Bobotoh Ricko Meninggal Dunia, Sepakbola Indonesia Kembali Berduka

Semoga kejadian yang menimpa Ricko ini adalah kejadian terakhir di sepakbola Indonesia.

Sepakbola Indonesia kembali berduka, setelah sebelumnya sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit Santo Yusuf, Kota Bandung, akhirnya Ricko Andrean Maulana salah satu supporter Persib Bandung mengehembuskan nafas terakhrinya.

Gegar otak akibat pukulan benda tumpul dikepalanya ditenggarai menjadi sebab utama Ricko akhirnya meninggal. Ricko menghembusakan nafas terakhirnya kamis 27/7/2017 pada pukul 10.10 WIB seperti yang dirilis oleh Kompas.

Ricko sendiri sebelumnya diketahui menjadi korban salah sasaran bagi suporter Persib sendiri, dikala dia ingin melerai supporter Persija yang dikeroyok oleh supporter Persib, malahan dia dikira membela dan bagian dari suporter Persija. Tanpa ampun Ricko yang berniat baik tersebut akhirnya dikeroyok  dan akhirnya seperti ini.

Kepergian Ricko jelas menyisakan duka yang sangat mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, hal ini juga dirasakan oleh keluarga besar Persib dan tentunya bagi seluruh insan sepakbola Indonesia.

PSSI sebagai regulator utaman persepakbola di Indonesia tidak boleh hanya tinggal diam melihat kejadian ini. Kehadiran suporter memang diperlukan untuk sebuah tim. Sebagai penyemangat juga sebagai salah satu sumber penopang keuangan klub (penjualan tiket maupun pernak – pernik klub).

Tetapi harus dibedakan juga supporter yang memang cinta kepada sepakbola atau supporter yang cinta kepada keributan. Menjadi supporter hanya untuk bisa pamer gagah – gagahan. Niat dari rumah bukan menikmati pertandingan bukan juga memberi semangat timnya. Tetapi niat dari rumah memang sudah ingin mencari gara – gara mencari supporter lawan untuk diejek, dipukul bila perlu dikeroyok.

Standar pengamanan baiki di dalam stadion maupun di sekitar stadion harus ditingkatkan. Para pembuat onar segera diciduk, mereka yang terlihat dari awal sudah berlaku sebagai provokator lebih baik langsung diamankan. Tidak perlu menunggu lama. Aparat keamanan harus lebih meningkatkan standarnya guna mencegah kejadian ini terjadi lagi.

Para pentolan – pentolah supporter harus diberi arahan bahwa tindakan berlebihan dari mereka akan merugikan klub. Bila perlu sebelum pertandingan antar kepala supporter diketemukan dulu, atau barangkali selama pertandingan mereka di dudukan saling berdampingan.

Apabila tuan rumah tidak bisa menjamin keamanan,baik pemain dan pendukungnya, serta tidak bisa mengendalikan supporternya sendiri, maka lebih baik, laga kandang tersebut dipindah ketempat lain yang netral atau tetap berlangung disana namun dengan penonton dikosongkan. Dengan hal ini para supporter diharapkan bisa sadar lalu memperbaiki tingkah lakunya. Klub yang mereka idolakan malah dirugikan dengan sikap mereka. Edukasi dan pendekatan terus – menerus memang harus dilakukan guna membentuk supporter yang bertanggungjawab.

Untuk kasus Ricko sebaiknya aparat keamanan juga mencari tau siapa dalang pelaku pengeroyokan tersebut, keadilan dan hukum tetap harus ditegakkan seadil - adilnya, selain untuk memberi efek jera pada pelaku hal ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi supporter di daerah lain, bahwa tindakan anarki akan merugikan semua pihak, termasuk dirinya sendiri.

Ricko memang telah pergi meninggalkan kita, mungkin itu jalan terbaik baginya daripada harus terus menanggung beban sakit yang teramat sangat, tetapi semangatnya dalam mendukung tim kesayangannya, juga semangatnya untuk melindungi sesama supporter walaupun itu supporter lawan harusnya tetap hidup.

Ricko layak mendapatkan penghormatan dari semua insan sepakbola di Indonesia. Dan yang terpenting adalah semoga kejadian yang menimpa Ricko ini adalah kejadian terakhir di sepakbola Indonesia.

Damailah supporter Indonesia, maju terus sepakbola Indonesia!

 

leonardi Photo Writer leonardi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya