Shihab

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya