Kenapa Teror Bom Menyasar Surabaya? Ini Jawaban Kapolri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Teror mencekam Surabaya dan Sidoardjo. Minggu (13/5) pagi kemarin, serangan bom menyasar tiga gereja di Surabaya. Malam harinya, terjadi ledakan di Rusunawa Sidoardjo. Dan Senin (14/5) pagi ini, ledakan kembali terjadi, kali ini di depan Mapolrestabes Surabaya.
Rangkaian teror bom ini mendapat perhatian khusus dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Tito menggelar konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Senin (14/5). Ia memaparkan hal-hal yang menjadi pemicu teror bom yang terjadi selama bulan Mei ini.
1. Penguasa Surabaya dan anggota JAD
Pelaku ledakan 3 Gereja di Surabaya sendiri dilakukan oleh satu keluarga. Dita, diketahu sebagai kepala keluarga, menurut keterangan Tito diketahui merupakan ketua dari kelompok JAD Surabaya. Keluarga ini, Tito melanjutkan, tidak lepas dari kelompok JAD-JAT (Jemaah Anshaarud Daulah – Jemaah Anshaarud Tauhid) yan merupakan pendukung utama ISIS.
“Kenapa aksinya di Surabaya? Karena memang mereka menguasai sel ini (JAD Surabaya),” tutur Tito dalam konferensi pers.
Baca juga: [Update] Densus Tangkap 7 Orang Pelaku Bom Surabaya
2. Didesak ISIS sentral
IDN Times/Vanny El Rahman
Editor’s picks
Berdasarkan keterangan Tito, motif para pelaku melakukan bom bunuh diri bukan karena agama. Tito mengatakan ada dugaan pihak ISIS sentral juga mendesak para pelaku untuk segera bertindak.
“Ada instruksi dari ISIS sentral,” tutur Tito. Hal ini yang menurut Tito menjadi pemicu para pelaku dengan keadaan terdesak nekad melakukan aksinya. Tito juga menegaskan bahwa tindakan teror bom ini tidak ada kaitannya dengan masalah agama.
“Kelompok-kelompok ini tidak terkait sama sekali dengan masalah-masalah keagamaan,” tegas Tito.
3. Pimpinannya ditangkap
IDN Times/Vanny El Rahman
Tito mengutarakan ditangkapnya para pemimpin kelompok JAD-JAT juga menjadi pemicu serangan bom beruntun di Surabaya. Seperti diketahui Aman Abdurahman ditangkap kembali tahun lalu karena diduga keras terkait dengan perencanaan pendanaan kasus bom Thamrin di Jakarta pada awal tahun 2016.
"Kerusuhan di Mako Brimob itu tidak sekedar masalah makanan,” tutur Tito.
Baca juga: Dita Pelaku Bom Bunuh Diri Pernah Kuliah di Unair, IPK-nya 1,47