Siapa yang Bertanggungjawab Jika Kendaraan Otonom Kecelakaan?

Semakin canggih teknologi, semakin besar tanggung jawabnya.

Di masa depan, perkembangan teknologi mobil akan berkembang jauh lebih pesat. Salah satunya adalah teknologi mobil self-driving atau kemudi otomatis. Pertanyaannya adalah, siapa yang akan bertanggungjawab jika mobil tersebut mengalami kecelakaan?

Siapa yang Bertanggungjawab Jika Kendaraan Otonom Kecelakaan?digitaltrends.com

Sejumlah perusahaan Asuransi dunia tengah meracik kebijakan terkait klaim untuk mobil self-driving yang mengalami kecelakaan. Menurut penelusuran Verdict.co.uk, (29/8), sebanyak 13.176 kecelakaan mobil yang tercatat di Swiss pada 2016 diperkirakan 90 persen disebabkan oleh pengemudi. Apakah keberadaan kendaraan otomatis bisa menutupi human error tersebut? Atau malah menimbulkan isu baru yang signifikan?

Semua bisa ditelusuri.

Siapa yang Bertanggungjawab Jika Kendaraan Otonom Kecelakaan?cc.com.mt

Axa, selaku perusahaan penyedia asuransi internasional melakukan sebuah percobaan untuk mencari solusinya. Ada beberapa pertanyaan yang mereka coba cari jawabannya. Di antaranya, siapa yang harus bertanggungjawab, robot atau supirnya? Dan bagaimana dengan risiko hacking yang hadir dengan memasang sebuah komputer di sebuah kendaraan?  

Axa menyiapkan satu buah mobil otonom dan melakukan sebuah uji coba. Pada percobaan pertama, mereka melihat adanya risiko cyber saat mengendarai mobil sendiri. Axa meretas sebuah mobil otonom, kemudian melumpuhkan rem dalam kondisi kecepatan penuh.

Aksi hack ini ternyata benar-benar bisa dilakukan dan membuat mobil tersebut mengalami tabrakan yang hebat. Dari sini, Axa meminta kepada perusahaan otomotif untuk membeerikan panduan yang memastikan bahwa produsen melindungi mobil dari hacking.

Dalam trial kecelakaan kedua, Axa menunjukkan bagaimana mengemudi secara otonom tidak dapat mengurangi setiap risiko kecelakaan, misalnya jika sebuah batu tiba-tiba menerobos kaca depan mobil penumpang dan mengenai tubuh mereka hingga tewas. Artinya, kecelakaan pun masih bisa terjadi meski tidak ada aksi hacking apapun.

Dalam trial kecelakaan ketiga, mereka berfokus pada etika mobil self-driving. Skenario ini melihat apa yang akan terjadi bila mobil terjebak dalam kecelakaan tidak bisa lagi dicegah. Manuver apa yang akan dilakukan mobil ini? Ini adalah skenario yang menarik dan sebetulnya bisa ditangani dini melalui teknologi sensor yang lebih baik. Dengan cara ini maka mobil otomatis akan mampu memperbaiki keselamatan di jalan secara signifikan.

Dari sini, para peneliti masih mengkaji berbagai kemungkinan kecelakaan yang bisa terjadi pada mobil otonom. Sejauh ini masih belum ada kata sepakat siapa yang akan disalahkan nantinya jika kecelakaan tersebut terjadi.

Baca juga: 8 Perangkat Keren yang Bikin Mobil Lawasmu Lebih Kece.

Ada kemungkinan produsen mobil harus bertanggungjawab menutup biayanya.

Siapa yang Bertanggungjawab Jika Kendaraan Otonom Kecelakaan?starrapid.com

Salah satu wacana menariknya adalah ada kemungkinan perusahaan asuransi bisa mengejar produsen mobil untuk menutupi biaya kecelakaan yang terjadi. Hal itu mengacu pada kecelakaan yang terjadi karena sparparts mobil yang kurang memadai.

Hal ini bahkan ditegaskan melalui rancangan Undang-undang teknologi kendaraan yang diajukan oleh pemerintah Inggris. Dalam Undang-undang itu disebut bahwa pabrikan harus bertanggungjawab atas kecelakaan yang terjadi, bukan orang yang duduk di belakang kemudi.

Hingga saat ini RUU tersebut masih belum diperdebatkan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan kedepannya nanti RUU tersebut akan menjadi masalah saat fakta di lapangan menunjukan hal-hal yang di luar dugaan.

 

Baca juga: Canggih, Begini Gambaran Mobil F1 di Masa Depan.

Topik:

Berita Terkini Lainnya