Benarkah Anies-Sandi Gunakan Masjid Sebagai Mesin Politik?

Cara ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Partai Keselamatan Islam atau FIS di Aljazair

Sebuah video yang berisi ceramah seorang yang diduga  Eep Saefulloh Fatah beredar di sosial media. Dalam video tersebut, Eep yang merupakan konsultan politik pasangan Anies Baswedan-Sandiga Uno membeberkan strategi agar sang kandidat mampu mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurut dia, siapapun pemimpin yang arogan, dari agama apapun harus dikalahkan.

Benarkah Anies-Sandi Gunakan Masjid Sebagai Mesin Politik? IDN Times

Dikutip BBC.com, (5/4), Eep mengatakan bahwa salah satu strategi yang harus ditempuh oleh para relawan adalah dengan mengandalkan jaringan masjid. Langkah ini sebelumnya pernah dilakukan oleh Partai Keselamatan Islam atau FIS di Aljazair. Hasilnya FIS berhasil memenangkan pemilu pada saat itu.

Pidato yang dilakukan dimulai dengan menyerukan ketaqwaan. Selanjutnya, dilanjutkan dengan seruan-seruan politik. Namun seruan politik yang dimaksud bukan langsung menyerang seperti berucap jangan pilih si A atau jangan pilih si B.

Pihak Anies-Sandi membantah melakukan kampanye masjid.

Benarkah Anies-Sandi Gunakan Masjid Sebagai Mesin Politik? M. Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Akan tetapi, isu ini dibantah langsung oleh Vera, anggota tim pemenangan Anies-Sandi. Pihaknya menegaskan bahwa Anies-Sandi sama sekali tidak melakukan kampanye masjid. Mereka mengklaim tidak pernah melakukan kampanye politik apapun di rumah ibadah. Kalaupun datang, mereka hanya menjadi imam atau makmum biasa.

Sebelumnya, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memang beberapa kali mengunjungi masjid di Jakarta untuk menjelaskan mengenai program kerja mereka jika terpilih sebagai Gubernur, salah satunya adalah yang dilakukan Sandiaga di bulan Maret 2017. Saat itu, dia memaparkan mengenai program OK OCE kepada jemaah Masjid Jami Al Istianah, Jakarta Pusat.

Anies juga pada tanggal 2 April 2017 menemui sejumlah anggota lembaga perempuan Muslim di Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan guna menjelaskan visi-misinya untuk lima tahun mendatang jika menang dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta, Muhammad Jufri tidak menampik bahwa sejumlah kunjungan yang dilakukan kandidat berpotensi mengandung unsur-unsur kegiatan kampanye. Jika memang terbukti melakukan tindakan berpotensi kampanye, KPU tidak akan segan memberikan teguran pada paslon nomor tiga tersebut.

Baca Juga: Meski Menolak Reklamasi, Anies-Sandi Belum Tahu Solusi untuk Teluk Jakarta. 

Anies menyadari bahwa kampanye di masjid dilarang.

Benarkah Anies-Sandi Gunakan Masjid Sebagai Mesin Politik? M. Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Anies Baswedan sendiri nampaknya menyadari bahwa kampanye di masjid itu tidak boleh. Hal ini nampak saat dia datang di Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebelum memulai kampanyenya, dia bertanya terlebih dahulu kepada warga yang hadir.

Anies bertanya apakah benar tempat yang didatanginya saat ini bukan masjid? Kalau betul bukan masjid dia akan melakukan kampanye. Kalau benar masjid, dia tidak boleh kampanye karena nanti akan ditegur oleh panwas Pemilu.  Ratusan warga yang berkumpul untuk menyaksikan Anies pun langsung kompak menjawab tidak.

Baca Juga: Semoga Prabowo Gak Marah Ketika Tahu Anies Baswedan Masih "Like" Tweet Ini. 

Topik:

Berita Terkini Lainnya