Setahun Menuju Pilpres 2019, SBY Ingatkan Soal Hukum Rimba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 akan digelar 17 April 2019 atau tepat setahun lagi. Untuk itu Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan masyarakat tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
"Hari ini, 17 April 2018, tepat satu tahun sebelum pemungutan suara Pemilu 2019. Countdown Election 2019," tulis SBY dalam akun Twitter miliknya, @S.B.Yudhoyono, Selasa (17/4).
1. SBY berharap peserta pemilu bertanding secara kesatria
Dalam akun Twitternya dengan 9,9 juta followernya, SBY mengingatkan soal pelaksanaan Pemilu yang aman, jujur, dan adil.
"Semoga Pemilu 2019 (termasuk Pilpres) berlangsung aman, tertib, jujur & adil. Semoga setiap peserta pemilu bertanding secara kesatria," kata dia.
Baca juga: Pidato Lengkap SBY: This Is My War!
2. SBY meminta Pemilu tak dipenuhi intimidasi
Selain itu, Ketua Umum Partai Demokrat ini juga mengingatkan agar tidak ada kampanye hitam dengan menyebarkan berita bohong dan tidak menggoreng isu suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA), serta pembunuhan karakter terhadap para paslon.
"Semoga black campaign dan character assasination tidak menjadi-jadi. Semoga tahun ini tak dipenuhi hoax, hate speech dan intimidasi," ucap SBY.
3. Ingatkan soal hukum rimba
Editor’s picks
SBY lantas meminta kepada penegak hukum agar tidak memperlakukan hukum rimba ketika pesta demokrasi ini digelar. Dirinya juga berharap agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak disusupi agen politik.
"Semoga yang berlaku bukan 'hukum rimba'. Yang kuat pasti menang dan yang lemah pasti kalah, tak peduli salah atau benar," harapnya.
"Semoga penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan KPK) tidak 'kesusupan' agen-agen politik. Semoga intelijen juga tidak jadi alat politik," lanjutnya.
4. Bandingkan dengan Korea Utara dan Korea Selatan
Pada cuitan sebelumnya, yakni 2 April 2019, SBY sempat menuliskan soal kemelut yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Dia menulis bangsa Korea terpecah dan bermusuhan karena peperangan. Namun, bersatu dalam olimpiade musim dingin di Pyongyang dan baru-baru ini Kim Jong Un menonton konser K-Pop Korsel di Pyongyang. Menurutnya, ini merupakan tanda bakal datangnya perdamaian di semenanjung Korea.
Dia lalu menuliskan bahwa sebuah bangsa, akan rukun dan damai, jika tidak gemar dan mudah menggunakan kekerasan, permusuhan, serta hard power.
"Semoga Pemilu 2019, siapapun tak gemar dan mudah gunakan "hard power" (uang, kekuasaan, sentimen agama dan etnis) yang lampaui batasnya," pesannya.
Baca juga: Begini Pujian Jokowi Kepada SBY dan AHY di Rapimnas Demokrat