Kenali 5 Fakta Penyakit Ginjal Ini

Millennials wajib tahu, nih!

Jakarta, IDN Times - Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dengan komplikasi gagal ginjal dan kematian dini. PGK menjadi penyebab kematian ke-8 tertinggi pada perempuan dengan angka 600.000 kematian setiap tahunnya.

Hasil penelitian dari Global Burden of Dieses tahun 2010 yang lalu menyatakan penyakit ginjal kronik merupakan penyebab kematian peringkat ke-27 di dunia pada tahun 1999 dan menjadi peringkat ke-18 pada tahun 2010.

Hal tersebut berarti alih-alih tertanggulangi dan terkurangi, penyakit ginjal kronik justru semakin tinggi jumlah pengidapnya.

1. Ada ratusan penduduk Indonesia yang terkena gagal ginjal

Kenali 5 Fakta Penyakit Ginjal IniIDN Times/Margith Juita Damanik

Lebih dari 2 juta penduduk di dunia mendapatkan perawatan dengan dialisis atau transplantasi ginjal dan hanya sekitar 10% yang benar-benar mengalami perawatan tersebut. Sepuluh persen penduduk di dunia mengalami penyakit ginjal kronis dan jutaan menunggal setiap tahunnya karena tidak mempunyai akses untuk pengobatan.

Ada 2 dari 1000 penduduk Indonesia atau sekitar 499.800 penduduk menderita gagal ginjal. Dan ada 6 dari 1000 penduduk atau dengan angka 1.499.400 penduduk Indonesia menderita batu ginjal. Angka tersebut didapatkan dari Riskesdas pada tahun 2013.

Baca juga: Ternyata Penderita Gagal Ginjal Kronik Lebih Banyak Perempuan

2. Gagal ginjal lebih sering mengenai perempuan

Kenali 5 Fakta Penyakit Ginjal IniIDN Times/Margith Juita Damanik

Perempuan ternyata lebih berpotensi terkena Gagal Ginjal Kronik dibandingkan laki-laki. Namun, prevalensi gagal ginjal laki-laki lebih tinggi ketimbang perempuan. Laki-laki memiliki angka prevalensi 0,3% dan perempuan di angka 0,2%.

Terdapat 195 juta perempuan yang mengidap Penyakit Ginjal Kronik di seluruh dunia. "Perempuan mengalami banyak tantangan kesehatan, khususnya ibu hamil penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang memiliki resiko kesehatan yang tinggi baik bagi diri sendiri maupun bagi bayi dalam kandungannya," kata Dorothea Koh, General Manager Baxter untuk Singapore, Indonesia dan Filipina.

3. Triliunan rupiah dikeluarkan BPJS untuk penyakit gagal ginjal

Kenali 5 Fakta Penyakit Ginjal IniIDN Times/Margith Juita Damanik

Menurut data dari BPJS tahun 2016 yang lalu, terdapat dana sebesar Rp 2,4 triliun yang dikeluarkan oleh BPJS untuk biaya penyakit gagal ginjal. Hal ini membawa penyakit gagal ginjal menduduki peringkat ke-2 yang paling banyak menyedot dana setelah penyakit jantung.

Selain dengan BPJS, pasien kerap mendanai pengobatan penyakit gagal ginjalnya dengan dana pribadi, asuransi swasta, maupun asuransi perusahaan. Namun BPJS merupakan pilihan yang paling sering dipilih pasien.

4. Lebih banyak masyarakat pedesaan yang gagal ginjal

Kenali 5 Fakta Penyakit Ginjal IniIDN Times/Margith Juita Damanik

Gagal ginjal bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah perubahan gaya hidup yang semakin dimanjakan dan dimudahkan serta serba instan. Hal ini tentu mempengaruhi pola metabolisme tubuh dan kesehatan anggota tubuh terutama organ ginjal.

Hal menarik adalah data menunjukkan 60% penderita gagal ginjal merupakan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Padahal masyarakat kota yang lebih terkena perubahan gaya hidup yang menjadi serba instan. Hal ini terjadi ternyata karena masyarakat pedesaan cenderung lebih sulit dalam mengakses pengobatan dan juga kurang memiliki edukasi terkait dengan penyakit tersebut.

5. Gagal ginjal dapat dideteksi.

Kenali 5 Fakta Penyakit Ginjal IniIDN Times/Margith Juita Damanik

Pemeriksaan fungsi ginjal penting dilakukan untuk mengidentifikasi adanya penyakit ginjal sedini mungkin. Hal ini perlu dilakukan agar pengobatan atau penanggulangan atau penatalaksanaan yang efektif dapat diberikan.

Untuk mengetahui penurunan fungsi ginjal sejak dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah dan urin secara rutin. Adanya protein yang berlebih ataupun darah yang keluar dalam urin menjadi salah satu pertandanya.

Selain itu pengukuran fungsi ginjal terbaik adalah dengan mengukur Laju Filtrasi Glomerolus (LFG). Melihat nilai LFG baik secara langsung ataupun melalui perhitungan berdasarkan nilai pengukuran kreatinin, jenis kelamin dan umur seseorang. Pengukuran LFG ini tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi hasil estimasinya dapat dinilai melalui kebersihan dari suatu penanda filtrasi. 

Baca juga: Waspada! 7 Tanda Sepele Ini Gejala Ginjalmu Tidak Bekerja dengan Baik

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya