Banyak Toko Konvensional Tutup, Rudiantara : Jangan Salahkan Online!

Karena zamannya emang udah berubah, sih!

Jakarta, IDN Times – Teknologi kini telah menguasai kehidupan, tidak hanya sektor komunikasi dan informasi, namun juga sektor perdagangan. Semakin hari semakin banyak e-commerce bermunculan dan menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli secara online. Hal ini tentu lebih praktis dibandingkan jika harus pergi ke toko, menawar harga, baru kemudian memutuskan untuk membeli.

Perkembangan teknologi dan kehidupan masyarakat yang semakin digital ini membuat banyak masyarakat, terutama generasi millennials dan Gen Z mulai meninggalkan pusat perbelanjaan, pasar, dan toko-toko konvensional dan berpindah ke toko online.

Akibatnya? Pertama, banyak toko, pasar, dan pusat perbelanjaan tutup dan bangkrut. Kedua, semakin banyak produk asing yang diperjualbelikan di Indonesia. Namun Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara mengatakan maraknya toko online tak bisa dijadikan kambing hitam atas tutupnya toko-toko offline.

“Jangan salahkan online,” kata Rudiantara pada acara peluncuran “Kreasi Nusantara” yang digulirkan untuk mendukung produk lokal dan kemandirian digital UMKM Indonesia. Acara ini dipersembahkan oleh Shopee untuk negeri.

1. Yang terjadi di online terjadi di offline juga

Banyak Toko Konvensional Tutup, Rudiantara : Jangan Salahkan Online!IDN Times/Margith Juita Damanik

Menurut Rudiantara, tidak benar jika online dipersalahkan atas seluruh fenomena yang terjadi. Perkembangan media yang begitu pesat merupakan salah satu bentuk tuntutan zaman yang tidak mungkin dilawan, apalagi diabaikan. “Sebetulnya bukan gara-gara online,” kata Rudiantara.

Rudiantara mengatakan maraknya barang online import yang dijual justru bukan dibeli oleh importir. “Yang melakukan transaksi di market place, itu mayoritas mereka bukan importir, mereka juga membeli barangnya di dalam negeri,” kata Rudiantara.

Menurutnya, tanpa adanya platform penjualan online pun, barang-barang asing pada dasarnya sudah banyak masuk ke tanah air. “Jangan salahkan yang online kalau barang-barang banyak yang dari luar negeri. Karena tanpa online pun memang sudah banyak barang dari luar negeri di Indonesia,” kata Rudiantara.

Baca juga: Gila! Sekarang Ada Jasa Santet yang Ditawarkan Lewat Toko Online!

2. Buka ruang untuk menjual produk lokal secara online

Banyak Toko Konvensional Tutup, Rudiantara : Jangan Salahkan Online!IDN Times/Margith Juita Damanik

Keinginan agar lebih banyak produk lokal karya anak bangsa yang dijual di pasaran, baik secara online maupun offline, bukan hanya menjadi keinginan pedagang konvensional saja, namun juga menjadi keinginan pemerintah. Menurut Rudiantara, perlu dibuka ruang ruang dan kesempatan yang lebih lebar bagi produk lokal.

“Kita harus buka kesempatan. Harus ada kebijakan keberpihakan. Harus ada keinginan untuk memberi ruang kepada UMKM Indonesia dan produk lokal,” kata Rudiantara. Ia berharap produk lokal, terutama karya UMKM, bisa masuk ke dalam platform perdagangan online.  

3. Infrastruktur TIK Indonesia akan terus dibangun

Banyak Toko Konvensional Tutup, Rudiantara : Jangan Salahkan Online!IDN Times/Margith Juita Damanik

Rudiantara mengatakan pemerintah akan terus mendukung pembangunan infrastruktur (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Indonesia. “Pemerintah terus membangun infrastruktur, tidak akan pernah berhenti,” kata Rudiantara.

Menurut Rudiantara hal ini perlu untuk dilakukan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara-negara lain. “Karena ketika kita berhenti membangun infrastruktur TIK, kita akan kalah bersaing dengan negara tetangga,” kata Rudiantara. “Justru yang harus dilakukan adalah bagaimana melakukan akselerasi.”  

Bahkan Rudiantara mematok kemajuan TIK Indonesia harus menempati peringkat kedua di ASEAN pada 2019. Kami bertekad tahun 2019 jadi yang nomor dua (di ASEAN). 4G harus sudah ada di semua kabupaten di Indonesia,” kata Rudiantara.

Baca juga: Bukan Baju Atau Sepatu, Toko Online Ini Jual Pesawat

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya