Abaikan Perbedaan Agama, Pemuda Nasrani Bantu Masjid Bagikan Takjil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perbedaan agama belakangan menjadi satu hal yang dapat memecah belah kerukunan yang telah lama terjalin. Bukan salah agamanya, tetapi tingkat kedewasaan pihak-pihak yang saling mempermasalahkan perlu dipertanyakan. Pasalnya, selama ini Indonesia hidup rukun dan damai dengan segala perbedaannya. Agama, suku, adat istiadat, hingga latar belakang keluarga telah menjadi elemen yang saling melengkapi.
Berbeda dengan Yohanes Cristianto, pemuda yang memeluk Kristen sejak lahir. Bagi dia, agama bukan hal yang harus diperdebatkan, apalagi sampai memecah belah. Meski hidup di lingkungan mayoritas muslim, alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu tak pernah merasa risih atau tak nyaman. Ia dan warga justru saling tolong menolong. Kali ini, dia berbagi cerita tentang pengalamannya menjalani bulan Ramadan bersama warga muslim.
Toleransi dimulai dari hal kecil.
Yohanes memiliki cara tersendiri dalam menyikapi umat muslim yang sedang menunaikan ibadah tersebut. Bagi dia, toleransi beragama dapat dimulai dengan cara melakukan hal-hal kecil. Misalnya seperti dengan cara menghargai umat Islam berpuasa. Dimulai dari tidak makan dan minum di depan umum, terutama kalau dia tahu orang tersebut sedang berpuasa. Jika terpaksa, dia meminta izin terlebih dahulu kepada orang di sekitarnya untuk makan atau minum.
Baca juga: Inspirasi Ramadan: Meski Umat Kristiani, Aku Ikut Puasa Penuh
Baginya toleransi antar umat menjadi landasan hidup.
Editor’s picks
Tak hanya menghargai berupa tidak makan dan minum di depan umum, Yohanes juga ringan tangan bila ada warga sekitar yang didominasi umat Islam memerlukan bantuannya. Pria 27 tahun itu membantu membagi takjil di masjid dekat tempat tinggalnya selama bulan puasa. Menurut dia, hal yang terpenting adalah bukan seberapa besar atau seberapa mewah yang diberikan, tapi ketulusan dan keikhlasan hati untuk saling membantu. Bukankah berbagi satu sama lain itu indah?
Membantu membuatnya bahagia, dibanding hanya berpangku tangan.
Tak berhenti di pembagian takjil di masjid, pria yang juga bekerja sebagai karyawan bank swasta ini juga kerap membantu menyiapkan keperluan yang digunakan untuk takbir keliling saat lebaran. Dia merasa sangat bahagia dapat membantu sesama, meski berbeda keyakinan, dibandingkan harus berdiam diri tanpa melakukan suatu yang bermanfaat.
Dibesarkan dari keluarga yang menjunjung tinggi toleransi.
Baca juga: Kisah Ojek Wanita Pertama: dari Merintis hingga Buka Donasi