Ditolak 7 Rumah Sakit, Ibu Ini Kehilangan Bayinya

Alasannya karena rumah sakit sedang penuh.

Seorang perempuan yang tengah mengandung bernama Renny Wahyuni harus kehilangan bayinya. Perempuan berusia 36 tahun tersebut mengaku ditolak oleh tujuh rumah sakit di Bekasi ketika akan melahirkan.

Pihak rumah sakit mengaku tak ada kamar kosong.

Ditolak 7 Rumah Sakit, Ibu Ini Kehilangan Bayinyacbsnews.com

Seperti dilaporkan Kompas, tujuh rumah sakit yang didatangi oleh Renny menolaknya karena alasan tak ada kamar kosong. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (9/6) ketika Renny harus segera dioperasi. Hari Kustanto, sang suami, mengatakan istrinya sudah dalam kondisi kritis.

"Istri saya di RSUD Kota Bekasi butuh dua ruangan, tapi alasannya penuh," ungkap Hari. Ia mengatakan istri dan bayi di kandungannya harus segera ditolong. Jika tidak, maka akan ada hal buruk yang menimpa ibu dan bayi.

"Istri saya hamil delapan bulan dan harus segera dikeluarkan (bayinya) karena tensi tinggi dan memiliki trombosit yang rendah," lanjut Hari.

Adapun rumah sakit yang didatangi dan sama-sama menolaknya adalah  RS Ananda Bekasi, RS Anna Medika Bekasi, RS Mekar Sari, RS Bakti Kartini, RS Bella, RS Hermina dan RSUD Kota Bekasi. Padahal istrinya adalah peserta BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Nyicil Rumah Sekarang Bisa Menggunakan BPJS Ketenagakerjaan

Sang bayi akhirnya meninggal.

Ditolak 7 Rumah Sakit, Ibu Ini Kehilangan Bayinyaparents.com

Satu-satunya rumah sakit yang akhirnya menerima Renny adalah RSUD Koja, Jakarta Utara. Ia dibawa ke rumah sakit tersebut pada Sabtu (10/6) dan langsung mendapatkan tindakan operasi. Baru diketahui setelahnya bahwa sang bayi tak bisa diselamatkan lagi.

Nasib malang yang menimpa Renny pun terdengar hingga ke telinga wali kota Bekasi, Rahmat Effendi. Ia mengaku akan segera melakukan evaluasi terhadap RS Kota Bekasi terkait dengan penolakan tersebut. Rahmat meminta rumah sakit tetap menerima peserta BPJS, terlebih lagi bila dalam keadaan darurat.

BPJS Kesehatan sendiri tak luput dari masalah.

Ditolak 7 Rumah Sakit, Ibu Ini Kehilangan BayinyaRahmad/ANTARA FOTO

BPJS Kesehatan sempat mengalami defisit sebesar Rp 6 triliun pada 2016 lalu. Tahun 2017 diprediksi defisit akan terjadi lagi. Deputi Direktur Pengawasan Asuransi II OJK, Kristianto Andi Handoko, menjelaskan salah satu penyebabnya adalah penerimaan uang dari peserta yang seret karena orang mendaftar BPJS ketika sudah sakit.

"Jadi kita dorong harus ada rentang waktu. Ini sangat membantu keuangan, iuran dan klaim terjaga. Untuk masyarakat lebih baik daftar dari sekarang," ujar Kristianto. Pada 2016, BJPS Kesehatan sendiri sampai harus mendapat suntikan modal nasional sebesar Rp 6,8 triliun agar tetap bisa beroperasi.

Terkait penolakan rumah sakit, pihak BPJS Kesehatan menyebut pengelola rumah sakit wajib menginformasikan kapasitas kamar kepada semua pasien. Ada juga opsi untuk menitipkan pasien dalam keadaan darurat satu kelas di atas atau di bawah yang disanggupi pasien maupun keluarganya selama tiga hari.

Baca Juga: Meski Sudah Bayar BPJS, Balita Ini Ditolak 6 Rumah Sakit Sampai Dia Meninggal

Topik:

Berita Terkini Lainnya