Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman Dikunjungi

Bandara Ngurah Rai juga dinyatakan aman

Jakarta, IDN Times - Gunung Agung di Karangasem, Bali, kembali erupsi hari ini pukul 10.05 Wita. Erupsi disertai dengan asap kelabu tebal dengan tinggi kolom abu vulkanik sekitar 2.500 meter di atas puncak kawah, mengarah ke timur laut. 

Erupsi hanya sesaat sekitar 10 menit saja. Pascaerupsi asap putih keluar dari kawah, dan kadang disertai hembusan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12).

1. Hujan abu disertai pasir

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Sutopo menjelaskan Gunung Agung juga kemarin pukul 11.57 Wita erupsi, dengan asap kelabu tebal setinggi sekitar 2.500 meter condong ke timur laut. Hujan abu disertai pasir tipis terjadi di sekitar lereng Gunung Agung, seperti di Tulamben, Kubu.

"Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi. PVMBG (Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi) sampai saat ini masih menetapkan Gunung Agung status Awas (level 4)," kata dia. 

Status Awas ini, kata Sutopo, berlaku sejak 27 November 2017 hingga saat ini. Status Awas ini hanya berlaku pada radius 8 hingga 10 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. 

"Artinya masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di dalam radius 8-10 kilometer dari puncak kawah. Di luar area itu aktivitas dapat berjalan normal dan masih tetap aman," kata dia.

2. Tidak ada dampak kerusakan

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Menurut Sutopo tidak ada dampak kerusakan akibat kedua erupsi tersebut. Aktivitas masyarakat Bali tetap normal dan berjalan seperti biasanya. 

"Akivitas masyarakat di Bali normal. Justru banyak masyarakat di sekitar Bali menikmati erupsi. Tidak ada kepanikan di masyarakat. Saat ini masyarakat sudah teredukasi dengan cukup baik mengenai erupsi dan ancaman dari Gunung Agung," ujar dia. 

3. Masyarakat Bali tidak mudah percaya hoax

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Sutopo menyebutkan masyarakat Bali sekarang tidak mudah percaya pada hoax atau informasi menyesatkan. Semua mengacu pada PVMBG sebagai institusi yang kompeten terkait aktivitas gunungapi. 

"Adanya Pasebaya Gunung Agung yang didukung jaringan radio komunikasi melingkari Gunung Agung, menyebabkan informasi dapat cepat dan akurat sampai kepada masyarakat," kata dia.

Sutopo menjelaskan kode Vulcano Observatory Notice for Aviation (VONA) untuk Gunung Agung adalah orange. Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar dan Bandara Internasional Lombok beroperasi normal dan aman. 

4. Bandara Ngurah Rai diperkirakan aman 

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Sutopo mengatakan selama musim penghujan hingga April 2018, arah angina di Bali akan dominan ke arah timur-tenggara, sehingga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar akan aman.

5. Jumlah pengungsi 71.045 jiwa

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Sementara itu jumlah pengungsi erupsi Gunung Agung saat ini tercatat 71.045 jiwa, yang tersebar di 239 titik pengungsian. Sebaran pengungsi tersebut adalah 42.928 jiwa di Kabupaten Karangasem, 11.441 jiwa di Kabupaten Klungkung, 9.938 jiwa di Kabupaten Buleleng.

Kemudian, 977 jiwa di Kabupaten Bangli, 3.502 jiwa di Kabupaten Gianyar, 205 jiwa di Kabupaten Jembrana, 730 jiwa ada di Kabupaten Tabanan, 590 jiwa di Kabupaten Badung, dan 734 jiwa di Kota Denpasar. 

"Pemenuhan kebutuhan dasar bagi para pengungsi akan terus dipenuhi oleh pemerintah dan pemda, dibantu dari dunia usaha, NGO, relawan, dan masyarakat. Pemerintah sangat peduli dalam penanganan erupsi Gunung Agung, termasuk terhadap pariwisata Bali," tutur dia. 

6. Status Gunung Agung tetap Awas

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiIDN Times/Dok. BNPB

Menurut Sutopo, pemerintah daerah mencabut status tanggap darurat penanganan erupsi Gunung Agung dalam rangka kepentingan yang lebih besar. Pernyataan status tanggap darurat dari kepala daerah yang daerahnya sedang dilanda bencana, sesungguhnya hanyalah syarat administrasi saja. 

"Status tanggap darurat diperlukan agar ada kemudahan akses, baik pengerahan sumber daya manusia, logistik, pendanaan dan lainnya dalam penanganan bencana," kata dia. 

Baca juga: 5 Hal Ini Membuktikan Bali Sudah Aman dari Bahaya Gunung Agung 

Dengan adanya status tanggap darurat tersebut, lanjut dia, maka dimungkinkan BNPB memberikan dana siap pakai, dan Kementerian Sosial dapat mengeluarkan bantuan beras di gudang, serta Pemda dapat menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT) yang ada di APBD. 

"Namun istilah status tanggap darurat ini seringkali dimaknai kondisi yang bahaya, genting atau seperti halnya darurat sipil atau darurat militer dari wilayah tersebut. Seolah menakutkan, padahal hanya masalah administrasi saja," kata dia. 

7. Bali tetap aman dan masih bisa dikunjungi

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiIDN Times/Dok. BNPB

Untuk itulah, Sutopo mengatakan, saat ini sedang disiapkan Peraturan Presiden yang mengatur kemudahan akses dalam administrasi, bantuan logistik dan keuangan, guna terus membantu penanganan pengungsi dan dampak yang ditimbulkan erupsi Gunung Agung.

Sutopo mengimbau agar masyarakat tetap tenang. Jangan terpancing pada informasi yang meresahkan. Setiap gunungapi, apalagi berstatus Awas, pasti sering mengalami erupsi. Namun, erupsi tidak membahayakan selama berada di luar radius yang telah ditetapkan PVMBG.

"Bali aman dan normal. Jangan takut untuk berkunjung ke Bali," papar dia. Saat ini jumlah wisatawan, baik domestik maupun mancanegara terus meningkat di Bali. Ikuti semua perkembangan terkini Gunung Agung dari Magma PVMBG. Tanyakan kepada Posko Utama BPBD dan Pos Pendampingan Nasional BNPB terkait Gunung Agung," Sutopo menambahkan.  

8. Tidak sedahsyat letusan pada 1963

Gunung Agung Kembali Erupsi, Bali Tetap Aman DikunjungiIDN Times/Dok. BNPB

BMKG sebelumnya menyataan erupsi Gunung Agung yang saat ini berstatus Awas, tidak akan sebesar letusan pada 1963. Letusan Gunung Agung pada saat itu berlangsung selama satu tahun, dan mengakibatkan kolom letusan atau semburan abu vulkanik sejauh 20 km dari puncak kawah.

Sementara erupsi sekarang, diperkirakan semburan abu vulkaniknya hanya sekitar 3,5 km hingga 4 km. Dampak korban jiwa yang akan ditimbulkan oleh erupsi Gunung Agung kali ini juga tidak akan terlalu besar, karena peralatan lebih maju. Informasi dan peringatan kepada warga juga sudah lebih maju dari sebelumnya.

Gunung Agung mulai erupsi pada akhir November 2017. Erupsi pembuka tersebut membuat rekahan kawah Gunung Agung semakin besar. 

Baca juga: Pukul 11.57 Wita, Gunung Agung Kembali Erupsi. PVMBG: Semburan Asapnya hingga 2.500 meter

Topik:

Berita Terkini Lainnya