Bahagia Itu Sederhana, Kini Berburu “Telolet” Makin Marak di Jalanan

Sulit dipahami tapi mereka senang

Fenomena berburu suara klakson bus yang sekarang tenar dengan sebutan "telolet" di beberapa daerah sebetulnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Namun, fenomena ini tengah naik daun lagi akhir-akhir ini.

Dilansir Kompas.com, Patra, seorang sopir bus pariwisata mengatakan bahwa sejak lima sampai enam tahun yang lalu, fenomena tersebut sebetulnya sudah ada. Kebiasaan ini dilakukan banyak kalangan. Bahkan mulai dari anak-anak hingga dewasa di berbagai daerah suka melakukannya. Biasanya mereka akan mengincar bus besar karena suara klaksonnya yang khas dan nyaring.

Bahagia Itu Sederhana, Kini Berburu “Telolet” Makin Marak di JalananSumber Gambar: santuari.wordpress.com

Fenomena tersebut awalnya banyak terjadi hanya di wilayah Jawa Timur saja. Namun kemudian feonomena ini merembet ke daerah lain. Di wilayah Yogyakarta sendiri juga ada. Sebagai seorang sopir, Petra sudah paham apabila ada orang yang memasang ponsel berkamera ataupun sekadar memberikan tanda dengan tangan, bahkan meneriakinya.

Dia sama sekali tidak merasa terganggu. Sebaliknya malah senang karena mendapat perhatian. Klakson dengan bunyi telole ini merupakan klakson variasi dan bukan bawaan pabrik. Klakson variasi tersebut dijual dengan harga 1,5 juta sampai dua juta rupiah.

Baca Juga: Rumah Radio Bung Tomo Diratakan dengan Tanah, Inikah Cara Kita Menghargai Jasa Pahlawan?

Demi keamanan, kode etik untuk para pemburu klakson telolet juga diterapkan.

Bahagia Itu Sederhana, Kini Berburu “Telolet” Makin Marak di JalananSumber Gambar: kompas.com

Aktivitas para pencinta klakson telolet saat "berburu" tentunya berpotensi membahayakan keselamatan jiwa, baik itu dirinya sendiri maupun pengemudi dan penumpang bus yang direkam. Awalnya para pemburu ini hanya menghadang bus di pinggir jalan raya untuk merekam gambar bus saat melaju. Tapi tidak sedikit dari mereka yang juga mengabaikan keselamatan.

Untuk itu, ada sejumlah kode etik sederhana yang diterapkan oleh para pemburu klakson ini, antara lain adalah aturan dilarang merekam video dengan lampu flash menyala. Hal tersebut akan berpotensi bahaya bagi sopir bus yang bersangkutan. Mereka bisa kaget dan bahkan mengganggu pandangan sopir. Selain itu mereka juga dilarang merekam dengan jarak yang terlalu dekat dengan jalan raya.

Sayangnya tidak semua pencinta klakson telolet mengerti dan memahami aturan tersebut, terutama mereka yang tidak bergabung dalam wadah pencinta klakson telolet. Akibatnya, pernah ada seorang pencinta klakson telolet yang hampir tertabrak kendaraan.

Bahagia Itu Sederhana, Kini Berburu “Telolet” Makin Marak di JalananSumber Gambar: jadiberita.com

Aturan yang ketiga, mereka juga dilarang meminta sopir membunyikan klakson telolet dan lampu dim, baik secara lisan maupun isyarat kepada sopir bus. Namun aturan yang satu ini memang susah dikendalikan. Pasalnya ada sejumlah pemburu yang sudah berjam-jam mangkal, tetapi belum berhasil merekam klakson telolet. Tentunya mereka akan stress, kesal dan melakukan segala cara untuk mendapatkan yang dimau.

Selain itu, ketentuan di dalam merekam klakson telolet adalah dilarang mengganggu ketertiban di jalan raya dan juga harus mendapat izin dari orangtua. Tidak bisa dipungkiri bahwa hobi ini memang cukup membahayakan keselamatan diri maupun orang lain yang ada di jalan raya, apalagi jika hal tersebut dilakukan oleh anak-anak yang seringkali sulit mengontrol dirinya saat asyik dengan sesuatu.

 

Baca Juga: Terungkap! Ini Penyebab Ratusan Siswa SMAN 3 Semarang Tidak Lolos SNMPTN 2016.

Topik:

Berita Terkini Lainnya