Nadiem Makarim: CEO yang Berkata Gak Ada Waktu Buat Keluarga itu Bohong Besar

Nadiem, Pebisnis keren yang sayang keluarga

Jakarta, IDN Times –Founder sekaligus CEO Go-jek Indonesia Nadiem Makarim mengaku tak memiliki tips khusus agar start-up menjadi sebuah "unicorn" seperti yang dilalui Go-jek.

Hingga sekarang memiliki valuasi USD 1 miliar, Nadiem mengatakan terus belajar dari kegagalan. Jatuh bangun delapan tahun dilaluinya.

Lalu apa pandangannya tentang keberhasilan, hambatan serta faktor  yang membuat Go-jek sesukses sekarang? IDN Times merangkumkan untuk kamu semua.

1. Mencari talent menjadi kesulitan nomor satu

Nadiem Makarim: CEO yang Berkata Gak Ada Waktu Buat Keluarga itu Bohong BesarM. Aji Surya/KBRI Seoul

“Mencari talent adalah kesulitan nomor satu,” tutur Nadiem. Mencari orang yang mau bekerja di bidang engineering dan design bukan menjadi hal yang mudah. Dalam perekrutan karyawan, Nadiem mengatakan akan memilih orang yang benar-benar mau bekerja untuk Go-jek

“Bukan untuk berkarier, tapi mengabdi untuk masyarakat,” kata Nadiem. Tantangan lain yang kini masih dihadapi, menurut Nadiem, adalah melayani keluhan berupa demonstrasi. “Sekarang saya sudah bisa,” katanya tersenyum.

Baca juga: LSPR-Gojek Lakukan Kerja Sama Riset Ilmiah

Nadiem mengatakan dengan satu juta mitra kerja, sedikitnya tiga puluh juta pengguna dan masiha ada ratusan merchant yang bekerja sama, membuat aturan yang menyenangkan hati semua pihak tidak mudah. “Pasti ada aja yang gak suka kalau kita bikin policy,” kata Nadiem. Hal ini sangat wajar menurut Nadiem

2. Tak ada tips khusus menjadi start-up unicorn

Nadiem Makarim: CEO yang Berkata Gak Ada Waktu Buat Keluarga itu Bohong BesarM. Aji Surya/KBRI Seoul

Nadiem mengaku tidak punya tips khusus tentang bagaimana menjadikan Go-jek start-up ‘unicorn’ seperti saat ini. “Saya tidak tahu, sorry,” katanya dengan spontan. Baginya, motivasi dalam menjalankan start-up bukan menjadi ‘unicorn’.

Menurut Nadiem, hal yang tak bisa dielakkan dalam kesuksesan bisnis seseorang adalah faktor keberuntungan. “Menyuguhkan produk yang tepat di waktu yang tepat,” kata Nadiem menyebutkan hal yang dirasa perlu.

“Timing is everything,” kata Nadiem lagi. Menjadi solusi bagi masalah besar yang dihadapi masyarakat menjadi salah satu hal yang bisa membuat start-up bertahan bagi Nadiem.

“Find the big problem,” katanya. Bagi Nadiem, masalah besar justru akan memberikan peluang yang juga besar bagi keberlangsungan bisnis.

3 . Family man, bagi Nadiem, keluarga adalah segalanya

Nadiem Makarim: CEO yang Berkata Gak Ada Waktu Buat Keluarga itu Bohong BesarIDN Times/Margith Damanik

Hal yang menurut Nadiem membuatnya selalu terjaga tetap waras adalah membagi waktu bersama teman dan keluarganya. “Teman sebelum Go-jek, ya,” katanya menekankan. Bagi Nadiem keluarga berarti segalanya. “Everything.” Jawab Nadiem singkat dan jelas.

Nadiem paham bahwa dirinya tidak bisa mencapai posisi dimana ia sekarang berdiri tanpa adanya keluarga yang mendampinginya. Keluarga bagi Nadiem adalah pondasi untuk dirinya.

“Kalau pondasinya rapuh, kita gak akan bisa berdiri,” katanya. “Saya tahu saya bisa ambil risiko di luar sana, karena saya tahu aman di sini (bersama keluarga),” tutur Nadiem lagi.

Bagi Nadiem, tidak mungkin kesuksesan di bisnis dapat diperoleh dan bertahan lama jika sebelumnya tidak ada kesuksesan di rumah.

“CEO yang bilang gak ada waktu buat keluarga itu bohong besar,” kata Nadiem. “Kalau memang gak mau kasih waktu, be honest with it. Jujur saja lebih suka kerja ketimbang sama keluarga,” tuturnya disambut tepuk tangan meriah dari mahasiswa LSPR yang hadir dalam talkshow yang diisi Nadiem.

Baca juga: Nggak Cuma Antar Makanan, Gojek Juga Bisa Melakukan 13 Hal Ini!

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya