Gunung Sinabung Kembali Meletus, Hujan Kerikil dan Abu Selimuti Rumah Warga

Tidak ada korban jiwa dalam letusan Sinabung

Jakarta, IDN Times - Gunung Sinabung kembali erupsi di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, pada pukul 08.53 WIB. Letusan kali ini lebih besar dari sebelumnya.

1. Gunung Sinabung meletus besar

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Hujan Kerikil dan Abu Selimuti Rumah WargaBNPB

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, letusan kali ini lebih besar dari sebelumnya. Lama gempa letusan mencapai 607 detik.

"Gunung Sinabung meletus besar. Tinggi kolom abu vulkanik 5.000 meter dengan tekanan kuat dan warna kelabu kegelapan. Lama gempa letusan 607 detik," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Senin (19/2). 

Sutopo menjelaskan letusan disertai dengan luncuran awan panas sejauh 4.900 meter ke arah selatan-tenggara dan 3.500 meter ke arah tenggara timur. Sedangkan, angin bertiup ke arah barat-selatan.

"Letusan disertai dengan suara gemuruh. Ini adalah letusan terbesar selama 2018 ini," kata dia.

Baca juga: Gunung Sinabung Kembali Meletus

2. Hujan kerikil dan Abu vulkanik menyelimuti beberapa daerah di sekitar Sinabung

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Hujan Kerikil dan Abu Selimuti Rumah WargaBNPB

Menurut Sutopo abu vulkanik menyelimuti beberapa daerah di sekitar Gunung Sinabung, di antaranya Kecamatan Simpang Empat, Naman Teran, Payung, Tiga Nderket, dan Munthe. 

"Kondisi di lima kecamatan itu jadi gelap dengan jarak pandang sekitar lima meter. Selain itu, batuan kecil juga menghujani lima kecamatan itu. Hujan kerikil kecil juga masih terjadi seperti di Desa Kuta Mbaru dan Kuta Rakyat hingga pukul 10.00 WIB," papar dia.

3. Tidak ada korban jiwa dan pesawat dilarang melintasi sekitar Sinabung  

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Hujan Kerikil dan Abu Selimuti Rumah WargaBNPB

Pasca letusan tadi, kata Sutopo, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dari Oranye menjadi Merah. Artinya, penerbangan pesawat tidak boleh melintasi sekitar Gunung Sinabung karena berbahaya.

"Tidak ada korban jiwa dari letusan Gunung Sinabung. Sebab seluruh daerah berbahaya yang merupakan zona merah telah kosong penduduknya," ujar dia. 

Sementara, sebagian masyarakat dievakuasi sesaat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Namun pada siang tadi aktivitas masyarakat normal kembali, karena masyarakat sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung. 

PVMBG melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih sangat tinggi dengan status Awas. Selama hari ini dari pukul 06.00 hingga 12.00 WIB telah berlangsung satu kali gempa letusan dengan 607 detik, satu kali awan panas letusan, dengan durasi 607 detik. 

"10 Kaki awan panas guguran dengan durasi 195-792 detik, 14 kali gempa guguran, lima kali gempa hembusan, satu kali gempa low frekuensi, dan lima kali gempa vulkanik dalam," dia melanjutkan. 

Kepala BNPB Willem Rampangilei telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB melakukan pendampingan kepada BPBD Karo. Sedangkan, BPBD Karo telah melaporkan penanganan letusan Gunung Sinabung kepada Kepala BNPB. 

"Berdasarkan laporan BPBD Karo tidak ada korban jiwa. Tidak ada tambahan pengungsi. Pengungsi lama sudah ditempatkan di hunian sementara, dan sebagian mendapat bantuan sewa rumah dan lahan pertanian dari BNPB," kata dia.

4. Masyarakat membutuhkan masker dan mobil tangki

Gunung Sinabung Kembali Meletus, Hujan Kerikil dan Abu Selimuti Rumah Warga    BNPB

Sutopo menyebutkan kebutuhan korban Sinabung yang mendesak adalah masker dan mobil tangki untuk menyemprot abu vulkanik di jalan dan permukiman warga.

Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor utara-timur Sinabung. 

"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," kata dia.

Mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus, Sutopo menambahkan, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus, agar tetap menjaga kewaspadaan. 

"Karena bendungan ini sewaktu-waktu bisa jebol akibat tidak kuat menahan volume air, sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir," tutur Sutopo.

Baca juga: [FOTO] Gunung Sinabung Meletus Pagi Ini

Topik:

Berita Terkini Lainnya