Ini Sejarah Masuknya Habib di Indonesia Hingga Terjun ke Islam Politik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDN Times - Festival Hadhrami pada hari kedua ini diisi dengan dua seminar dan satu talkshow. Seminar pertama bertema Dinamika Internal di Komunitas Habaib Indonesia, dengan pembicara Yasmin Zaky Shahab, Ben Sohib, dan Haidar Bagir.
Ada yang menarik dari pembahasan ini, yakni konflik internal habaib di Indonesia yang menyebut salah satu habib, yaitu Jindan memiliki pandangan berbeda dengan apa yang dilakukan Habib Rizieq Shihab.
1. Habib Rizieq Shihab melakukan Islam politik
Salah satu pembicara seminar, Haidar Bagir menuturkan, salah satu faktor utama hadirnya habaib di masyarakat Indonesia adalah reformasi pada 1998.
Menurut Bagir keberhasilan reformasi telah memberikan ruang besar kepada orang yang bergelar habib atau sayyid, untuk 'manggung' sebagai orang yang berpengaruh seperti Rizieq Shihab.
Hal itu dibenarkan Ben, “Islam politik yang dilakukan Habib Rizieq bisa dikatakan
kode-kode sosial kultural di kalangan habaib di Indonesia.”
Baca juga: Tiga Tokoh Hadhrami Ini Ikut Merintis Kemerdekaan Indonesia
2. Ada konflik di kalangan habaib di Indonesia
Editor’s picks
Ben dalam pemaparannya membahas tentang politik di kalangan habaib. Ia menuturkan istilah Islam politik pernah memicu konfilik di kalangan habaib di Indonesia, antara Habib Rizieq Shihab dengan Habib Jindan.
Ben menjelaskan yang dilakukan Rizieq yaitu Islam politik dipandang melanggar tarekat alawiah oleh Jindan.
“Tarekat alawiah adalah satu aliran sufisme pada hal penyucian batin dan ibadah. Kemudian sifatnya lebih ke spiritual bukan berpolitik,” kata Ben kepada IDN Times (26/4).
“Nah, di WatsApp (WA) group habaib pernah terjadi sedikit perselisihan, beda pandangan antara habib habib yang satu pandangan dengan Rizieq dengan Jindan. Karena itu, menurut Jindan, habib harus bertarekat alawiah bukan melakukan Islam politik,” Ben melanjutkan.
3. Tarekat alawiah yang dibawa kaum Hadhrami mempengaruhi Nadlatul Ulama (NU) di Indonesia
Bagir juga menyebut tasawuf Hadhramaut atau tarikat alawiah mempengaruhi Nahdlatul Ulama (NU) di Indonesia, termasuk ulama-ulama dan habib-habib Betawi.
“NU itu dipengaruhi oleh tarikah alawiah, termasuk ulama-ulama Betawi,” kata Bagir.
Baca juga: Yuk! Mengenal Sejarah Masuk Hadhrami ke Indonesia