Ditawarkan Bantuan Belasungkawa, Keluarga Mahesa: Tidak Senilai dengan Nyawa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Aksi bagi-bagi sembako dalam acara 'Untukmu Indonesia' di Monas pada Sabtu (29/4) pekan lalu menelan korban jiwa. Salah satunya adalah Mahesa, bocah 12 tahun asal Jakarta Utara.
Mahesa merupakan anak pertama dari pasangan Junaedi dan Superni. Mahesa ditemukan oleh petugas Satpol PP yang saat itu bertugas dan sempat dibawa ke Rumah Sakit Tarakan.
Seminggu setelah kejadian, pihak keluarga Mahesa memenuhi panggilan kepolisian untuk memberikan kesaksian mengenai kronologi kejadian. "Saya tidak melapor. Hanya memenuhi panggilan untuk memberi keterangan terkait kejadian," kata Junaedi (41) ayah Mahesa.
1. Mengikhlaskan kepergian Mahesa tanpa tekanan
"Saya, istri, dan keluarga besar sudah ikhlas," kata Junaedi kepada wartawan saat ditemui di Polda Metro Jaya, hari ini (5/5). Seminggu setelah kepergian Mahesa, Junaedi dan istrinya memenuhi panggilan kepolisian untuk memberikan keterangan kronologi kejadian.
Saat ditanya apakah dirinya dan keluarga ikhlas tanpa tekanan, Junaedi mengangguk mantap. "Tidak ada tekanan,"katanya lagi. Junaedi dan keluarga ikhlas melepaskan kepergian Mahesa yang diketahui turut datang ke Monas ketika acara 'Untukmu Indonesia' tengah berlangsung.
Baca juga: Miris, Ini Status Mahesa di WhatsApp Ibunda Sebelum Meninggal
2. Mendapat ucapan bela sungkawa dari berbagai pihak
Editor’s picks
Selain pihak pemerintahan, pihak panitia yang mengatasnamakan relawan juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Junaedi. "Ada perhatiannya sama keluarga kita," turur Junaedi kepada awak media.
Junaedi tidak menampik ada pihak-pihak yang datang dan menawarkan bantuan. Beberapa bahkan membuat perbandingan nominal namun tidak lantas langsung diterima Junaedi. "Banyak dari pihak-pihak lain juga menawarkan bantuan, tapi saya bilang terima kasih," kata Junaedi.
Terkait nominal-nominal yang pernah ditawarkan bagi Junaedi dan keluarga angkanya tidak akan pernah sebanding dengan nyawa buah hatinya. "Tidak ada nilainya jika dibandingkan nyawa anak saya, kan?" Kata Junaedi.
3. Sempat bertemu sang anak sebelum pergi kerja
Junaedi masih sempat bertemu dengan sang buah hati sebelum berangkat bekerja. Junaedi bahkan sempat memberikan sarapan dan uang jajan untuk Mahesa dan berpesan agar tidak pergi ke mana-mana. Namun sayangnya Mahesa terbujuk ajakan sahabatnya dan berangkat ke Monas saat ayah dan ibu nya tidak ada di rumah.
Berdasarkan penuturan Junaedi, pihak berwenang mengatakan Mahesa sampat masuk ke kawasan Monas dan sempat menerima makanan di dalam Monas. Namun pihak Satpol PP membawa Mahesa ke Rumah Sakit Tarakakan karena suhu tubuhnya sudah di atas normal dan Mahesa mengalami kejang-kejang. Mahesa dibawa saat kondisinya sudah tak lagi sadarkan diri.
Junaedi dipanggil pihak rumah sakit dan mencocokan ciri-ciri korban yang ditemukan Satpol PP dengan ciri-ciri Mahesa. Junaedi bertemu dengan jenazah anaknya di rumah sakit Tarakan malah hari (29/4).
Baca juga: Berkaca-kaca, Ayah Mahesa Kisahkan Hari Terakhir Anaknya sebelum Meninggal