Jika Pilpres Hanya Diikuti Jokowi, Yusril Ihza : Kami Akan Memilih Kotak Kosong

PBB memilih menjadi oposisi ketimbang mendukung Jokowi

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra memprediksi bursa pemilhan presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019 mendatang hanya akan diikuti dua pasangan calon. 

"Yang nampak di mata saya adalah calon tunggal atau mungkin dua paslon, mengulang pemilu 2014. Kecuali muncul poros ketiga," kata Yusril saat penetapan nomor urut di Kantor KPU, Selasa (6/3) malam.

1. Jika Pilpres hanya diikuti satu paslon, Yusril mendukung kotak kosong

Jika Pilpres Hanya Diikuti Jokowi, Yusril Ihza : Kami Akan Memilih Kotak KosongAntara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Namun, jika yang terjadi Pilpres hanya diikuti oleh calon tunggal petahana alias Joko Widodo, maka Yusril lebih baik berkampanye mendukung kotak kosong. 

"Kalau misalnya calon tunggal ya, barang kali PBB akan kampanye untuk dukung kotak kosong. Dan akan menjadi kekuatan oposisi utama dalam republik ini untuk ke depannya, itu lebih penting bagi kami," ungkap Yusril.

Baca juga: Diajak Bentuk Poros Baru, PKB: Kami Nyaman dengan Koalisi Jokowi

2. Jadi leader oposisi

Jika Pilpres Hanya Diikuti Jokowi, Yusril Ihza : Kami Akan Memilih Kotak KosongAntara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Yusril juga mengatakan belum memikirkan lebih jauh akan merapat ke poros mana saat Pilpres 2019. Yang pasti nantinya PBB akan menjadi partai oposisi pemerintah.

"Jelas warna PBB seperti apa, jangan tergoda pada kekuasaan, lebih baik berpikir jauh ke depan menyelamatkan bangsa dan negara," kata dia menegaskan.

3. Akan berkoalisi dengan Gerindra, PKS, PAN, hingga Demokrat

Jika Pilpres Hanya Diikuti Jokowi, Yusril Ihza : Kami Akan Memilih Kotak KosongAntara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Sementara itu berbicara mengenai koalisi, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor mengungkapkan semula partainya ingin mencalonkan Yusril sebagai calon presiden. Namun, tak bisa karena terbendung undang-undang dan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). 

"Kalau undang-undangnya itu MK ya beliau (Yusril) nggak bisa maju. Maka, artinya, lebih baik membuat poros baru berkoalisi dengan partai-partai yang lain," ujar Afriansyah Noor saat dikonfirmasi, Rabu (7/3). 

Afriansyah membeberkan PBB membuka koalisi dengan sejumlah partai seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), hingga Partai Demokrat. Namun, tak menutup kemungkinan PBB membuat koalisi sendiri.

"(Sebenarnya) kami gak mikir koalisi, kami pikirkan diri kami sendiri, kenapa kami harus koalisi dengan Gerindra, PKS, atau partai lainnya kalau memang kami bisa membentuk fraksi sendiri?" tandasnya.

Baca juga: Pilpres 2019: Bakal Ada 3 Poros Partai, Seperti Apa Formasinya?

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya