Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!

Sebelum semuanya terlambat...

Hai kamu para perempuan Indonesia. Apakah kamu sudah mengerti dirimu secara fisik ataupun batin? Pernahkah kamu bercermin dan merenung tentang dirimu di depan kaca... Melihat dirimu seutuhnya tanpa mengenakan pakaian...

Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!Sumber Gambar: gambarkaji.com

Namaku Hana. Umurku 21 tahun dan aku divonis dokter terkena kanker payudara stadium III. Aku ingin bercerita pada sahabat perempuanku, aku ingin kalian semua bisa mengerti seutuhnya tentang diri kalian. Jangan sampai terlambat sepertiku, aku tak ingin ada Hana Hana lain yang nasibnya sama sepertiku.

Aku dilahirkan normal dan menjalani kehidupanku layaknya anak perempuan biasa. Sekolah, bermain, punya teman dan punya pacar. Memang normal dan bahagia rasanya. Menginjak umur 17, aku lulus dari bangku SMA dan senang sekali akan menjadi mahasiswi, bukan murid SMA lagi. Ada perasaan penasaran, senang serta was was tentang dunia baruku. Aku bertemu banyak teman baru. Secara tidak kusadari, mereka membuat diriku semakin lupa dengan tujuan utamaku untuk kuliah, yaitu mau membuat bangga orang tuaku.

Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!Sumber Gambar: kompasiana.com

Setiap hari aku bersama teman-temanku hanya bersenang-senang. Pertama kali aku bolos kuliah aku merasa sangat bersalah dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Tapi semakin hari aku semakin liar. Setiap hari aku pulang malam, aku suka nongkrong di bar dan berkenalan dengan minuman alkohol. Semua tipe minuman aku coba dan aku selalu ingin mengulanginya lagi. Aku semakin tidak perhatian terhadap diriku sendiri. Sering lupa makan, kehidupanku semakin tidak ada tujuannya. Orang tuaku saja susah mencari di mana keberadaanku. Setiap aku pulang ke rumah aku hanya mengambil pakaian bersih dan pergi lagi.

Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!Sumber Gambar: cintalagu.com

Aku berubah menjadi Hana yang lain, bukan Hana yang punya tujuan untuk membanggakan orang tuanya…

Suatu hari, selesai mandi dan ingin cepat tidur. Aku tidak sengaja bercermin di cermin yang ada di kamarku. Aku melihat keadaan tubuhku yang telah kurusak dengan berbagai macam cairan alkohol yang sudah tidak bisa kuhitung berapa banyaknya. Aku memperhatikan tubuhku dari kepala turun dan melihat seuatu yang janggal pada payudaraku. Ini memang bukan yang pertama kali aku merasakan ada yang beda, tetapi aku kira hanya benjolan biasa. Benjolan yang semakin besar yang membuatku semakin khawatir. Setelah seminggu tidak ada perubahan, akhirnya aku memberanikan diri untuk periksa.

Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!Sumber Gambar: go4healthylife.com

Aku pergi ke salah satu RS yang ada di kotaku dan dipertemukan dengan dokter perempuan paruh baya yang sangat baik dan benar-benar mendengarkan keluhanku. Aku menceritakan tentang keluhan benjolan yang ada di payudaraku dan bu dokter sempat bertanya apakah ada riwayat kanker di keluarga aku, Akupun menjawab tidak ada. Ibu dokter itu juga bertanya, apakah aku pernah mencoba periksa SADARI? Aku pun menggelengkan kepala, mendengar namanya saja tidak pernah.

Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!Sumber Gambar: cara-alami-mengobatipenyakit.com

Aku pun bertanya apa itu SADARI. Dokter itu menjelaskan mengenai SADARI atau yang dikenal dengan pemeriksaan payudara sendiri. Lalu aku diperiksa dengan menggunakan alat yang bernama mammography. Dari hasil pemeriksaan mamography, dokter memberitahukan hasilnya padaku bahwa aku mengidap kanker payudara stadium III.

Aku sangat terkejut mendengar hasilnya, rasanya menangis sudah bukan jalan keluar lagi. Aku benar-benar terkejut dan tidak tahu harus bagaimana. Di umurku yang masih 20 tahun aku harus mengidap penyakit ini. Penyakit yang aku kenal melalui majalah-majalah wanita, dan hal ini menimpa padaku. Aku terdiam, terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh dokter.

"Apa yang harus kukatakan pada orang tuaku?"

Aku sangat kebingungan, syok dan takut. Aku takut apa yang harus kuhadapi setelah ini, aku takut untuk menghadapi ini sendiri. Aku memberanikan diriku untuk bercerita hal ini kepada orang tuaku.

Mereka terdiam... Ibuku mulai menangis dan memelukku.

Namaku Hana, Ini Ceritaku untuk Para Perempuan Indonesia: SADARI dirimu!Sumber Gambar: media.viva.id

Aku merasa menjadi anak durhaka. Aku yang punya cita-cita untuk bisa membanggakan mereka harus hilang dan tergantikan dengan penyakit yang membuat kedua orang tuaku sedih.

Kedua orang tuaku menjadi semangat dalam hidupku. Mereka berdua yang membuat aku bisa menjalani semua pengobatan yang aku lakukan. Memang, di stadium III kesempatan untuk sembuh sangat tidak banyak. Tetapi aku berusaha untuk tidak memikirkan itu. Aku berusaha semangat untuk membuat kedua orang tuaku tersenyum. Senyuman mereka yang menjadi obat terbaikku.

Mungkin aku mendapatkan ini bukan karena riwayat genetik tapi lingkungan buruk yang kualami selama beberapa tahun membuatku seperti ini. Aku ingin berbagi kisah ini untuk sahabatku perempuan di luar sana. Walaupun kalian tidak punya riwayat kanker payudara pada keluarga kalian, bukan berarti kalian tidak akan terkena. Salah satu cara untuk mengenalinya adalah dengan pemeriksaan sendiri atau yang dikenal dengan SADARI. Sering-seringlah melakukan SADARI, jika kalian kurang paham segera tanyakan ke dokter. Jangan sampai terlambat sepertiku,

Sadarlah sebelum semua terlambat…

Topik:

Berita Terkini Lainnya