Kontroversi Perkataan Nusron Wahid yang Dinilai Hina Ulama MUI, Ini Lengkapnya!

Masih tentang Ahok yang dinilai hina Al Quran

Dalam acara di sebuah stasiun televisi Indonesia Lawyer Club (ILC), pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Nusron Wahid mengkritik keputusan MUI terhadap Ahok soal surat Al-Maidah.

Dilansir Kompas.com, (12/10), salah satu yang dikritik ketua Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar itu adalah soal tabayun (mencari kejelasan) MUI, terhadap Ahok. MUI sebelumnya telah melakukan pengkajian terhadap pernyataan Ahok yang dinilai telah meresahkan masyarakat. MUI memulainya dengan isi ayat 51 surat Al Maidah.

Kontroversi Perkataan Nusron Wahid yang Dinilai Hina Ulama MUI, Ini Lengkapnya!Nabilla Tashandra/Kompas.com

MUI menjelaskan Alquran surah al-Maidah ayat 51 secara eksplisit berisi larangan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin. Ayat ini menjadi salah satu dalil larangan menjadikan non Muslim sebagai pemimpin.

MUI menilai ulama wajib menyampaikan isi surah al-Maidah ayat 51 kepada umat Islam bahwa memilih pemimpin muslim adalah wajib. Menurut MUI, menyatakan bahwa kandungan surah al-Maidah ayat 51 yang berisi larangan menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin adalah sebuah kebohongan, hukumnya haram dan termasuk penodaan terhadap Al Quran.

Berdasarkan hal di atas, menurut MUI, maka pernyataan Ahok dikategorikan: (1) menghina Alquran dan atau (2) menghina ulama yang memiliki konsekuensi hukum. MUI juga mengeluarkan rekomendasi atas pernyataan Ahok tersebut. Pemerintah dan masyarakat wajib menjaga harmoni kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

MUI meminta aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. MUI juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi main hakim sendiri.

Baca Juga: Indah Pada Waktunya, Kakek 74 Tahun Ini Nikahi Nenek Berusia 114 Tahun!

Ini pernyataan Nusron mengkritik keputusan MUI.

Kontroversi Perkataan Nusron Wahid yang Dinilai Hina Ulama MUI, Ini Lengkapnya!Nabilla Tashandra/Kompas.com

Nusron Wahid pun angkat bicara terkait keputusan MUI ini. Namun, kritikan Nusron dan gaya bicaranya di depan ulama MUI memicu perbincangan hangat di lini massa. Ustaz Yusuf Mansyur bahkan mendoakan agar Nusron tidak bersikap arogan dan menghargai ulama.

Berikut pernyataan lengkap Nusron yang mengkritik keputusan MUI:

Bapak ibu sekalian yang kami hormati. Umat islam memang biasa ramai. Ramainya umat islam itu selalu diramaikan dua hal. Kalau tidak salah paham, pahamnya salah. Selalu itu aja.

Saya ingin menegaskan di sini yang namanya teks apapun itu bebas tafsir, bebas makna. Yang namanya Alquran yang paling sah untuk menafsirkan yang paling tahu Alquran adalah Allah bukan Majelis Ulama Indonesia, bukan Ahmad Dhani, bukan Daniel Simanjuntak, saya atauapun Hamka Hak.

"Alhaqqu Mirobik" kebenaran itu datangnya dari Allah swt. Itu adalah ilmu tafsir. Yang paling tahu tentang teks adalah orang yang membuat teks itu sendiri. Dalam ilmu sastra, mas Fadli senior saya di UI ada namanya proses kreatif, yang paling tahu makna puisinya Taufik Ismail, ya Taufik Ismail. Bukan kita menerjemahkan seakan-akan.

Karena itu Kyai-Kyai saya guru-guru saya ulama saya dulu ketika memaknai Alquran saya ngaji tidak pernah mengklaim dirinya paling benar. Selalu ditutup dengan satu kalimat "Wallahu a'lamu bimurodihi". Bahwa Allah lah sesungguhnya yang paling tahu tentang maknanya bukan orang lain. karena itu kalau menjadi ulama, menjadi Kyai mengutip Alquran jangan hanya mengutip dengan surat Alquran yang terjemahan.

"Barang siapa yang belajar Alquran tanpa guru, gurunya syaitan." Multiiinterpetasi. Yang paling tahu apa yang disampaikan si Bu Yani ya si bu Yani. Guntur bebas menafsirkan, karena itu perlu tabayun malam ini dia menjelaskan, maksud saya gak seperti itu.

Yang paling tahu apa yang disampaikan Ahok di Pulau Seribu ya Ahok. Bukan orang lain. Itu ilmu tafsir, ilmu teks. Karena itu dia tabayun menjelaskan dia minta maaf tak pernah bermaksud menyakiti umat Islam, "Saya tak pernah bermaksud melakukan seperti itu." Itu dilakukan

Pertanyaan saya, saudara saya Nasir Djamil tadi mengatakan perlu tabayun, Majelis Ilama Indonesia hari ini membuat keterangan seperti itu yang katanya dijadikan lisensi, apakah sudah melakukan tabayun kepada Ahok atau memanggil Ahok? maksudnya seperti itu. Tabayun itu harus memanggil orangnya. Bukan berpendapat sendiri. Itu Tabayun.

