Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi?

Apa pendapatmu soal hal ini?

Awal Desember ini, masyarakat muslim dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul untuk melakukan Aksi Damai. Aksi ini dikenal sebagai Aksi 212, lanjutan dari 411. Tuntutannya sama, menuntut Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dinilai menistakan agama.

Usai acara, terdapat keriuhan lainnya di sosial media. Para pendukung aksi 212 merespon sebuah posting-an klarifikasi dari produsen roti, Sari Roti. Diketahui perusahaan membantah adanya pembagian roti gratis dari Sari Roti kepada para peserta aksi 212.

Sempat beredar foto-foto gerobak Sari Roti di tempat yang diyakini dekat lokasi demonstrasi.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/Netizen_News

Pada tanggal 2 Desember saat aksi 212 digelar di ibu kota, media sosial ramai beredar foto-foto gerobak Sari Roti dengan tempelan 'Gratis untuk Mujahid'. Mujahid berarti seorang yang berjihad -- status para pelaku aksi bela Islam. Tak sedikit yang berpikir bukan hanya penjual Sari Roti keliling yang ingin terlibat dalam demonstrasi tersebut, tapi juga produsen - yang tak lain adalah perusahaan pembuat Sari Roti. Sebab saat itu ada juga pedagang makanan yang memang membagikan secara gratis makanan mereka kepada para demonstran.

Aa Gym mengunggah foto yang terlihat seperti sebuah pengakuan dari penjual roti langsung.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/aagym

AA Gym juga dikenal sebagai salah satu peserta aksi 411 dan 212. Sehari setelah demonstrasi, ia mengunggah foto di akun Twitter miliknya. Foto itu adalah hasil cuplikan layar (screenshot) dari media sosial Path yang isinya terlihat seperti sebuah pengakuan dari penjual roti keliling itu:

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/aagym

Akan tetapi, memang tak ada konfirmasi langsung dari penjual Sari Roti keliling tersebut apakah isi gambar itu benar adanya. Sebab berdasarkan pernyataan PT Nippon Indosari Corpindo tulisan 'gratis' itu diminta oleh pembeli yang memesan roti-roti tersebut, bukan inisiatif dari penjual keliling.

Baca Juga: Bukan Hanya Salat Jumat 212, Pemerintah Indonesia Pernah Laksanakan Salat Bersejarah!

Sari Roti secara resmi memberikan klarifikasi atas persoalan ini.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? www.sariroti.com

Pihak Sari Roti kemudian memberikan klarifikasinya pada Sabtu lalu (3/12). Pada dasarnya, pihak Sari Roti hanya ingin meluruskan kesalahpahaman yang terjadi mengenai penjual Sari Roti keliling mereka yang disangka berinisiatif membagi-bagikan roti gratis bagi peserta aksi 212. PT Nippon Indosari Corpindo berniat menegaskan bahwa itu dilakukan tanpa seizin perusahaan. Pernyataan tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, bahkan menjadi trending topic di Twitter.

Beberapa netizen pendukung aksi 212 merasa tersinggung dengan klarifikasi tersebut.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/Arie_Ariana

Para netizen yang cukup aktif di media sosial pun tak tinggal diam atas sikap yang diambil oleh produsen Sari Roti itu. Netizen ini berbalik mengecam Sari Roti yang justru membantah ambil bagian dalam aksi 212.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/frozenfauzi

 

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/TofaLemon

Tagar #BoikotSariRoti pun hangat di Twitter.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/sintaharah

 

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/NoerH4yatie

 

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/nurulfazriah

 

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? twitter.com/detektive88

Tak sedikit orang yang langsung menghakimi PT Nippon Indosari Corpindo sebagai pihak antagonis.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? bangka.tribunnews.com

Seolah mudah berubah, dari pecinta Sari Roti, kini menjadi penghujat produsen roti ini. Pasti ada yang berpendapat bahwa sikap PT Nippon Indosari Corpindo ini sebagai blunder dan menilai semestinya mereka diam saja. Namun, hal tersebut adalah ranah strategis yang berkaitan dengan citra produk di mata konsumen -- siapapun konsumennya. Biarlah pakar pemasaran produk atau hubungan masyarakat yang memperdebatkan itu.

Namun, satu hal yang meresahkan adalah bukan perkara itu blunder atau tidak, melainkan bagaimana reaksi netizen yang menghujat bantahan dari produsen Sari Roti. Netizen pun banyak yang langsung menghakimi PT Nippon Indosari Corpindo sebagai pihak antagonis. Mereka berniat tak makan produk Sari Roti lagi, bahkan ada yang meminta produsen minta maaf pada umat Islam.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO

Tidak dipungkiri, pola pikir bahwa "jika kamu tak bersama kami, maka kamu musuh kami" ini sedang berkembang cukup pesat di Indonesia. Para netizen tersebut menganggap bahwa karena produsen Sari Roti menegaskan tak terlibat dalam aksi tersebut, maka mereka berarti memusuhi Islam sehingga harus dihujat, diboikot, bahkan dipaksa meminta maaf.

Pola pikir seperti ini mengingatkan pada retorika yang dikeluarkan oleh George W. Bush paska 9/11 dan sebelum menyerang Irak. Kala itu Bush berpidato "either you are with us, or you are with the terrorists" atau "kamu bersama kami (AS), atau kamu bersama para teroris".

Retorika yang kemudian jadi pola pikir golongan neo-konservatif fasis dan rasis ini membuat dukungan terhadap invasi ke Irak dan sentimen anti-Muslim (yang dianggap teroris) menguat. Pola pikir ini tak mengizinkan adanya ruang untuk berbeda pendapat. Konsekuensinya tak ada lagi proses diskusi yang bisa menjembatani perbedaan. Jika hal ini semakin berkembang, tak bisa dipungkiri, ini bisa mengarah pada tindak intoleransi.

Terlepas dari itu semua, pada akhirnya produsen Sari Roti hanyalah perusahaan yang ingin produk mereka laku, layaknya ratusan ribu perusahaan yang ada di Indonesia.

Beberapa Pendukung Aksi 212 Marah Karena Sari Roti Bantah Bagi Roti Gratis, Apakah Ini Bentuk Intoleransi? youtube.com

Pada akhirnya, produsen Sari Roti juga berhak memutuskan apakah ingin terlibat dalam aksi demonstrasi atau tidak, seperti perusahaan lain yang beroperasi di negeri ini. Mereka juga berhak membuat klarifikasi terkait kebijakan yang mereka buat.

Lalu, jika menggunakan akal sehat, hati nurani, serta aturan negara (sebab Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945) di mana letak kesalahan Sari Roti?

Baca Juga: Berbagi Makan Pada Hari Natal, Restoran Ini Buktikan Kalau Warga Muslim Itu Cinta Damai

Topik:

Berita Terkini Lainnya