Begini Alur Barter Dolar untuk Keponakan Novanto di Kasus E-KTP

Barter dolar ini cukup rumit

Jakarta, IDN Times - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan Yuli Hira, komisaris perusahaan money changer PT Berkah Langgeng, yang sebelumnya menjadi rekanan perusahaan PT Inti Valutama Sukses. 

PT Inti Valutama Sukses, melalui Wakil Managernya Rizwan atau Iwan, menjadi perantara yang diduga 'barter' dolar dengan keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo.

1. Yuli mengakui terima uang dari Johannes Marliem

Begini Alur Barter Dolar untuk Keponakan Novanto di Kasus E-KTPIDN Times/Linda Juliawanti

Dalam persidangan tersebut, Yuli mengaku uang dolar untuk Irvanto ternyata berasal dari Johannes Marliem, melalui perusahaan Biomorf Mauritius dan PT Biomorf Lone Indonesia.

Hal ini diketahui Yuli usai menerima transfer uang USD2,6 juta, di mana tertulis rekening tersebut merupakan milik perusahaan Biomorf Mauritius milik Johannes Marliem. Uang itu selanjutnya diteruskan ke Irvanto.

"Saya tahu dari pas di KPK kalau uang dari Biomorf," jawab Yuli saat menjadi saksi sidang untuk terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (11/1).

2. Yuli hanya dimintai bantuan oleh Rizwan

Begini Alur Barter Dolar untuk Keponakan Novanto di Kasus E-KTPIDN Times/Linda Juliawanti

Yuli mengaku dirinya tidak mengenal, apalagi berhubungan langsung dengan Irvanto. Ia hanya dimintai bantuan oleh Rizwan, seorang manager perusahaan money changer yang didatangi Irvanto untuk barter dolar tersebut. Irvanto disebut ingin mengirim uang dolarnya dari Singapura ke Jakarta. 

Yuli juga mengaku sempat dikabari Rizwan bila ada orang yang ingin mentransfer dolar dari luar negeri. Rizwan meminta bantuan Yuli untuk mencarikan dan memberikan pinjaman rekening di Singapura dengan imbalan Rp40 untuk setiap dolar yang dibarter. Namun, Rizwan tidak memberitahu Yuli asal uang itu dari siapa.

"Iwan (panggilan Rizwan) bilang ke saya ada transfer ada klien mau jual dolar Singapura dan saya kasih rekening. Kalau masuk saya dikasih cash," kata Yuli.

Baca juga: 3 Kebohongan Setya Novanto dalam Insiden Tiang Listrik Versi KPK

3. Barter dolar biasa dilakukan di Singapura

Begini Alur Barter Dolar untuk Keponakan Novanto di Kasus E-KTPIDN Times/Linda Juliawanti

Hakim mempertanyakan barter dolar yang aneh itu dan menanyakan Yuli apakah dirinya tidak curiga atas transaksi tersebut. Sebab, dolar itu ditukar-tukar atau dibarter dengan proses yang rumit. 

"Kok dolar dari sana ke sini tukarnya dolar juga. Kenapa gak kepikiran, ada apa ini?" tanya hakim.

"Sudah biasa kalau di Singapura," jawab Yuli. 

Yuli mengaku memberikan beberapa pilihan nomor rekening kepada Rizwan. Tapi rekening itu ada juga yang bukan miliknya.

Sementara, karyawan PT Berkah Langgeng, Nunuy Kurniasih, yang juga dihadirkan di persidangan mengaku mengetahui uang dolar itu dari Biomorf karena sebelumnya dia pergi ke Singapura, untuk melakukan print out sirkulasi rekeningnya.

4. Catatan 'barter' dolar berbeda

Begini Alur Barter Dolar untuk Keponakan Novanto di Kasus E-KTPIDN Times/Linda Juliawanti

Berdasarkan data catatannya, pihak Berkah Langgeng menerima transferan dengan total USD2,55 juta yang dikirim tiga kali--tahap pertama USD1 juta, tahap kedua USD1 juta, dan tahap ketiga USD550 ribu.

Data catatan milik PT Berkah Langgeng itu berbeda dengan catatan Manager Inti Valutama Sukses Money Changer, Rizwan yang berjumlah USD2,62. 

Antara data Nunuy dan Rizwan itu belum bisa memastikan karena akan dicek ulang datanya. Sebab menurut mereka peristiwanya sudah cukup lama, yakni 2012.

Kendati, hakim melihat ada kejanggalan hal itu. Kemudian setelah dicecar pertanyaan oleh hakim dan pengacara Novanto, akhirnya ketiga saksi itu membantah mengetahui asal uang yang dimintakan barter dari Irvanto.

Dalam surat dakwaan Setya Novanto, pemberian fee ke dirinya diambil dari bagian pembayaran PT Quadra Solution kepada perusahaan Biomorf Mauritius dan PT Biomorf Lone Indonesia. 

Uang itu kemudian ditransfer ke rekening Made Oka Masagung di Singapura, dan diteruskan ke Setya Novanto. Jaksa KPK menyebut, seolah-olah pengiriman uang tersebut merupakan pembayaran PT Quadra Solution kepada Biomorf Mauritius atau PT Biomorf Lone Indonesia.

Baca juga: Setya Novanto Ajukan Justice Collaborator, KPK: Kami Pertimbangkan

Topik:

Berita Terkini Lainnya