Pesan Terakhir Freddy Budiman, Raja Narkoba yang Baru Saja Dieksekusi Mati

Freddy Budiman dipulangkan ke tanah kelahirannya di Surabaya, Jawa Timur

Kejaksaan Agung (Kejagung) telah mengeksekusi mati Freddy Budiman di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Sebelum berpulang untuk selamanya, Freddy sempat menitipkan pesan kepada anaknya.

Dilansir Kompas.com, Rohaniwan Hasan Makarim di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap mengatakan bahwa Freddy banyak berpesan sebelum dia meninggal. Di antaranya pesan untuk anaknya supaya jadi orang yang saleh.

Pesan Terakhir Freddy Budiman, Raja Narkoba yang Baru Saja Dieksekusi Matiaktual.com

Hasan menyebut Freddy telah pasrah menghadapi hukuman yang diterimanya. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Abdul Haris juga mengungkap kata-kata terakhir Freddy Budiman, terpidana mati asal Indonesia yang sudah dieksekusi dini hari tadi di Pulau Nusamkambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Sebelum dieksekusi, Freddy Budiman dipertemukan dengan istri dan anak-anaknya untuk menyampaikan pesan terakhir. Kemudian kepada para petugas lapas dia juga sempat mengatakan salam perpisahan.

Dia meminta maaf dan berterima kasih atas segala bantuan yang didapatkannya selama ini. Abdul mengaku tak melihat secara langsung eksekusi terhadap empat terpidana mati tersebut.

Baca Juga: Eksekusi Hukuman Mati Ternyata Tak Murah, Ini Rincian Biayanya!

Freddy Budiman, raja bisnis haram yang turun tahta.

Pesan Terakhir Freddy Budiman, Raja Narkoba yang Baru Saja Dieksekusi Matikabarterpilih.top

Sebelum Freddy Budiman dihukum mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar), berbagai upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali telah diberikan tetapi MA menolaknya.

Meski dipenjara di LP Cipinang, Freddy masih bisa mengendalikan bisnis narkobanya hingga ke luar negeri. Di dalam penjara, Freddy melakukan musyawarah jahat dengan Chandra Halim untuk mengimpor 1,4 juta pil ekstasi dari Hong Kong. Operasi disusun rapi melibatkan banyak pihak tapi aparat berhasil mengendusnya dan membongkar aksi itu pada 2013.

Dari terbongkarnya aksi Freddy mengimpor pil ekstasi tersebut, aparat mengendus ada yang berbeda dengan kamar penjara Freddy di LP Cipinang. Setelah digerebek, terungkap Freddy membuat pil ekstasi di dalam kamarnya. Berbagai perkakas dan bahan baku sabu dia dapatkan dari luar dengan menyuap para sipir penjara.

Setelah kasus ini terbongkar, Freddy segera dipindahkan ke Pulau Nusakambangan. Tapi lagi-lagi Freddy tidak kapok dan terus mengendalikan bisnis narkobanya. Bermodal Blackberry, Freddy mengoperasikan jaringannya dari dalam penjara super maximum security tersebut dengan aset mencapai miliaran rupiah.

Jenazah Freddy dipulangkan ke Surabaya.

Pesan Terakhir Freddy Budiman, Raja Narkoba yang Baru Saja Dieksekusi Matiramadan.arah.com

Tim eksekutor telah mengeksekusi empat terpidana mati di pulau Nusakambangan pada Jumat 29 Juli 2016 dini hari. Para jenazah dibawa ke sejumlah tempat terpisah sesuai dengan pesan terpidana sebelum menghadap regu tembak.

Keempat terpidana mati itu adalah Freddy Budiman (Indonesia), Seck Osmane (Nigeria), Michael Titus Igweh (Nigeria) dan Humphrey Ejike (Nigeria). Berdasarkan informasi yang dihimpun, Michael Titus Igweh akan dibawa ke PGI RS Cikini, Menteng, Jakarta Pusat. Kemudian, Seck Osmane akan dibawa ke RS Carolus Jakarta Pusat. Sementara, Freddy Budiman dipulangkan ke tanah kelahirannya di Surabaya, Jawa Timur.

Freddy juga meninggalkan pesan untuk masyarakat.

Dalam video tersebut, dia berpesan kepada orang-orang yang terlibat narkoba untuk sudah saatnya bertobat. Narkoba tidak ada hasilnya. Kemana-mana usahanya, pasti akan ditangkap. Narkoba juga membikin hancur keluarga sehingga harus dihindari.

Lebih lanjut, Freddy Budiman mengatakan pelaku narkoba yang tidak ditangkap maka akan membuat hancur keluarga dan masa depan. Seperti yang dirasakannya saat ini. Setiap kerja (bisnis narkoba), pasti tertangkap, jadi hasilnya nol, dan itu artinya Allah tidak mengizinkan.

Dia juga berpesan kepada para terpidana mati kasus narkoba saat ini untuk segera bertobat kepada Tuhannya. Freddy Budiman juga mengaku mendapat hidayah saat masih mendekam di Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, sehingga bisa mempelajari Islam.

Dia mengatakan dalam ajaran Islam yang dipelajarinya, Allah yang berhak menentukan dirinya mati atau hidup. Dia sudah dikasih waktu untuk bertobat dalam penjara. Jika dia masuk daftar eksekusi mati, dia menyatakan siap dan menganggap bahwa Allah masih mencintainya.

Baca Juga: Narkoba Digital, Sebuah Fenomena yang Kontroversial.

Topik:

Berita Terkini Lainnya