Pelaku Bom Sengaja Tak Sekolahkan Anak-anak Mereka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin mengatakan bahwa para pelaku bom di Surabaya dan Sidoarjo tidak menyekolahkan anak-anak mereka. Ini sekaligus membantah rumor yang beredar bahwa mereka menjalani homeschooling.
"Tidak ada homeschooling. Mereka tidak sekolah, dikungkung dengan doktrin-doktrin khusus. Kalau ditanya orang, baru jawabnya homeschooling," katanya kepada awak media pada Selasa (15/5).
1. Anak-anak pelaku mendapatkan doktrin melalui video
Machfud juga menyebutkan bahwa usia yang terbilang sangat muda membuat mereka mudah untuk dicekoki doktrin-doktrin ekstrimisme. Walhasil, mereka pun mau saat akan diajak melakukan bom bunuh diri.
"[Dikungkung] agar tidak berinteraksi dengan masyarakat. Dikasih tontonan video-video, dengan ajaran-ajaran yang diberikan," tambahnya. Ia juga mengungkap bahwa keluarga pelaku bom tiga gereja, Sidoarjo serta Polrestabes saling berkaitan.
2. Dita adalah guru para pelaku
Fakta lain juga terungkap dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh kepolisian. Ternyata, para pelaku bom bunuh diri berguru "Mereka pergi ke pengajian yang sama. Gurunya ya si Dita itu. Satu guru," ujar Machfurd. Hanya saja, anak tertua pelaku bom Sidoarjo yang ia sebutkan menolak untuk tidak bersekolah, dan lebih memilih dekat bersama neneknya.
3. Ada 3 anak pelaku yang selamat
Dari tiga aksi yang dilakukan pada Minggu dan Senin, ada empat anak yang selamat. Tiga dari Sidoarjo, satu dari Surabaya. Keempatnya kini masih berada dalam pengawasan Polda Jatim, termasuk Ais, anak pelaku bom Polrestabes, yang dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara.