Ini Perbedaan Alexis dan Kalijodo versi Ahok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Isu mengenai hotel Alexis di kawasan Jakarta Utara yang diduga sebagai tempat prostitusi kian meruncing. Hal ini memancing Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk angkat bicara. Pasalnya, Anies Baswedan menyebut bahwa Ahok bersikap lemah terhadap tempat hiburan malam Alexis.
Dikutip Liputan6.com, (17/1), tidak terima dituduh begitu saja, Ahok pun memberikan penjelasan kenapa Alexis hingga saat ini masih juga belum ditutup. Ahok menjelaskan bahwa Pemprov DKI baru bisa menutup tempat hiburan malam apabila mereka dua kali terbukti melakukan pelanggaran penyalahgunaan narkoba.
Selain itu, Ahok juga tidak memiliki wewenang untuk menutup Hotel Alexis karena perlu bukti untuk melakukan penutupan tersebut. Ahok mencontohkan penutupan diskotek Stadium dan Mile's. Penutupan tersebut bisa dilakukan oleh Pemprov DKI karena adanya bukti yang kuat.
Pembuktian adanya prostitusi atau tidak di hotel sangatlah sulit.
Editor’s picks
Ahok juga menjelaskan bahwa indikator pembuktian adanya prostitusi dalam hotel itu lebih sulit daripada penyalahgunaan narkoba.
Baca Juga: Pilkada DKI 2017: Mitos dan Makna Nomor Pada Masing-masing Kandidat.
Karena itulah jika warga menyatakan bahwa Alexis harus ditutup karena banyak pelacuran, maka mereka juga harus bisa membuktikan hal itu. Pembuktiannya tentu saja tak semudah kasus narkoba yang cukup dites melalui darah atau air seni.
Alexis dan Kalijodo adalah dua hal yang berbeda.
Ahok juga mengungkapkan bahwa Alexis dan Kalijodo adalah dua hal yang berbeda. Di Kalijodo, Pemprov DKI punya bukti yang kuat terkait adanya praktik perdagangan perempuan. Praktik judi juga sangat marak di Kalijodo. Selain itu, Kalijodo adalah kawasan yang berdiri di jalur hijau. Sebaliknya, Alexis adalah hotel yang memiliki izin resmi untuk beroperasi.
Baca Juga: Ahok Diprediksi Kalah Telak Jika Pilkada DKI Dilakukan 2 Putaran.