Begini Jeritan Hati Mantan Narapidana Teroris Setelah Keluar Lapas

Mereka ingin kembali diterima masyarakat

Jakarta, IDN Times - Untuk pertama kalinya mantan narapidana terorisme bertatap wajah dengan para korban bom yang pernah mereka ledakan. Pertemuan tersebut berlangsung di acara 'Silaturahmi Kebangsaan NKRI' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/2). 

Dalam kegiatan ini, mantan narapidana dipersilahkan untuk menyuarakan hatinya.

1. Ingin kembali ke masyarakat

Begini Jeritan Hati Mantan Narapidana Teroris Setelah Keluar LapasIDN Times/Linda Juliawanti

Ali Fauzi, terpidana bom bali satu, mengatakan saat ini banyak narapidana teroris yang telah pro-NKRI. Mereka ingin bisa kembali diterima masyarakat jika masa hukuman mereka telah berakhir. 

"Saya saudara Mas Amrozi dan Ali Gufron juga adik terpidana seumur hidup mas Ali Imron, ada keluarga saya, paman saya ponakan saya lebih dari 10 menghadapi vonis. Saya sendiri kemudian tersangkut masalah di Filipina Selatan. Saya tak mau memendam dendam berkepanjangan. Saya mohon dukungan dan dorongan semua pihak bisa bangkit dari keterpurukan dan menerima saya kembali," kata Ali saat ditemui usai kegiatan di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2).

Baca juga: Curhatan Korban Teror Bom: Dari Cacat Seumur Hidup Hingga Trauma

2. Berharap rekan-rekannya mendapat remisi

Begini Jeritan Hati Mantan Narapidana Teroris Setelah Keluar LapasIDN Times/Linda Juliawanti

Pada kesempatan ini, dia juga bercerita mengenai rekannya yang masih berada di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) di Indonesia. Menurutnya, kasus kawan-kawannya tak pernah mendapat titik terang, sekalipun telah dipenjara belasan tahun lamanya.

"Ada sodara saya namanya Abas alias Usman, sudah 18 tahun di penjara Nusakambangan bom kedutaan Filipina, kakak saya (Ali Imron) sudah 16 tahun, teman saya Mubarok Abdul Romli Sawat juga sudah 16 tahun, serta masih banyak lagi. Mereka progres perkembangan kasusnya sepertinya buntu," kata dia.

Ali juga berharap agar rekan-rekannya yang masih berada dalam lapas agar segera mendapat remisi. Sebab, dia yakin keluarga dan teman-temannya sudah pro-NKRI. 

"Kepada Pak Menko Polhukam (Wiranto) saya minta agar didorong kakak saya, sahabat saya yang sekarang saya pastikan sudah pro NKRI agar bisa dapatkan remisi, dapatkan grasi, saya pikir mereka di luar akan lebih bermanfaat dan bisa dijadikan duta perdamaian untuk Indonesia," imbuhnya.

3. Minta kasus terorisme diselesaikan secara menyeluruh

Begini Jeritan Hati Mantan Narapidana Teroris Setelah Keluar LapasIDN Times/Linda Juliawanti

Lebih lanjut, Ali berpendapat bahwa kasus terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang harus diselesaikan secara menyeluruh. 

"Saya sepakat terorisme masuk extraordinary crime, upaya untuk penanggulangan saya yakin akar terorisme tak tunggal saling terkait karenanya penanganannya tidak boleh tunggal harus banyak aspek lebih dan metodologi," kata dia. 

4. Minta pekerjaan

Begini Jeritan Hati Mantan Narapidana Teroris Setelah Keluar LapasIDN Times/Linda Juliawanti

Ali juga meminta kepada Menteri Ketenagakerjaan Hanafi Dhakiri, agar diberikan pelatihan untuk para mantan narapidana dalam naungan Yayasan Lingkar Perdamaian di Lamongan yang dia pimpin. Menurutnya para mantan narapidana teroris tak butuh uang tunai. Sebaliknya, mereka kini membutuhkan pekerjaan.

"Kami harap Menaker dapat mendaur ulang mantan napi terorisme, ada banyak mantan napi di Lamongan, kami mencarikan kerja mereka. Mohon kami didorong ada pelatihan, kami tak butuh setiap hari mendapatkan ikan berilah kami kail dan jala agar kami bisa ambil ikan itu sendiri," ucap Ali di hadapan para Menteri yang hadir.

4. Berharap bisa sekolah lagi

Begini Jeritan Hati Mantan Narapidana Teroris Setelah Keluar LapasIDN Times/Linda Juliawanti
Selain itu, Ali menyampaikan permintaannya kepada Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, yaitu ingin bersekolah kembali. Sebab, setelah keluar dari penjara, masyarakat memandangnya rendah seperti dia menganalogikan sebagai ulat. 

"Saya dulu dianggap sampah  yang tak beguna tapi kemudian bisa move on. Saya bisa kemarin jadi ulat ada proses metamorfosis saya dianggap kemudian mampu jadi kepompong, jadi kupu-kupu dan anak kita semua tak takut sama kupu-kupu karenanya harapan saya daur ulang daur ini terus dilakukan terus diulang," ujarnya.

Untuk diketahui, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mempertemukan 124 narapidana teroris dengan 51 korban aksi teror. Pada kesempatan ini diadakan dialog singkat dengan pemerintah. Hadir dalam kesempatan ini, Menkopolhukam Wiranto, Mensos Idrus Marham, Menristek Dikti Mohamad Nasir, dan Menaker Hanif Dhakiri.

Baca juga: Wiranto Jamin Hak Mantan Pelaku dan Korban Teror Terpenuhi

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya