Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina Terpengaruh Radikalisme?

Suliyono pernah tinggal di Poso, Sulawesi Tengah

Jakarta, IDN Times - Polisi masih menyelidiki motif penyerangan Gereja Santa Lidwina, Bedog, Sleman, Yogyakarta, Suliyono, Minggu kemarin (11/2). Polisi belum dapat memintai keterangan pelaku bernama Suliyono, karena masih kritis. 

1. Pelaku diduga terpengaruh radikalisme 

Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina Terpengaruh Radikalisme?IDN Times/Indiana Malia

Namun, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, Suliyono diduga terpengaruh radikalisme hingga melakukan aksi penyerangan ke tempat ibadah itu.

"Dia pernah tinggal di Poso, Sulawesi Tengah dan Magelang. Ada indikasi kuat yang bersangkutan ini mendapat paham radikal yang prokekerasan," ujar Tito seperti dilansir Antara, Senin (12/2).

Baca juga: 3 Imbauan Menag Lukman pada Umat Beragama Pasca-Penyerangan Gereja Lidwina

2. Pelaku gagal pergi ke Suriah

Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina Terpengaruh Radikalisme?IDN Times/Yogie Fadila

Tito mengatakan Suliyono pernah berencana pergi ke Suriah tapi gagal. Karena itulah dia akhirnya melancarkan aksinya terhadap orang-orang yang dianggap kafir.

"Dia pernah mencoba membuat paspor untuk berangkat ke Suriah, tapi tidak berhasil. Akhirnya, dia menyerang 'kafir' versi dia," ujar dia.

3. Polisi masih menyelidiki kemungkinan lone wolf atau jaringan teroris

Pelaku Penyerangan Gereja Lidwina Terpengaruh Radikalisme?IDN Times/Yogie Fadila

Tito menyebutkan pihaknya masih menyelidiki kemungkinan Suliyono bekerja sendiri (lone wolf) atau terlibat jaringan teroris lain.

Lone wolf adalah istilah kejahatan terorisme dengan memberi dukungan terhadap suatu ideologi, gerakan dan kelompok tertentu, namun pelakunya pejuang tunggal yang sama sekali terlepas dari organisasi atau struktur kelompok tersebut. Atau bisa disebut simpatisan yang melakukan aksinya atas inisiatif sendiri tanpa komando pihak lain. 

Baca juga: Penyerangan Gereja di Yogya, Ini Pesan Komnas HAM untuk Polisi

Topik:

Berita Terkini Lainnya