Bagaimana Nasib Bogor Jika Menerima Kiriman Sampah Jakarta?

Apakah akan sama seperti Bekasi?

Beberapa waktu lalu, DPRD Kota Bekasi bersitegang dengan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hal ini berkaitan dengan polemik sampah Jakarta yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, dianggap menyalahi aturan perjanjian yang disepakati antara Pemkot Bekasi dengan Pempov DKI Jakarta. Polemik ini menyangkut beberapa hal seperti waktu pengiriman sampah yang seharusnya malam hari, ternyata saat siang hari banyak truk sampah yang "bersliweran" sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap. Hal ini berlanjut dengan kuota sampah yang dikirim ke Bantar Gebang ternyata melebihi kuota dalam perjanjian awal.

Bagaimana Nasib Bogor Jika Menerima Kiriman Sampah Jakarta?Sumber Gambar: sabekasi.com

Tentu Pemprov DKI juga tidak dapat bertindak lebih jauh mengingat produksi sampah ibukota saat ini mencapai 6500 ton setiap harinya dan sebagian besar dibuang di Bantar Gebang, Bekasi. Tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya saat sampah tersebut tidak dapat masuk Bantar Gebang karena polemik yang belum selesai, tentu barisan truk sampah akan membuat macet dan bau yang sangat tidak sedap.

Bagaimana Nasib Bogor Jika Menerima Kiriman Sampah Jakarta?Sumber Gambar: okezone.com

Nah, karena sampah dari Jakarta yang terus meningkat, muncul wacana untuk memindahkan sebagian sampah ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Nambo yang berlokasi di kawasan Nambo, Cileungsi, Kab. Bogor. Gubernur DKI juga mengatakan sudah ada pembicaraan yang cukup intensif terkait rencana tersebut dengan Pemkab Bogor, khususnya Bupati Bogor, Nurhayati. 

TPAS Nambo ini sebenarnya juga masih dalam tahap pembangunan dan diperkirakan baru bisa digunakan pada tahun 2017. Ahok menyatakan bahwa ini hanyalah solusi jangka pendek terkait pengelolaan sampah Jakarta karena tempat pembuangan utama tetap di Bantar Gebang. Sampah yang dibuang di Nambo nantinya akan dikelola oleh PT Indocemen sebagai bahan bakar panas pengganti batu bara. Selain itu, solusi jangka panjang yang dimiliki Pemprov DKI yakni tetap membangun tempat pengelolaan sampah modern atau sering disebut dengan intermediate treatment facilities.

Bagaimana Nasib Bogor Jika Menerima Kiriman Sampah Jakarta?Sumber Gambar: depoktren.com

Lalu, adakah konsekuensi yang akan "diterima" oleh Nambo sebagai akibat menerima sampah Jakarta? Apakah akan bernasib sama seperti Bantar Gebang? Sebagai gambaran saja, awalnya Bantar Gebang hanyalah tempat pengerukan tanah dan membentuk kolam besar. Namun kini, luasnya lebih dari 108 hektar! Hal ini ditambah tinggi dari timbunan sampah ini mencapai 12 meter atau sekitar empat lantai sebuah bangunan! Tentu hal yang sangat buruk jika tumpukan sampah ini berada di area Bogor yang notabene-nya adalah kota hujan sehingga bau yang ditimbulkan saat hujan turun pasti sangat menyengat.

Selain itu, berdasarkan penelitian dari IPB pada tahun 2002 ditemukan bahwa air sumur di sekitar TPST Bantar Gebang tercemar bakteri E. Coli. Padahal beberapa rumah tangga yang bermata pencaharian sebagai pemulung Bantar Gebang tinggal di sana. Hal ini berarti air yang dikonsumsi penduduk tersebut mengandung banyak sekali zat berbahaya bagi kesehatan mereka.

Bagaimana Nasib Bogor Jika Menerima Kiriman Sampah Jakarta?Sumber Gambar: efekgila.com

Lalu, apakah Bogor siap menjadi "Bantar Gebang" selanjutnya? Tentu pengelolaaan sampah tidak dapat diselesaikan secara mandiri oleh Pemprov DKI. PT Godang Tua Jaya selaku pengelola TPST Bantar Gebang juga menyatakan bahwa akan menjadikan Bantar Gebang sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) terbesar di dunia yang mampu menghasilkan 138 Mega Watt (MW) listrik.

Tentu untuk mewujudkan hal tersebut bukanlah suatu hal yang mudah mengingat pengelolaan sampah yang baik dan modern membutuhkan energi yang besar. Jadi, sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan apabila semua pihak mendukung dan pengelolaan sampah dilakukan secara profesional, bukan?

Topik:

Berita Terkini Lainnya