Rizieq Mengadu ke PBB, Polisi: Silakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Shihab dikabarkan akan meminta bantuan Komisi Hak Asasi Manusia PBB, (OHCHR). Upaya ini dilakukan terkait kasus dugaan chat berbau pornografi yang menimpanya. Kabar ini disampaikan oleh pengacara pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Kapitra Ampera pada Rabu (17/5).
Kapitra mengklaim diundang ke Jenewa oleh Komisi HAM PBB.
Dikutip dari Kompas (18/5), Kapitra juga berkata bahwa Rizieq telah bertemu dengan salah satu komisioner dari Komisi HAM PBB ketika berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia mengklaim Rizieq diundang untuk datang ke kantor Komisi HAM PBB di Jenewa, Swiss.
"Malah Habib diundang ke Jenewa untuk mempresentasikan apa yang menimpa dia, bahkan ada pengacara internasional menawarkan diri untuk membawa Mahkamah Internasional ya, di Den Haag," kata Kapitra.
Baca Juga: Rizieq Akan Dijemput Paksa, FPI Angkat Bicara
Mendengar itu, Polri mengaku mempersilakan bila Rizieq ingin minta bantuan PBB.
Editor’s picks
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku pihaknya tak mempersoalkan perihal Rizieq yang dikabarkan akan meminta bantuan Komisi HAM PBB. "Saya pikir itu hak yang bersangkutan ya," kata Setyo. Ia menilai Rizieq bebas menempuh jalan apapun untuk membela diri. "Minta bantuan PBB itu hak mereka. Kita juga harus menghormati," tambah Setyo.
Meski demikian, hingga kini belum ada konfirmasi dari Komisi HAM PBB mengenai apakah klaim Kapitra tersebut benar. Selain kepada Komisi HAM PBB, Rizieq juga dikabarkan meminta bantuan Komnas HAM. Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Sambo menyebut alasannya adalah Rizieq merasa dikriminalisasi, diteror dan diintimidasi.
Rizieq pernah meminta Komnas HAM dibubarkan.
Lucunya, dulu Rizieq dan FPI pernah tercatat menginginkan Komnas HAM untuk dibubarkan. FPI dulu menilai Komnas HAM diskriminatif dalam menangani sebuah kasus. FPI bahkan pernah menyerbu dan merusak kantor Komnas HAM pada tahun 2000.
Baca Juga: "Topi Sinterklas Itu Urusan Dagangan, Bukan Iman"