Di Oxford, Wapres Sebut Indonesia Bukan Negara Islam

Jusuf Kalla sempat memberikan pernyataan kontroversial

Pada Kamis (18/5) Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan kuliah umum di Pusat Studi Kajian Agama Islam di University of Oxford, Inggris. Dikutip dari Antara, tema kuliah umum JK itu adalah tentang kehidupan "Islam Jalan Tengah" atau Islam toleran di Indonesia.

JK menyebut Indonesia bukan negara Islam, melainkan demokrasi yang berasaskan Pancasila.

Di Oxford, Wapres Sebut Indonesia Bukan Negara IslamAmpelsa/ANTARA FOTO

Tak bisa dipungkiri bahwa Indonesia tengah menjadi sorotan dunia internasional. Jika sebelumnya Indonesia dijadikan model negara berpenduduk Islam terbesar tapi tetap demokratis, maka vonis Ahok dan berita tentang hukum cambuk di Aceh baru-baru ini membuat berbagai pihak skeptis apakah anggapan itu sesuai fakta.

Di Oxford, JK berkata kepada para undangan bahwa meski mayoritas rakyat Indonesia memeluk agama Islam, tapi Indonesia adalah negara dengan sistem demokrasi yang berlandaskan Pancasila.

JK berkata,"Dasar negara kami adalah Pancasila yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama. Sekalipun Indonesia 88 persen penduduknya adalah Muslim, Indonesia bukanlah negara Islam."

Per 1 Maret 2017, ada 209,1 juta penduduk Indonesia yang merupakan Muslim. Menurut Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia saat ini ada 257,9 juta jiwa.

Ia kemudian menambahkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan Indonesia menjadikan toleransi dan perdamaian dalam keberagaman sebagai prinsip kehidupan.

"Oleh karena itu, Islam di Indonesia berkembang dengan kedamaian, yang pada abad ke-delapan dan sembilan dibawa oleh imam Sufi dan pedagang Arab untuk menyatu dengan kebudayaan dan kearifan lokal di Tanah Air. Sehingga kemudian Islam ini menjadi suatu Islam Jalan Tengah atau Wasatiyah," tambahnya.

Baca Juga: Indonesia Berambisi Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB? Selesaikan Dulu Pekerjaan Rumah Ini!

JK sempat melontarkan pernyataan kontroversial tentang agama di Ambon pada Februari 2017.

Di Oxford, Wapres Sebut Indonesia Bukan Negara IslamSahrul Manda Tikupadang/ANTARA FOTO

Sebelumnya, JK sempat memberikan pernyataan yang sangat kontroversial terkait keberagaman etnis dan agama di Indonesia. Pada Minggu (26/2), JK menutup sidang tanwir Muhammadiyah di Ambon.

Dikutip dari Tirto.id, JK saat itu berkata,"Kesenjangan di Indonesia cukup berbahaya dibanding di negara lain. Di Thailand yang kaya dan miskin sama agamanya. Di Filipina juga begitu, baik yang kaya maupun miskin memiliki agama yang sama. Sementara di Indonesia yang kaya dan miskin berbeda agama."

Menurutnya, orang kaya di Indonesia adalah warga keturunan yang memeluk agama Khonghuchu dan Kristen. Sementara mayoritas Muslim justru menjadi orang miskin. Ia kemudian meyakinkan undangan bahwa kondisi ini menakutkan dan harus segera diatasi.

"Ini sangat berbahaya. Karena itu kita harus berusaha bersama untuk mengatasi hal ini," ujarnya. JK menilai Indonesia sulit menjalankan sila ke-lima Pancasila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pernyataan JK ini pun sempat menimbulkan banyak protes karena dianggap bisa memicu perpecahan. Namun, JK kemudian mengonfirmasinya dengan mengatakan bahwa dia sama sekali tak memiliki sifat anti terhadap etnis mana pun.

Baca Juga: Ramai #CiriCiriPribumi, Netizen Tunjukkan Konsep Pribumi Tak Lagi Relevan

Topik:

Berita Terkini Lainnya