Gubernur Bali: Pengungsi Gunung Agung Butuh Bantuan Logistik

Mari kita membantu saudara kita

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bali Made Mangku Pastika, membantah pemberitaan yang menyebut Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengeluarkan hujan batu sejak Selasa (28/11) sekitar pukul 15.00 Wita.

Menurut Pastika, kondisi Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik.

"Tidak ada hujan batu, itu hoax. sampai saat ini kondisi Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik paling tinggi 4000 meter. Lalu angin bertiup ke arah barat daya yang membuat bandara ditutup," katanya saat melakukan video conference bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, di Medan Merdeka, Jakarta, Selasa (28/11).

Baca juga: Erupsi Gunung Agung Masih Terjadi, Bandara Ngurah Rai Kembali Ditutup 

Gubernur Bali: Pengungsi Gunung Agung Butuh Bantuan Logistik ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Pastika mengatakan, sejauh ini pihaknya telah mengevakuasi 40 ribu masyarakat Bali dari 22 desa yang terkena dampak erupsi. Mereka, ujar Pastika, telah diungsikan ke 217 titik yang ada di Kabupaten di Bali.

"Bupati, Camat, Kepala Desa, Tokoh Adat, anggota Polri dan TNI sudah berada di titik-titik pengungsian. Dan secara berangsur pengungsi bertambah terus," ucapnya.

Saat ini, pihaknya telah menjadikan bangunan umum sebagai lokasi pengungsian. Pastika belum ada rencana membuatkan tenda karena bangunan umum masih cukup menampung pengungsi.

Gubernur Bali: Pengungsi Gunung Agung Butuh Bantuan Logistik ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Pada kesempatan ini, dia memastikan pengungsi dalam keadaan baik. Pihaknya bersama dinas kesehatan, satuan TNI dan Polri turut membantu mengurus kesehatan para pengungsi. 

"Hari ini kondisi pengungsian juga relatif tenang, karena status awas sudah disampaikan sejak pagi hingga siang. Dan masyarakat juga menjadi lebih tertib, persiapan pun lebih baik menuju pengungisian," ucapnya.

Sejauh ini, Pastika telah menyalurkan bantuan logistik berupa beras, makanan instan, dan telur sebagai kebutuhan pangan para pengungsi.

"Mereka masak sendiri karena kita bagikan kompor gas. Lalu ada dapur-dapur darurat lapangan juga sudah disiapkkan oleh Kodam," tuturnya.

Butuh bantuan logistik

Gubernur Bali: Pengungsi Gunung Agung Butuh Bantuan Logistik ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Jika pengungsi mencapai 70 ribu orang, Pastika mengatakan pihaknya membutuhkan dukungan logistik  dari Pemerintah Pusat.

Pihaknya kemudian merincikan bantuan tersebut, diantaranya 25 ton beras perhari, uang untuk lauk pauk Rp10 ribu per orang per hari (total Rp700 juta per hari), bahan bakar minyak (BBM) sekira 1ton perhari untuk keperluan mengatur jalur logistik, peralatan tambahan akomodasi, terpal, matras, selimut, kompor dan peralatan masak lainnya. 

"Disamping itu, kami juga memerlukan MCK darurat dan alat water treatment karena sungai semakin keruh, air hujan juga tidak bisa diminum karena mengandung debu. Jadi kami perlu water treatment, tempat menyimpan air dan mobil tanki," pintanya.

Gubernur Bali: Pengungsi Gunung Agung Butuh Bantuan Logistik ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Kini, Pemerintah Provinsi Bali telah bekerjasama dengan Bandara dan maskapai penerbangan terkait wisatawan yang akan berangkat atau menuju ke bali.

Untuk itu, dia memerlukan tambahan akomodasi lain, mengingat bandara Ngurah Rai ditutup untuk sementara.

"Kami memerlukan dukungan berupa 60 bus sehari untuk seminggu, guna membawa penumpang menuju Surabaya atau Jakarta. Kalau mungkin kapal angkutan dari Benoa ke Surabaya, cukup satu kapal karena sebagian besar calon penumpang ingin naik bus," ujarnya.

Gubernur Bali: Pengungsi Gunung Agung Butuh Bantuan Logistik ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Dia pun berharap imbauan ini dapat ditindaklanjuti dengan baik oleh pihak terkait demi kenyamanan masyarakat Bali yang kena dampak.

"Hal-hal yang berkaitan dengan penerbangan terkontrol baik, bandara dan airlines bekerja sama tiap 6 jam untuk melihat dan kordinasi ketat dengan BNPB BPBD dan vulkanologis," pungkasnya.

Baca juga: Lahar Dingin Gunung Agung Mengalir ke Sungai, Sutopo: Waspada

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya