Viral Video Santri Dihadang Brimob, Ini Penjelasan Polri

Masyarakat cukup bersikap kooperatif

Jakarta, IDN Times - Belum lama ini, viral video kemarahan seorang santri lantaran dihadang anggota Brimob bersenjata laras panjang. Pria berpeci tersebut tampak marah lantaran diminta membuka kardus yang dibawa. Kardus tersebut lantas disobek dan memperlihatkan baju yang dihamburkan keluar.

1. Tak boleh menilai seseorang dari pakaian

Viral Video Santri Dihadang Brimob, Ini Penjelasan PolriIDN Times

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, anggota polisi memang tidak boleh meng-underestimate atau memandang rendah seseorang berdasarkan pakaian. Namun, aspek kewaspadaan juga dinilai penting.

"Kita tidak boleh underestimate juga tetapi faktanya yang di Mako Brimob dia dicek di badan, di tas gak ada senjatanya, ternyata diletakkan di bawah kemaluan. Artinya apa? Kita tidak boleh underestimate," ujar Setyo di Mabes Polri, Selasa (15/5).

Baca juga: Begini Kesaksian Detik-detik Meledaknya Bom di Mapolrestabes Surabaya

2. Masyarakat harus kooperatif

Viral Video Santri Dihadang Brimob, Ini Penjelasan PolriIDN Times/Faiz Nashrillah

Setyo pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang diperiksa dan dimintai keterangan. Dia juga mengimbau masyarakat agar kooperatif jika memang tidak bermasalah.

"Itu kan yang viral sampai buang-buang isi tas. Sebetulnya tidak perlu begitu. Kalau dia tidak punya masalah, buka saja dan mempersilakan. Anggota gak akan berani mendekat karena kalau tiba-tiba itu bom kita harus waspada juga," kata Tito.

3. Tak ada ukuran pasti dalam pemeriksaan

Viral Video Santri Dihadang Brimob, Ini Penjelasan PolriIDN Times/Ardiansyah Fajar

Setyo menjelaskan, memang tak ada ukuran pasti dalam memeriksa seseorang, misalnya orang yang membawa kardus atau ransel.

"Tidak bisa seperti itu. Bisa saja bom dimasukkan ke badannya tanpa dia membawa apa-apa, tahu-tahu meledak. Contoh di gereja tidak kelihatan bawa apa-apa, tahu-tahu meledak. Jadi memang kami mempunyai SOP tetapi masyarakat juga harus maklum," kata Setyo.

Dalam pemeriksaan, lanjutnya, intuisi polisi juga bermain. Jika seseorang dicurigai, cukup buka saja apa yang dibawa tanpa harus marah-marah. Sebab, kemarahan justru akan menimbulkan kecurigaan.

"Kalau kami katakan SOP-nya apa? Orang bersarung gitu? Oh tidak bisa. Orang dengan ciri-ciri badan tertentu tidak menjamin. Jadi jangan dinilai identitas, tapi ini adalah yang memang terkait aksi teror itu sendiri," tandasnya.

Baca juga: Teror Bom di Negeri Nan Santun



Topik:

Berita Terkini Lainnya