Ormas Berlabel Agama Peras Gereja di Bandung Senilai Rp 200 Juta

Pemerasan berkedik uang "keamanan"

Kasus diskriminasi yang mengatasnamakan agama kembali terjadi. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia (RI) Imdaddun Rahmat mengatakan bahwa banyak gereja di kawasan Bandung Raya yang menjadi obyek pemerasan.

Dilansir bbc.com, nilai pemerasan tersebut mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah. Organisasi keagamaan ini berdalih uang yang mereka pungut adalah untuk biaya pengamanan. Apabila ibadahnya di gereja tersebut ingin aman, maka mereka harus membayar ormas keagamaan tersebut.

Ormas Berlabel Agama Peras Gereja di Bandung Senilai Rp 200 Jutatempo.co

Pemerasan tersebut terungkap saat dia dan komisioner Komnas HAM lain bertemu dengan pengurus gereja di Bandung. Dalam pertemuan tersebut juga terungkap, meski sudah menyetor uang ke ormas tersebut, gangguan tetap ada dari ormas lain yang juga meminta dana pengamanan yang sama.

Banyak sekali gereja di kawasan Bandung dan sekitarnya yang menjadi obyek pemerasan dari kelompok-kelompok mayoritas. Lalu siapa yang memeras pengurus gereja? Imdaddun menegaskan bahwa pelaku-pelaku pemerasan terhadap gereja tersebut kebanyakan berasal dari organisasi massa (ormas) yang mengatasnamakan agama. Namun tidak disebutkan ormas agama yang mana. Tapi yang pasti mereka memeras secara materi. Jadi kalau ingin aman dan tidak diganggu harus membayar.

Baca Juga: Durasi Puasa di 5 Negara Ini Bisa Mencapai 22 Jam, Begini Cara Mereka Bertahan!

Modus pemerasan gereja-gereja di Bandung.

Ormas Berlabel Agama Peras Gereja di Bandung Senilai Rp 200 Jutarappler.com

Modus pemerasan yang dilakukan cukup sederhana. Gereja yang belum memiliki IMB, tapi jemaatnya sudah ingin segera beribadah, akan didekati ormas-ormas yang langsung meminta bayaran, dengan dalih jasa pengurusan izin.

Komnas HAM berharap pemerintah lokal dan aparat keamanan, Polri dan TNI bisa menindak tegas tindakan-tindakan tersebut. Aksi pemerasan semacam ini tidak seharusnya dibiarkan. Namun harus ditindak dengan tegas.

Seorang pemimpin gereja di Bandung mengaku pernah diperas hingga sekitar 200 juta rupiah oleh orang-orang yang tergabung dalam ormas berlabel agama. Kasus pemerasan semacam ini akan terus berlanjut apabila pemerintah tidak mampu bersikap tegas menghadapi kelompok-kelompok antitoleran yang main hakim sendiri.

Pengurus gereja pun mengaku menolak memenuhi tuntutan sekelompok orang itu. Permintaan itu tidak logis dan tentu tidak ada jaminan, apakah nanti pihak gereja tidak diperas lagi. Ketidaktegasan pemerintah terhadap aksi main hakim sendiri oleh kelompok intoleran ini akhirnya berbuntut pada aksi premanisme, pemerasan dan kejahatan yang lain.

Selain itu, sikap pemerintah daerah dan pusat yang membiarkan status sebagian gereja-gereja tanpa izin berdiri juga berpotensi menyuburkan praktik pemerasan. Karena itu, Komnas HAM meminta pemerintah melakukan langkah simultan untuk mendampingi pimpinan gereja untuk mengurus izinnya.

Siapa dalang di balik pemerasan ini?

Ormas Berlabel Agama Peras Gereja di Bandung Senilai Rp 200 Jutabbc.com

Salah satu ormas yang diduga terlibat pemerasan beberapa gereja di sekitar Bandung adalah Gerakan Reformasi Islam atau Garis. Kepada bbc.com, Pimpinan Gerakan Reformasi Islam, Afif Koswara membantah tuduhan pihaknya telah memeras pimpinan gereja GBKP Bandung Timur. Afif berdalih bahwa selama ini pihaknya hanya menggelar unjuk rasa di depan gereja GBKP Bandung Timur karena menuding izin pembangunan gereja ini tidak sah.

Baca Juga: 12 Jajanan Karya Anak Bangsa Ini Membuktikan Bahwa Orang Indonesia Itu Inovatif

Topik:

Berita Terkini Lainnya