Penumpang Tewas di Dalam Pesawat Garuda Indonesia, Pihak Maskapai Klaim Tak Langgar SOP

Ini kronologi lengkapnya!

Sebuah insiden kembali menimpa salah satu maskapai penerbangan ternama di Indonesia. Kali ini pilot Garuda Indonesia GA 716 rute Jakarta - Melbourne yang terbang pada Jumat 14 Oktober 2016 diduga menyalahi prosedur penerbangan. Akibatnya seorang penumpang bernama Lukman Susanto (66) meninggal dalam perjalanan.

Penumpang Tewas di Dalam Pesawat Garuda Indonesia, Pihak Maskapai Klaim Tak Langgar SOPAndika Wahyu/ANTARA FOTO

Dilansir Kompas.com, (17/10), Garuda Indonesia membantah pilot menyalahi standar operasional prosedure (SOP) lantaran tidak melakukan pendaratan ke bandara terdekat ketika ada penumpangnya yang sakit. Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar mengatakan bahwa menyelamatkan seseorang yang kritis merupakan tugas sekaligus panggilan bagi siapapun, termasuk pilot.

Jadi tidak benar jika Garuda Indonesia mengabaikan pendaratan darurat untuk menyelamatkan penumpangnya yang sedang mengalami kondisi kritis di pesawat. Benny menjelaskan bahwa kondisi penumpang sudah sangat kritis dan karena itulah dia berpulang dengan cepat.

Baca Juga: FIFA Diminta Bersikap Tegas atas Sengketa Sepak Bola di Israel dan Palestina.

Kronologi meninggalnya penumpang di pesawat.

Penumpang Tewas di Dalam Pesawat Garuda Indonesia, Pihak Maskapai Klaim Tak Langgar SOPDewi Fajriani/ANTARA FOTO

Benny menjelaskan pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 22.30 WIB. Sekitar satu jam berselang, penumpang bernama Lukman Susanto (66) pergi ke kamar kecil. Dia mengeluh sakit di bagian dada dan sesak nafas. Istri penumpang, Lynna Jusuf, kemudian menyampaikan informasi kepada awak kabin dan meminta diberikan bantuan oksigen kepada suaminya.

Awak kabin segera melaporkan situasi ini kepada Pilot in Command (PIC) yang kemudian mengumumkan kepada seluruh penumpang apabila ada dokter atau tenaga medis yang berada pada penerbangan tersebut untuk membantu.

Saat itulah, hanya ada satu penumpang yang berprofesi sebagai perawat dan bersedia membantu. Pihaknya juga memberikan pertolongan berupa oksigen kepada Lukman lalu memindahkannya ke kursi lain agar tubuhnya dapat direbahkan. Sehingga, Lukman dapat beristirahat.

Penumpang Tewas di Dalam Pesawat Garuda Indonesia, Pihak Maskapai Klaim Tak Langgar SOPSeptianda Perdana/ANTARA FOTO

Penumpang perawat tadi kemudian membantu memeriksa Lukman dan memberikan obat pribadi yang ternyata juga dibawa penumpang tersebut. Lukman kemudian menyatakan merasa lebih baik sehingga tidak melanjutkan penggunaan oksigen.

Sekitar satu jam kemudian, awak kabin yang bertugas mendampingi penumpang tersebut menyampaikan bahwa kondisi penumpang memburuk. Melihat situasi tersebut, perawat segera memberikan bantuan pernapasan kepada penumpang.

Benny mengatakan, pilot pesawat sempat menawarkan opsi pendaratan darurat. Namun, kondisi penumpang tiba-tiba menjadi sangat kritis. Kemudian, datang salah satu penumpang yang mengaku sebagai dokter dan segera membantu memeriksa kondisi Lukman.

Namun tidak lama setelah memeriksa, dokter tersebut menyatakan Lukman telah meninggal dunia. Benny mengatakan, sesuai dengan prosedur yang ada, pilot segera melaporkan kejadian tersebut ke petugas darat melalui radio untuk mempersiapkan prosedur penanganan penumpang meninggal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Australia.

Begitu pesawat mendarat dan parkir di Melbourne, sejumlah petugas darat Garuda Indonesia beserta dengan pihak kepolisian Australia dan otoritas Bandara beserta keluarga penumpang sudah menunggu untuk dilakukan pemeriksaan.

Benny menambahkan, proses pemeriksaan dilanjutkan oleh kepolisian Australia dan otoritas yang berwenang. Menurut Benny, pihaknya telah menjalankan seluruh prosedur penanganan penumpang, baik selama penerbangan maupun setelah mendarat, sesuai dengan SOP dan ketentuan yang berlaku.

Garuda Indonesia juga mengklaim telah menawarkan bantuan kepada keluarga penumpang terkait pengurusan jenazah. Perwakilan Garuda juga sudah ikut membantu pengurusan jenazah dan mengunjungi keluarga yang ditinggalkan dalam suasana yang baik. Garuda Indonesia pun telah menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya penumpang dan kiranya keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.

Apakah Garuda Indonesia harus bertanggung jawab?

Penumpang Tewas di Dalam Pesawat Garuda Indonesia, Pihak Maskapai Klaim Tak Langgar SOPgaruda-indonesia.com

Pengamat penerbangan, Alvin Lie, mengatakan Garuda Indonesia harus bertanggung jawab atas peristiwa meninggalnya penumpang Garuda tujuan Melbourne (MEL) Australia. Alvin mengatakan pilot Garuda semestinya mengambil keputusan berhenti di bandara terdekat untuk menyelamatkan penumpang.

Menurut Alvin, sesuai aturan penerbangan ada beberapa aturan yang harus dilakukan. Pertama, apabila penumpang telah mengetahui bahwa dia menderita penyakit harus memberitahukan kepada pihak maskapai penerbangan. Namun apabila sakit datang tiba-tiba, hal pertama yang dilakukan adalah memberikan pertolongan pertama dengan obat yang tersedia.

Apabila pertolongan pertama tidak berhasil, awak kabin berhak untuk memberikan pengumuman apakah ada di antara penumpang yang berprofesi sebagai dokter. Terakhir, bila tidak ada, pilot wajib mengambil keputusan untuk berhenti di bandara terdekat untuk menyelamatkan penumpang.

Dugaan sementara penumpang ini meninggal karena serangan jantung. Menurut dia, seharusnya pada waktu tersebut, pesawat masih berada di Indonesia sehingga banyak bandara yang masih dapat disinggahi, seperti bandara di Denpasar dan Surabaya. Atau bisa kembali lagi ke Jakarta atau singgah di Darwin yang paling dekat. Tapi pilot malah memutuskan perjalanan langsung ke Melbourne tanpa berhenti.

Baca Juga: Kekuatan Ponsel NOKIA yang Jadi Becandaan Benar-benar Menyelamatkan Pria dari Peluru Nyasar.

Topik:

Berita Terkini Lainnya