Dalam Seminggu, Ada 4 Pengungsi Gunung Agung yang Wafat Karena Sakit

Sementara belasan lainnya terserang tomcat

Laporan langsung koresponden IDN Times di Bali

Terhitung sudah delapan hari –sejak Kamis (21/9) sampai Jumat (29/9)–  warga terdampak erupsi Gunung Agung masih bertahan di tempat pengungsian, khususnya Kabupaten Klungkung. Bahkan, Rabu (27/9) lalu terdapat 2 pengungsi yang meninggal di RSUD Klungkung.

Pasien tersebut bernama Adzah (36), warga rujukan dari Puskesmas Sidemen, Karangasem dan masuk RSUD Klungkung dengan diagnosa gagal ginjal stadium V. Sementara satu pasien lainnya bernama Afsah (47), asal Kecicang, Karangasem meninggal dunia karena kanker leher rahim. 

Total sudah ada 23.798 jiwa yang mengungsi di wilayah Klungkung. Di antara puluhan ribu pengungsi tersebut, terdapat ratusan pasien sedang dalam keadaan sakit.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Klungkung, hingga pukul 07.00 WITA, Jumat (29/9), terdapat 577 pengungsi yang menjalani pelayanan kesehatan dasar di semua Posko Kesehatan di Klungkung. Sedangkan jumlah yang harus dilarikan ke rumah sakit berjumlah 105 orang, terdiri dari pasien UGD sebanyak 49 pasien, pasien rawat jalan mencapai 42 orang, dan rawat inap 14 Pasien.

Dalam Seminggu, Ada 4 Pengungsi Gunung Agung yang Wafat Karena SakitIDN Times

Sehingga sejak awal pengungsian Kamis (21/9) lalu, total sudah ada 4 pengungsi yang meninggal di RSUD Klungkung dan sebagian besar merupakan pasien rujukan dari Karangasem yang sudah dalam keadaan sakit sebelum mengungsi.

“Pengungsi yang meninggal dunia tersebut bukan karena pengaruh langsung dari aktivitas pengungsian atau karena peningkatan aktivitas gunung Agung. Tapi karena mereka sebelumnya sudah dalam keadaan sakit saat mengungsi,” jelas Kadis Kesehatan Klungkung, Adi Swapatni.

Perlu diketahui, data BPBD Klungkung mengungkap pengungsi terdampak erupsi Gunung Agung di Klungkung hingga Jumat (29/9/2017) sudah mencapai 5.858 KK atau 23.798 jiwa, dengan rincian 11.988 pengungsi pria, dan 11.810 wanita. Sementara jumlah pengungsi lansia mencapai 2.285 jiwa dan 1.785 jiwa di antaranya merupakan pengungsi balita.

“Lansia dan balita ini juga harus mendapatkan perhatian lebih, terkait kondisi kesehatannya,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada.

Belasan pengungsi terserang serangga tomcat.

Dalam Seminggu, Ada 4 Pengungsi Gunung Agung yang Wafat Karena SakitIDN Times

Selain meninggal, 12 pengungsi yang ditampung di GOR Suwecapura, Desa Gelgel, Klungkung terserang serangga tomcat sejak Rabu (27/9/2017). Akibatnya belasan pengungsi asal Desa Muncan tersebut mengalami semacam luka bakar, hingga bengkak dan lebam di beberapa bagian tubuh seperti mata, hidung serta leher.

Seperti yang dialami Gusti Ayu Wita Manda Dewi (4), pengungsi balita asal Desa Muncan. "Anak saya di serang semacam serangga katanya tomcat pada malam hari, leher anak saya alami luka," kata Jro Citrawati, orangtua Gusti Mita Manda Dewi.

Kondisi paling parah dialami Gusti Ngurah Rai Astawa (13). Siswa kelas II SMPN 3 Muncan ini terserang tomcat pada bagian mata kirinya hingga bengkak dan bernanah. Kondisi ini memaksa Astawa tidak bisa sekolah sejak dua hari. "Rasanya perih sekali. Terkadang sakit sekali. Kalau digaruk lukanya tambah parah," keluh Gusti Rai Astawa.

Kadis Kesehatan Klungkung, Ni Made Adi Swapatni, pun telah turun untuk mendata dan memberikan penanganan medis kepada pengungsi yang tersengat serangga tomcat. " Kami sudah berikan penanganan medis untuk yang terserang serangga tomcat. Sementara untuk penanganan serangga tersebut, sudah kami koordinasikan dengan Dinas Pertanian," ujar Kadis Kesehatan Klungkung, Adi Swapatni.

Topik:

Berita Terkini Lainnya