"Kemenangan Ahok karena Kepala dan Hati Warga Jakarta Terbelah"

Pilih rekam jejak atau agama?

Dari hasil real count formulir C1 yang diumumkan di situs resmi KPU Jakarta, pasangan Ahok-Djarot unggul dengan perolehan 42,96 persen. Sedangkan pasangan Anies-Sandiaga mengantongi 39,97 persen. Kedua pasangan ini yang akan maju ke Pilkada putaran dua yang akan dilaksanakan pada 19 April mendatang. Dari hasil ini, dua pengamat politik menyampaikan analisa mereka terkait pertarungan antara pemilih rasional dan emosional yang tergambar pada putaran satu.

Burhanuddin Muhtadi menyebut kepala dan hati warga Jakarta terbelah.

Kemenangan Ahok karena Kepala dan Hati Warga Jakarta TerbelahIDN Times

Dalam kolomnya di harian Kompas yang terbit pada Selasa (21/2), pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sekaligus Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyimpulkan bahwa kepala dan hati warga Jakarta terbelah pada Pilkada DKI Jakarta yang dilaksanakan pada 15 Februari lalu.

Menurut Burhanuddin, warga Jakarta tengah mengalami apa yang disebut penulis terkenal asal Inggris, George Orwell, sebagai fenomena doublethink di mana seseorang bisa mempercayai dua hal yang bertolak belakang secara bersamaan tanpa merasa bersalah atau tidak nyaman. Ia menyinggung hasil survei Indikator pada 10 Februari 2017 di mana ada 74 persen responden yang mengaku puas dengan kinerja Ahok-Djarot sebagai petahana.

Secara rasional atau kepala, berdasarkan rekam jejak, mereka yakin Ahok-Djarot mampu mengatasi persoalan di Jakarta. Namun, secara emosional atau hati, mereka tak bisa menerima Ahok karena menganggap ia melakukan penodaan agama dengan mengutip Al Maidah. Hasilnya, walau tingkat kepuasan tinggi, tapi kurang dari 43 persen pemilih memberikan dukungan kepada Ahok-Djarot. Lebih dari 50 persen pemilih bahkan mencoblos untuk Agus-Sylviana dan Anies-Sandiaga.

Baca Juga: Banjir Melanda Jakarta, Djarot Tak Khawatir Elektabilitasnya Menurun

Masnur Marzuki meyakini dua pasangan kandidat harus berjuang dalam pertarungan antara pemilih rasional dan emosional.

Kemenangan Ahok karena Kepala dan Hati Warga Jakarta TerbelahIDN Times

Pengamat politik dari Universitas Islam Indonesia (UII) Masnur Marzuki juga menyebutkan bahwa warga Jakarta saat ini sedang terbelah antara memilih menjadi rasional atau emosional. Ia menilai ini akan terus berlanjut hingga Pilkada putaran dua.

"Pertarungan antara pemilih rasional dan emosional ini akan sangat menentukan hasil akhir. Siapa yang dapat memenangkan pertarungan tersebut dialah yang akan tampil sebagai gubernur terpilih," ujar Masnur, seperti dikutip dari Sindonews.

Masnur juga menambahkan bahwa meski unggul versi real count KPU DKI, tapi, menurutnya, pasangan Ahok-Djarot telah kalah. Sebabnya adalah sebelumnya pasangan tersebut meyakini akan menang satu putaran saat melihat lebih dari 70 persen warga puas akan kinerja mereka. Jelang pencoblosan 19 April, kedua pasangan kandidat harus berjuang memenangkan pertarungan yang melibatkan pemilih rasional dan emosional tersebut.

Baca Juga: Waktu Habis untuk Sidang, Ahok Minta Maaf pada Korban Banjir

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya