Sosialisasikan Salam Kebangsaan, Kepala Unit Kerja Presiden: Salam Pancasila dan Merdeka!

Perbedaan bukan pangkal pertikaian justru menguatkan 

Jakarta, IDN Times - Saat ini, banyak dari masyarakat yang tidak mengetahui apa itu Salam Kebangsaan. Khususnya generasi muda. 

Yudi Latif, Kepala Unit Kerja Presiden bagian Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) dalam orasi wisudanya di salah satu Universitas di Tangerang mengingatkan dan memperdengarkan kembali salam kebangsaan Indonesia tersebut pada Sabtu(2/12). 

Salam ini dilakukan dengan gerakan yang sederhana. Berupa tangan kanan diangkat setinggi telinga, kelima jari dibuka rapat, lalu mengucapkan kalimat “salam Pancasila”.

Baca juga: Ini Baik dan Buruknya Kinerja Jokowi Memimpin Indonesia Versi Orkestra

Sosialisasikan Salam Kebangsaan, Kepala Unit Kerja Presiden: Salam Pancasila dan Merdeka!rimanews.com

Setelah itu, dilanjutkan dengan kelima jari disatukan dan dikepal, lalu berteriak kata “Merdeka!” dengan lantang.  

"Lima jari yang diangkat keatas, sebagai representasi dari lima sila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan Pancasila,"jelasnya. 

Kelima jari tersebut, tambahnya, diangkat dengan kondisi rapat mengingatkan bahwa Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. 

Sedangkan, kelima jari disatukan dalam satu kepalan dan meneriakkan kata “Merdeka!”, bermakna kelima sila yang ada, disatukan dan menjadi dasar yang kokoh untuk menjaga kemerdekaan Indonesia.

"Indonesia itu multirasial, multi-DNA dan itu sebabnya kita dikaruniai multi keahlian. Sehingga semua orang harus dapat merealisasikan mimpi-mimpinya,” katanya.

Sosialisasikan Salam Kebangsaan, Kepala Unit Kerja Presiden: Salam Pancasila dan Merdeka!Sumber Gambar : ditaayutias.blogspot.com

Salam kebangsaan juga mengingatkan, tambahnya, rakyat Indonesia merupakan merupakan Negara milik bersama yang dikarunai perbedaan dan kemajemukan di dalamnya. Dan ini merupakan sebuah asset yang paling mahal.

Ia juga mengatakan, Negara sudah seharusnya memiliki satu Visi, yaitu kebahagian Negara harus dipenuhi dengan memberikan kebebasan, keadilan, dan kemakmuran. 

“Perbedaan bukan pangkal pertikaian. Justru perbedaan itu yang menguatkan terciptanya ekosistem yang diferensiatif dan berkesinambungan,” katanya.

Baca juga: BEM Nasionalis: Kepercayaan Masyarakat Terhadap Legislatif Telah Luntur 


 

Topik:

Berita Terkini Lainnya