Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi

Polisi jadi incaran

Makasar, IDN Times - Dua personel Kepolisian dari Polsek Bontoala Makasar menjadi korban ledakan bom pipa di momen pergantian tahun baru pada pukul 03.30 WITA. Bom dilempar oleh orang tak dikenal. 

Akibatnya peristiwa ini, dua anggota Polisi, yakni Brigadir Yudirsan dan Kompol Rafiudin, mengalami luka serius di bagian paha dan tangan. 

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan saat ini kondisi korban sudah dalam keadaan stabil dan bisa kembali ke rumahnya. 

"Kondisi korban sudah membaik, hari ini atau besok sudah kembali ke rumahnya," kata Dicky, Selasa(2/1).

Ia juga menyebutkan saat ini polisi sudah mengatongi cici-ciri pelaku yang melakukan tiga lemparan bom molotov tersebut ke arah Mapolsek. 

"Ciri-ciri pelakunya sudah kita ketahui. Saat ini masih di lakukan pengejaran," jelasnya.

Tim Jihandak temukan serbuk petasan

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  Dasril Roszandi/Tempo.co. Ilustrasi

Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) mendalami jenis bahan peledak yang digunakan oleh pelaku di tragedi pelemparan bom pipa di Polsek Bantoala, Sulawesi Selatan, Senin (1/1). 

Saat ini, petugas telah mengamankan pipa, mur, baut dan paku yang berserakan di lokasi kejadian sebagai barang bukti.

"Hasil labfor di tempat kejadian perkara ditemukan semacam serbuk petasan, ada beberapa baut dan ada bekas semacam pipa. Nanti Tim Jihandak yang akan mengolah dan menentukan," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol. Setyo Wasisto, Selasa (2/1).

Sementara itu, anggota Kepolisian yang menjadi korban dari bom pipa tidak mengalami luka berarti dan dalam kondisi baik. 

"Alhamdulillah sudah baik, karena lukanya hanya luka di jari dan di paha," jelas Setyo.

Mabes Polri minta masyarakat jangan khawatir 

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Terkait bom pipa yang terjadi di Polsek Bontoala, Sulawesi Selatan, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Pol. M.Iqbal meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. 

"Bisa dikatakan bahwa penyerangan ini biasa-biasa saja, masyarakat bisa jalankan terus aktivitasnya," ujarnya di Kantor Divisi Humas Polri, Selasa (2/1).

Mabes Polri: Jangan terlalu cepat simpulkan terorisme 

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  suaradewan.com

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto meminta masyarakat tidak menyimpulkan kasus pelemparan bom pipa di Polsek Bantoala, Sulawesi Selatan, sebagai tindak terorisme.

"Mungkin terlalu jauh kalau kita mengait-kaitkan bom pipa dengan itu (terorisme). Oleh sebab itu, perlu adanya pendalaman terlebih dahulu. Setelah ditemukan pasti kita akan mengecek motifnya seperti apa. Berikan kesempatan kepada Polri untuk melakukan penyelidikan mendalam," katanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (2/1).

Unit K9 diturunkan untuk melacak pelaku

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Untuk melacak keberadaan pelaku pelemparan bom pipa di Polsek Bontoala, Direktorat Sabhara Polda Sulsel mengerahkan unit K9 atau anjing pelacaknya untuk mengendus barang milik pelaku serta mengejar pelakunya.

Tim indetifikasi (inafis) Polda Sulsel juga menyusuri area halaman depan dan halaman belakang Mapolsek Bontoala tempat pelaku berhasil melarikan diri usai melempar bom molotov dini hari tadi.

Ini kronologis meledaknya bom pipa di Polsek Bontoala 

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Insiden pelemparan bom pipa ke Polsek Bontoala berawal ketika anggota jaga piket Polsek Bontoala melakukan penjagaan menjelang pergantian tahun di depan kantornya, sekitar pukul 03.15 WITA, Senin (1/1).

Berselang beberapa saat kemudian, seorang pemuda tidak dikenal datang dari arah belakang dengan membawa sebuah bom berbentuk pipa. 

Pelaku kemudian melakukan pelemparan sebanyak tiga kali yang mengarah di sudut rumah jabatan Kapolsek Bontoala.

Saat itu, Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin dan Anggota Opsnal Polsek Bontoala Bripda Yudirsan berada di kantor, pelaku kemudian melemparkan bom terus melarikan diri. 

"Awalnya, ledakan pertama tidak terlalu besar. Tetapi ledakan kedua agak keras. Saat dihampiri Kapolsek dan Bripda Yudirsan, letusan ketiga meletus dan mengenai Kapolsek luka pada jari kiri dan Yudirsan pada bagian pantat dan dirawat di RS Bayangkara," kata Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Umar Septono sebagaimana dilansir Antara. 

Kapolda: Bom diisi baut dan mur

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Umar Septono menyebukan bom pipa tersebut memiliki daya ledak lemah dan telah diisi bahan kimia. Termasuk benda logam seperti but, mur serta paku bertujuan melukai korbannya. 

"Bom yang digunakan seperti petasan kembang api, tetapi menggunakan pipa dan dilengkapi sumbu diisi paku, baut mur dan ditambahkan bahan bakar minyak jenis pertamax, ini tercium dari baunya," jelas Kapolda Umar sebagaimana dilansir Antara.

Bom pipa berdaya ledak kecil

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Umar Septono menyebutkan, aksi yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) di Polsek Bontoala, Jalan Sunu Makassar, Sulawesi Selatan, mirip dengan kejadian di Poso, Sulawesi Tengah.

"Bedanya, hanya melukai saja dan bukan membunuh ataupun menebar teror. Daya ledaknya pun kecil atau low explosive," ucap mantan Kapolda NTB ini sebagaimana dilansir Antara.

 

Kapolda Sulsel turunkan Densus selidiki pelempar bom pipa

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Umar Septono langsung menginstruksikan jajarannya untuk segera melakukan penangkapan para pelemparan bom pipa (sebelumnya disebut Molotov) dengan kekuatan daya ledak rendah (low explosive) di Kantor Polisi Sektor (Polsek) Bontoala, jalan Sunu Makassar, Sulawesi Selatan, Senin dini hari.

"Segera ditangkap, tidak butuh lama mengungkap kasus ini," tegas Umar usai mendatangi Tempat Kejadian Perkara, Polsek setempa.

Terkait keterlibatan dengan aksi teroris, kata dia, belum bisa disimpulkan karena Tim masih melakukan penyelidikan.

"Soal kelompok teroris itu, belum diketahui, nanti ya karena masih sementara diselidiki," jelasnya sebagaimana dilansir Antara

Menurutnya, bersama tim gabungan bersama Densus Anti Teror tengah melakukan penyelidikan, meski demikian pihaknya optimistis pelaku segera ditangkap, sebab sudah ada gambaran awal.

Aksi pelaku terekam CCTV

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Yusran Uccang

Aksi pelemparan bom pipa ke Mapolsek Bontoala, Makasar, tidak hanya disaksikan oleh lima orang yang juga menjadi korban. 

Namun juga terekam kamera CCTV  yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan, dari keterangan saksi dan rekaman CCTV, kemudian dicocokkan oleh pihaknya. 

"Kita bandingkan dengan keterangan saksi yang kebetulan ada saat pelaku kabur lewat belakang Polsek, itu ada saksi yang melihat. Kemudian dari hasil CCTV juga. Lalu kita jadikan satu dan bisa menyimpulkan ciri-ciri para pelaku," lanjutnya.

Meski demikian, Dicky belum bisa merinci secara jelas para pelaku. "Ini masih rahasia dan kami tidak mau bocor. Ya nanti kalau sudah ada pelakunya kira-kira siapa, tentu secepatnya kami akan rilis kembali," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, hingga kini masih kuat dugaan serangan bom molotov itu dilakukan 2 orang. Tetapi tidak menutup kemungkinan pelaku berkurang atau bahkan bertambah. 

"Tapi perkembangan ini kan bisa berubah. Bisa berkurang, bertambah, kita lihat. Ini kan Polda (Sulsel) sama Densus 88 juga masih bekerja sampai malam ini," tukasnya.

Sebelumnya, Serangan bom molotov terjadi di Mapolsekta Bontoala, pada Senin (1/1) pukul 03.30 WIB dini hari. Akibatnya, Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin dan seorang anggotanya Brigadir Yudirsan terluka akibat serpihan ledakan.

Polisi periksa lima saksi 

Linimasa Serangan Teror Kepada Polisi  ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Butut dari serangan bom pipa ke Mapolsek Bontoala, Makasar pada momen pergantian tahun, ditanggapi serius.

Saat ini, petuugas kepolisian sudah mengantongi ciri-ciri pelaku dan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi-saksi. 

Yakni Kapolsek Bontoala Kompol Rafiuddin yang menjadi korban, anggota Polsek Brigadir Yudirsan, istri Kapolsek, anak Kapolsek dan seorang warga yang melihat pelaku lari. 

"Berdasarkan keterangan saksi-saksi, sudah kita ketahui pelakunya. Bertubuh tidak terlalu tinggi tapi kurus dan mengenakan baju abu-abu," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani, Senin(1/1).

Topik:

Berita Terkini Lainnya