Kontroversi Perkataan Nusron Wahid yang Dinilai Hina Ulama MUI, Ini Lengkapnya!Dwi Narwoko/Merdeka.com

Ini saya sampaikan dengan kebenaran, untuk membuktikan apa yang saya sampaikan. Saya ingin mengutip sebuah hadits nabi. Nabi pernah mengatakan, "Khoirul quruni qorni tsumma ladzina layunahum."

Sebaik-baiknya masa adalah masaku pada saat Nabi Muhammad, setelah itu masa sahabat, setelah itu masa sahabat Bani Umauyah, setelah itu masa sahabat Bani Abasiyah, setelah itu masa ulama-ulama, ulama, ulama sampai sekarang. Ini adalah derajat kebaikan.

Saya ingin bertanya, sejarah membuktikan pak Karni, tidak ngarang pada abad Bani Abbasiyah, khalifah Abbasiyah ke-16 Sultan Khalifah Al Muktadid Billah pernah mengangkat seorang gubernur namanya Umar bin Yusuf, seorang Kristen taat menjadi gubernur di Al- Anbar Irak, apakah waktu itu tidak ada surat al-maidah 51? pada zaman itu, apakah pada saat itu tidak ada ulama-ulama yang menafsirkan Al-Maida.

Mohon maaf, apakah ulama-ulama saat itu, kalah saleh kalah alim dengan ulama-ulama hari ini? Bukti kedua dari semua ayat terjemahan Alquran, hanya teks bahasa indonesia saja yang memaknai "Awliya" itu pemimpin. Bahasa inggris tidak ada.

Karena itu bapak ibu sekalian. Apa yang disampaikan Ahok tak lepas dari konteks sosial saat ini. Sebelum ahok dilantik menjadi gubernur menggantikan pak Jokowi sudah ada kok di ILC juga ini saya hadir yang mengatakan menolak Ahok menjadi gubernur pada saat itu karena juga dengan ayat ini, dan bahkan membuat gubernur tandingan.

Saya ingin mengatakan Inodnesia ini negara Pancasila, namanya negara Pancasila itu adalah hukum-hukum islam Syariat Islam harus kita hormati dalam konteks ranah privat. Tapi dalam konteks pengambilan keputusan, ada konsensus bersama yang namanya Pancasila itu.

Di dalam Pancasila sudah jelas Muslim dan non-Muslim boleh menjadi pemimpin, boleh menjadi apapun. karena itu bapak sekalian fakta mengatakan yang menggunakan ayat Al-Maidah untuk menolak Ahok di masjid-masjid ada di Youtube Youtube ada. Karena itu apa yang disampaikan Ahok sudah jelas ia menyampaikan. Apa yang disampaikan tidak bermaksud untuk melecehkah atau menistakan umat Islam apa lagi agama Islam, tidak bermaksud seperti itu. Itu sudah jelas.

Yang paling tahu omongan Ahok ya Ahok sendiri. Yang paling tahu tentang Alquran ya Allah SWT. Yang paling tahu tentang si Bu Yani yang si Bu Yani. Karena itu sekalian kalau kita ingin berpolitik sebagai negara Pancasila ayo, kita sepakat bersama-sama malam ini.

Hentikan penggunaan ayat-ayat untuk politik. Ayat Al Maidah tak ada kaitan dengan politik. Ayat Al-Maidah mufti tafsir karena multi tafsir tak usah dipakai justifikasi untuk menistakan orang, melawan orang dan sebagainya. Kita kembalikan cita-cita besar kita sebagai bangsa Indonesia. Mendirikan negara ini susah. mempertahankan negara ini jauh lebih susah karena itu negara itu tak boleh bubar hanya karena urusan seperti ini.

Yusuf Mansur menghimbau masyarakat Indonesia tidak kurang ajar pada ulama.

Kontroversi Perkataan Nusron Wahid yang Dinilai Hina Ulama MUI, Ini Lengkapnya!Laban Laisila/Suara.com

Oleh Yusuf Mansur, masyarakat Indonesia diminta untuk tidak bersikap kurang ajar kepada para ulama. Pernyataan Yusuf Mansur ini berkenaan dengan cara bicara dan sikap Nusron Wahid yang dinilai arogan, penuh amarah, dan melotot terhadap ulama dalam sebuah acara talk show yang digelar salah satu stasiun televisi swasta.

Nusron yang juga mantan ketua tim sukses Ahok dengan lantang menyuarakan pembelaannya terhadap Ahok. Dalam kesempatan itu, Nusron Wahid menyentil semua pihak yang menghakimi Ahok.

Sementara itu, berkenaan dengan penyataan Yusuf Mansur yang mengingatkan supaya masyarakat Indonesia tidak berlaku kurang ajar terhadap ulama, Nusron Wahid mengungkapkan bahwa dirinya tidaklah berbuat demikian. Dia menuturkan bahwa dirinya memang bergaya semacam itu dalam sebuah diskusi.

Nusron Wahid pun menjelaskan bahwa dirinya tidak bermaksud melotot kepada ulama. Hanya saja dirinya mengungkapkan amarahnya terhadap situasi yang terjadi sekarang ini di mana pernyataan Ahok terkait Al Maidah 51 menjadi sebuah polemik.

Baca Juga: Apa Kabar Elektabilitas Ahok-Djarot Usai Kontroversi Al-Quran?

Topik:

Berita Terkini Lainnya