4 Bulan Belum Terima Gaji, Guru SLTA di Nabire Mogok Mengajar

Bagaimana mereka bisa mengajar dengan tenang ya?

Jakarta, IDN Times - Sejumlah guru SMA dan SMK di Kabupaten Nabire, Papua, mogok mengajar. Aksi ini dilakukan karena mereka belum menerima gaji selama tiga hingga empat bulan atau selama 2018.

1. Pembayaran gaji baru sebagian kecil

4 Bulan Belum Terima Gaji, Guru SLTA di Nabire Mogok MengajarIDN Times/Sukma Shakti

Sejatinya, sudah ada pertemuan antara perwakilan guru dengan DPRD dan Pemkab Nabire pada akhir Maret lalu. Dan pembayaran sudah dilakukan, namun baru sebagian kecil. 

“Karena belum dapat gaji, padahal sudah ada janji. Memang sebagian sudah dibayar yakni April, tapi Januari hingga Maret belum ada pembayarannya,” kata koordinator aksi mogok Peris Banjarhor, seperti dilansir tabloidjubi.com, Selasa 17 April lalu.

Gaji yang dibayarkan itu pun, kata Banjarhor, tidak diberikan utuh. Karena itu, dia mempertanyakan. “Apakah gaji benar atau dana darurat talangan,” kata Banjarhor, menambahkan. 

Baca juga: Jadi Guru Terbaik di Dunia, Perempuan Ini Menangkan Rp 13 miliar

2. Aksi mogok mengajar kedua kalinya

4 Bulan Belum Terima Gaji, Guru SLTA di Nabire Mogok Mengajarnabire.net

Aksi mogok ini merupakan kali kedua, setelah aksi pertama pada Maret lalu. Mereka menyatakan belum menerima gaji dengan lancar, padahal banyak kebutuhan yang harus mereka penuhi. 

“Ada anak yang mau kuliah dan kebutuhan lain, bahkan ada meteran listrik yang dicabut sebab tidak ada uang,” kata Banjarhor.

Yanuarius Wakei, guru SMKN 2 Nabire mengatakan, aksi mogok ini dilakukan tanpa harus turun ke jalan. “Kami mogok di sekolah masing-masing dan hari ini di SMK N 2 tidak ada guru yang datang,” kata Wakei.

Namun, ia memastikan para guru tak akan mengorbankan siswa yang menggelar ujian semester dalam waktu dekat ini. “Kami tidak ingin korbankan mereka, terutama siswa kelas tiga,” kata Wakei.

3. Mereka mendesak gaji Januari-April dibayarkan utuh

4 Bulan Belum Terima Gaji, Guru SLTA di Nabire Mogok Mengajartabloidjubi.com

Selain mogok mengajar, mereka juga memasang spanduk di sekolah-sekolah tempat mereka mengajar. Bunyi spanduk tersebut berbunyi tuntutan mereka.

“Aksi Keprihatinan, kami para guru SMA/SMK sudah 3-4 bulan tidak mendapat gaji, mulai Senin tidak bisa mengajar, terpaksa cari nafkah di tempat yang lain. Jika gaji Januari-April dibayarkan, kami akan mengajar. Siswa dan orangtua siswa mohon doakan kami,” tulis spanduk itu seperti dilansir nabire.net, Sabtu 21 April 2018.

Ketua PGRI Kabupaten Nabire JM Ramandey menyayangkan kasus ini. Menurut dia mestinya tanggung jawab guru selaras dengan haknya. Guru akan bekerja dengan baik jika gaji mereka dibayarkan. 

"Bayangkan, empat bulan tidak menerima gaji, mereka harus menafkahi dirinya sendiri atau keluarganya, apalagi ada anak dan istrinya”, tutur dia.

Ramandey berharap para pihak terkait yang mengelola gaji guru dapat lebih peka dan merespons hak guru, karena mutasi gaji guru ke provinsi sudah dilakukan sejak 2017.

4. Pemerintah alokasikan anggaran untuk guru Rp70 triliun tiap tahun 

4 Bulan Belum Terima Gaji, Guru SLTA di Nabire Mogok MengajarIDN Times/Sukma Shakti

Pemerintah melalui Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyiapkan Rp70 triliun setiap tahun untuk kesejahteraan guru di Indonesia. Anggaran tersebut dibagi dua, yakni untuk guru berstatus Pegawai Negeri (PNS) Rp62 triliun, sedangkan guru swasta yang sudah sertifikasi Rp8 triliun. 

Sementara, guru honorer di sekolah negeri sama sekali tidak mendapatkan anggaran dari Kemendikbud. Kerena itu, Pemda dituntut untuk menyiapkan rencana aggaran, karena guru honorer ini mengajar di sekolah-sekolah pemda. Alokasi Rp70 triliun itu menurut Kemendikbud sudah sangat besar. Karenanya diharapkan Pemda dapat berbagi, karena guru dan sekolah sekarang itu milik pemda.

Baca juga: Geruduk Gedung DPR, Ratusan Guru Tuntut Dijadikan PNS

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya