Ibu ini Bagikan Kisah Sedih Bayinya yang Meninggal Karena Asap Rokok

Ada seseorang yang merokok di ruangan saat acara aqiqah berlangsung

Merokok sejatinya sudah dianggap berbahaya bagi kesehatan. Apalagi dampak buruknya bukan hanya menimpa si perokok, tapi juga orang-orang di sekitarnya, yakni perokok pasif. Pasalnya, tak hanya penyakit yang akan mengintai, tapi juga kematian.

Asap rokok bahkan kembali memakan korban. Kali ini korbannya bahkan seorang bayi yang baru saja diaqiqah. Kisah pilu ini bahkan diposting oleh orangtua korban dengan akun Facebook Fitria Indah Lestari. Bahkan sampai tulisan ini muncul, postingan tersebut telah viral dengan sudah dibagikan oleh pengguna Facebook sebanyak 44.605 kali dan mendapatkan 31.408 komentar dari Netizen yang turut berbelasungkawa.

Dalam postingan itu terlihat bagaimana Indah menumpahkan segala kenangan dan kesedihan atas kehilangannya. Ia menuliskan bagaimana gembiranya saat tahu telah hamil anak kedua sampai hari kelahiran pun tiba. Ia menuliskan seluruh kebahagiannya sampai pada tulisan:

Tak pernah sedikitpun aku berfikir akan kehilangan salah satu dari mereka. Sampai saatnya sang Ilahi menjemput putraku ke "SURGA" :') 

Dan ia pun lanjut menuliskan bagaimana awal mulanya kisah pilu itu terjadi. Berawal dari acara aqiqah anaknya, Inda tak menyadari bahwa ada yang merokok di dalam ruangan saat anaknya dibawa.

“Pagi itu, tgl 17 juli 2017 kami sekeluarga akan mengadakan pesta cukur rambut dan aqiqah untuk hafizh. Kami pun menginap dari seminggu yang lalu dirumah ibu mertuaku (acara diadakan dirumah ibu mertuaku, karna di rumahku lingkungannya terlalu sempit). Akhirnya pada malam acara itu putraku Hafizh ku bawa ke ruang tamu. Karna banyak tamu yg ingin melihat hafizh, aku terlalu sibuk dengan tamu, sampai² aku tak menyadari kalau ada orang yang sedang merokok. Awalnya hafizh baik² saja tak ada kendala. Sampai 2 hari sesudah acara itu, hafizh batuk² dan nafasnya tersendat sendat (sesak). Aku memberitahukan suamiku tentang keadaan hafizh, akhirnya aku diberikan obat batuk. Karna hafizh masih terlalu kecil, aku yang minum obatnya (saat itu aku menyusui)”, tulisnya.

Indah kemudian membawanya ke bidan tapi menolak untuk merawat anaknya. Sebab mereka takut memberikan obat kepada anak Indah yang masih bayi. Sampai kemudian Indah disarankan ke rumah sakit dan anaknya segera dilarikan ke ruang IGD.

Tepat di tgl 27 juli 2017 pukul 20.30 usia hafizh 1 bulan dan malam itu juga hafizh masuk rumah sakit :'(Ya Allah berat rasanya melihat putraku yang masih terlalu kecil masuk keruang IGD dan divonis mengalami Pneumonia berat, kalau aku bisa meminta ... Aku saja yang terkena penyakit itu daripada aku harus melihat hafizh terbaring lemah dengan infusan, oksigen, suntikan, dan lain lain :'(setiap detik, aku hanya menginginkan kabar baik yang diucapkan oleh dokter.”

Dokter pun menyarankan agar dilakukan rongent untuk mengetahui penyakitnya lebih jauh. Bayi Hafizh pun sempat dibawa ke ruang Inap sebab kondisinya dianggap membaik oleh dokter. Namun sehari berselang kondisi Hafizh memburuk dan membuatnya harus dipindahkan ke ruangan PICU. Saat itulah Indah dan suaminya mendapatkan berita buruk. Sebab dokter mengatakan bahwa hasil rongentn memperlihatkan paru-paru Hafizh dipenuhi asap.

Siang hari, tgl 29 juli 2017 aku dan suamiku dipanggil ke ruangan PICU. Dokter menjelaskan hasil rotgennya hafizh "jadi gini bu, pak ... Bayi hafizh ini mengalami pneumonia sangat berat. Ini hasil rotgennya, seharusnya paru parunya itu berwarna hitam. Tapi disini paru paru bayi hafizh hampir putih semua. Hitamnya hanya sebagian aja. Saya minta tanda tangan untuk persetujuan kalau nanti terjadi hal yang tidak diinginkan ya bu, pak". Dengan beratnya aku pun menanda tangani surat persetujuan itu.”

Pneumonia sendiri lebih dikenal dengan istilah paru-paru basah. Yakni infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Siapa pun dapat terserang penyakit ini. Namun menurut para ahli yang paling berisiko terserang adalah bayi dan anak-anak di bawah 2 tahun.

Kondisi Hafizh saat di ruang PICU pun kian memburuk. Sampai akhirnya Indah dan suaminya dipanggil dokter untuk diberitakan keadaan yang sebenarnya.

“Pagi, pukul 07.00 tgl 30 juli 2017 aku dan suamiku pun dipanggil lagi keruangan PICU. Astagfirullahal 'adzim keadaan hafizh makin memburuk dokter mengatakan bahwa denyut nadinya menurun. "bu, hafizh keadaannya makin menurun. Denyut nadi itu normalnya 90-100, tapi denyut nadinya hafizh ini 70-60 aja ga naik naik. Denyut nadi 70 kebawah itu rasanya seperti tenggorokan kita lagi di 'cekek' bu. Bayangin gimana kalo kita lagi di 'cekek'? Engap bu susah untuk menghembuskan nafas" dokter menerangkan. Ya Allah, aku hanya bisa menangis dan istigfar. Lailaha ilallahu ... Aku pun bertanya "tapi ada kemungkinan untuk sembuh kan dok?". "kemungkinannya sedikit sekali. Ibu banyak² berdoa ya untuk hafizh" ucapnya. Aku dan suamiku sudah putus asa, doa dan sholat kami panjatkan untuk kesembuhan hafizh anak kami. Hanya mukjizat dari Allah yang bisa menyembuhkannya.”

Indah bahkan mengaku tak kuasa saat melihat kondisi anaknya yang kian memburuk. Sampai kemudian ia pun memasrahkan segalanya kepada Tuhan.

Nafasnya sudah mulai tersendat sendat sampai dadanya dibantu dokter dengan di tekan tekan pakai jarinya. Matanya sudah mulai lemas dan membiru, ku elus kepalanya sambil ku bacakan doa doa agar hafizh diberikan mukjizat oleh Allah. Usahaku pun gagal, akhirnya aku menyerah dan pasrah.”

Indah bahkan sempat membisikkan sesuatu yang haru kepada Hafizh. Ia mengutarakan keikhlasannya kepada si anak bila ingin meninggalkannya. Dan tak lama berselang setelah bisikan itu, Hafizh pun meninggal dunia.

"de, kalo dd mau pergi, bunda, ayah dan semuanya udah ikhlas ko. Bobo yg tenang ya de. Bunda sayaaanggg banget sma dd hafizh" ucapku dalam isak tangis. Kucium keningnya dan tak lama hafizh pun "tiada". Innalilahi wa innalillahi roji'un. Semua menjadi sangat gelap. Duniaku telah pergi untuk selamanya. Tangis ku dan tangis suamiku meledak. Segeralah kami menghubungi keluarga kami. Pukul 10.08 wib tanggal 30 juli 2017 Hafizh telah pergi meninggalkan kami. Suara tangis tak henti dari diriku dan keluarga.

Kini, hanya doa-doa yang bisa diberikan Indah kepada anaknya yang telah berada di surga.

"Ya Allah, jika ini yg terbaik. Lindungilah hafizh, berikanlah ia tempat yang indah di surgaMu. Berikanlah ketabahan dan kekuatan untuk kami yang ditinggalkan. Amiin"

Rahardian Shandy Photo Verified Writer Rahardian Shandy

Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya