Ini Alasan Utama dari Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia

Arab Saudi siap rayu investor

Menjelang kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, pada tanggal 1 hingga 9 Maret 2017, kita dihebohkan dengan berita akhirnya Raja Arab datang ke Indonesia setelah 46 tahun, banyaknya rombongan yang dibawa, fasilitas khusus apa saja yang disiapkan pemerintah Indonesia, hingga rumor di media sosial tentang triliunan rupiah yang ia bawa ke Indonesia. Tak banyak yang tahu mengenai alasan utama dari kedatangan raja berusia 81 tahun itu.

Arab Saudi ingin mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap minyak.

Ini Alasan Utama dari Kunjungan Raja Arab Saudi ke IndonesiaFinancial Tribune

Seperti dilaporkan The Economist, sejak 2016, pemerintah Arab Saudi sudah mengumumkan bahwa negaranya tak ingin lagi memiliki ketergantungan terhadap minyak. Artinya, Arab Saudi wajib terlibat aktif dalam perdagangan internasional dan investasi. Lalu, mengapa Arab Saudi tak ingin bergantung kepada minyak?

Arab Saudi adalah negara pengekspor minyak tertinggi di dunia dan perekonomiannya adalah yang terbesar di regional Arab. Dengan status ini, tak heran Arab Saudi pernah mencatat 9/10 dari pendapatan negara dihasilkan dari sektor minyak. Namun, sejak pertengahan 2014 harga minyak dunia anjlok.

Bahkan, di pertengahan 2016 harga minyak dunia terjun bebas dan merupakan yang paling buruk dalam 12 tahun terakhir. Akibatnya, Arab Saudi mengalami defisit sebesar lebih dari Rp 900 triliun pada 2015 lalu. Untuk negara yang sangat bergantung pada minyak, penurunan harga sedikit saja sangatlah berpengaruh terhadap pendapatan negara.

Jalan satu-satunya adalah dengan restrukturisasi ekonomi. Oleh karena itu, Arab Saudi menggulirkan agenda super ambisius yang disebut dengan Vision 2030 pada 2016 di mana tujuannya adalah dalam 14 tahun negara itu sanggup mengembalikan kondisi ekonomi dengan mengandalkan sektor-sektor lain selain minyak.

Baca Juga: Kunjungi Indonesia, Raja Arab Saudi Boyong 1500 Orang!

Arab Saudi siap rayu investor untuk membeli 5 persen saham Aramco.

Ini Alasan Utama dari Kunjungan Raja Arab Saudi ke IndonesiaRosa Panggabean/ANTARA FOTO

Untuk memenuhi agenda tersebut, Raja Salman dan 1.500 rombongannya, termasuk sepuluh menteri, melakukan tur keliling Asia untuk mengunjungi Indonesia, Malaysia, Brunei, Jepang, dan Tiongkok. Dilansir dari Reuters, para pejabat Arab Saudi berniat untuk merayu investor-investor Asia untuk membeli 5 persen saham di Aramco, perusahaan minyak milik Arab Saudi, pada 2018. Jumlah tersebut merupakan penawaran publik terbesar di dunia.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, sempat berujar bahwa Indonesia berharap akan ada kesepakatan antara Pertamina dan Aramco dalam hal peningkatan fasilitas pengilangan minyak. Ia juga berharap akan ada investasi triliunan rupiah yang dibawa Arab Saudi ke Indonesia.

Kepada Antara, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sempat memberi pernyataan bahwa Indonesia siap menawarkan sejumlah investasi di sektor non-migas, termasuk perbankan dan pariwisata, yang sejalan dengan Vision 2030 milik Arab Saudi. Menko Perekonomian, Darmin Nasution, menyebut kunjungan Raja Salman berpusat pada investasi. Ia menggarisbawahi kepentingan ekonomi yang dibawa Raja Salman dan yang akan ditawarkan oleh Indonesia.

Di Malaysia, Aramco dan Petronas rencananya akan menandatangani kontrak kerjasama investasi di bidang energi.

Ini Alasan Utama dari Kunjungan Raja Arab Saudi ke IndonesiaEdgar Su/Reuters/ANTARA FOTO

Pada Minggu (26/2), Raja Salman dan rombongannya sampai di Malaysia untuk mengawali tur keliling Asia. Menteri Luar Negeri Malaysia Anifa Aman mengaku bahwa perdagangan dan investasi adalah poin utama dari diskusi antara dua negara tersebut. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pun berharap investasi Arab Saudi di Malaysia akan membuka ribuan lapangan pekerjaan di Negeri Jiran itu.

Salah satu bentuk kerjasama ekonomi yang telah menjadi buah bibir adalah kolaborasi antara Petronas, perusahaan minyak Malaysia, dengan Aramco yang rencananya akan ditandatangani Selasa esok (28/2) sebelum bertolak ke Indonesia. Tak bisa dipungkiri banyak negara menyambut baik agenda restrukturisasi ekonomi Arab Saudi karena melihat adanya kesempatan kerjasama dan investasi yang cukup cerah.

Baca Juga: Mewah! Inilah Fasilitas Raja Arab Saudi Selama Berada di Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya