Mengenal Sosok Ketua Umum PDIP Megawati, Putri Sulung Bung Karno

Megawati lahir di tepi barat Kali Code, Yogyakarta

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hari ini merayakan ulang tahun yang ke-71. Perayaan hari lahir kali ini dilakukan cukup meriah di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

Dalam perjalanan kariernya di dunia politik, Megawati memang terbilang cukup gemilang karena beberapa periode dipercaya memimpin partai kepala banteng moncong putih itu.

Bagaimana sosok Megawati selain dikenal sebagai putri pertama Sukarno, berikut 5 hal tentang Megawati:

1. Presiden wanita pertama di Indonesia

Mengenal Sosok Ketua Umum PDIP Megawati, Putri Sulung Bung KarnoANTARA FOTO/Rosa Panggabean

Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947, adalah Presiden kelima Republik Indonesia yang menjabat sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita RI pertama. 

Sebelumnya, dari 1999 hingga 2001, perempuan bernama lengkap Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri itu menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Mega menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada 2001. Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang membekukan MPR/DPR dan Partai Golkar. Megawati dilantik pada 23 Juli 2001.

2. Putri pertama Presiden Sukarno

Mengenal Sosok Ketua Umum PDIP Megawati, Putri Sulung Bung KarnoANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Megawati adalah puteri pertama dari pasangan Presiden Pertama RI Sukarno dan Fatmawati. Fatmawati adalah seorang gadis kelahiran Bengkulu, tempat Sukarno diasingkan pada masa penjajahan Belanda. 

Megawati dilahirkan pada masa Agresi Militer Belanda. Pada waktu Sukarno diasingkan ke Pulau Bangka, Fatmawati melahirkan seorang bayi yang dinamai Megawati Soekarnoputri, pada 23 Januari 1947 di Kampung Kampung Ratmakan Ledok Code, tepi barat Kali Code, Yogyakarta. 

Setelah kemerdekaan Indonesia, Megawati lalu dibesarkan di Istana Merdeka. Mega pernah menuntut ilmu di Universitas Padjadjaran Bandung dalam bidang pertanian, dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Baca juga: Berulang Tahun ke-71, Megawati Bernostalgia dengan Guruh

3. Pernah kalah dari SBY pada Pilpres 2004

Mengenal Sosok Ketua Umum PDIP Megawati, Putri Sulung Bung KarnoANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pada 20 September 2004, Megawati pernah kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2004 putaran kedua. Saat itu, Megawati berpasangan dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Muzadi.

Pilpres 2004 diikuti lima pasangan calon, yakni Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.

Namun, putaran pertama terpilih pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dan Susilo Bambang Yudhoyono-Muhammad Jusuf Kalla. SBY-JK memperoleh suara 33,57 persen dan Megawati-Muzadi 26,61 persen. Putaran kedua akhirnya SBY-JK menang dengan suara 60,62 persen dan Megawati-Muzadi 39,38 persen. 

4. Ketua PDI Perjuangan

Mengenal Sosok Ketua Umum PDIP Megawati, Putri Sulung Bung KarnoANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Darah politik sudah melekat sejak Megawati muda. Hal ini terlihat saat di bangku kuliah di Universitas Pajajaran, Mega sudah aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). 

Pada 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat. Karier politiknya melesat. Mega hanya butuh waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI.

Dalam Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya pada 1993, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. Namun, pemerintah tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai ketua umum PDI. 

Kepemimpinan Mega di PDI 'digoyang' melalui kongres di Medan pada 1996, yang memilih Soerjadi sebagai ketua umum PDI. Konflik internal partai terus beryalanjut. Pada 1996 konflik memuncak hingga berujung pertumpahan darah, yang dikenal peristiwa 27 Juli.

Keberpihakan massa PDI pada Mega makin terlihat pada pemilu 1997. Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam. Mega sendiri memilih golput. Pemilu 1999, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan dan berhasil memenangkan pemilu.

5. Pernah bersuami pilot

Mengenal Sosok Ketua Umum PDIP Megawati, Putri Sulung Bung KarnoANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sebelum menikah dengan mantan Ketua MPR Moh Taufiq Kiemas, Megawati pernah bersuami pilot, suami pertamanya. Adalah Letnan Satu (Penerbang) Surindro Supjarso, pilot pesawat AURI dan perwira pertama di TNI AU. 

Surindro adalah sahabat karib Guntur Soekarnoputra, kakak Megawati. Konon, Guntur lah yang menjodohkan Mega dengan Surindro. Mereka menikah pada 1 Juni 1968 di Jalan Sriwijaya Nomor 7, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 

Megawati lalu mengikuti suaminya, Surindro, tinggal di Madiun, Jawa Timur. Di sana ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak pertamanya, Mohammad Rizki Pratama. 

Ketika Mega sedang mengandung anak keduanya, Mohammad Prananda, Surindro mengalami kecelakaan pesawat yang merenggut nyawanya. Pesawat Skyvan T-701 yang dikendalikannya terempas di laut sekitar perairan Pulau Biak, Irian Jaya, pada 22 Januari 1970. 

Surindro dan tujuh awak pesawatnya hilang tak diketahui rimbanya dan hanya tersisa puing-puing pesawat yang ditemukan berserakan di laut sekitar perairan tersebut. 

Mega kemudian menikah dengan Moh Taufiq Kiemas, rekannya sesama aktivis di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dulu, yang juga menjadi penggerak PDIP. Sebelumnya, Mega juga menikah dengan seorang Diplomat Mesir yang bertugas di Jakarta, yakni Hassan Gamal Ahmad Hasan, namun tidak berlangsung lama dan tidak memiliki putra.

Baca juga: Megawati Minta Ketegangan Politik Dicairkan

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya