Rumah Jemaah di NTB Dihancurkan, Begini Reaksi Pengurus Ahmadiyah

Kekerasan pada jemaah Ahmadiyah di NTB terus terulang

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Pengurus Besar (PB) Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana meminta jaminan keamanan dan keselamatan pada pihak kepolisian, pasca terjadinya perusakan rumah dan pengusiran jemaah Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Menurut Yendra, aksi intoleransi tersebut telah puluhan kali terjadi.

1. Aksi intoleransi terus berulang

Rumah Jemaah di NTB Dihancurkan, Begini Reaksi Pengurus AhmadiyahIDN Times/Dok. Ahmadiyah

Yendra menjelaskan, semua rentetan peristiwa tersebut sejak awal telah dilaporkan oleh pengurus Muslim Ahmadiyah Lombok kepada aparat kepolisian, dan beberapa kali dilakukan dialog yang dihadiri Polsek dan Polres Lombok Timur.

"Kejadian di Lombok Timur ini merupakan kejadian puluhan kali yang terus berulang di Nusa Tenggara Barat, karena ketidaktegasan hukum dan lambatnya penanganan. Pengungsi Komunitas Ahmadiyah yang sudah lebih dari 10 tahun belum menemukan jalan keluarnya," ujar Yendra, Minggu (20/5).

Baca juga: Ribuan Pemuda Ahmadiyah Gelar Pertemuan di Bandung

2. Meminta jaminan keamanan kepolisian

Rumah Jemaah di NTB Dihancurkan, Begini Reaksi Pengurus AhmadiyahIDN Times/Dok. Ahmadiyah

Atas kejadian tersebut, warga Ahmadiyah meminta jaminan keamanan dari pihak kepolisian di mana pun komunitas Muslim Ahmadiyah berada. Selain itu, meminta jaminan dari pemerintah pusat dan daerah untuk tinggal di rumah yang dimiliki secara sah yang dijamin UUD 1945.

"Kami meminta jaminan dari pemerintah pusat dan daerah untuk melaksanakan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing yang dijamin UUD 1945, penegakan hukum yang adil atas para pelaku teror dan kriminal yang melakukan penyerangan, perusakan dan pengusiran," kata Yendra.

Pihaknya juga meminta solusi dari pemerintah atas hilang dan rusaknya rumah serta harta benda akibat perusakan dan pengusiran tersebut.

3. Penyerangan warga Ahmadiyah diawali sikap kebencian

Rumah Jemaah di NTB Dihancurkan, Begini Reaksi Pengurus AhmadiyahIDN Times/Dok. Ahmadiyah

Yendra menjelaskan, penyerangan diawali sikap kebencian dan intoleransi pada sesama warga negara Indonesia karena perbedaan paham keagamaan. Hal itu semakin tumbuh subur akibat ketidaktegasan penegakan hukum pada sikap radikal tersebut, sehingga melemahkan wibawa aparat negara dan pemerintah, bahkan menjadi pembenaran kelompok radikal yang merasa tidak tersentuh hukum.

"Kami terus menumbuhkan kepercayaan pada pemerintah dan nawacita Bapak Presiden Jokowi, bahwa 'Negara pasti hadir untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara'. Namun di saat bersamaan butuh tindakan nyata yang tegas terhadap aksi aksi intoleran dan radikalisme, karena alasan paham yang berbeda. Kebencian dan Intoleransi adalah akar radikalisme dan terorisme yang harus dibersihkan sejak dini," ujar dia.

Penyerangan dan perusakan rumah penduduk serta pengusiran terhadap tujuh kepala keluarga, 24 jemaah Ahmadiyah di Dusun Grepek Tanak Eat, Desa Greneng, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Sabtu (19/5) oleh sekelompok massa.

Akibat kejadian tersebut tujuh rumah dan empat sepeda motor rusak. Puluhuan jemaah Ahmadiyah yang diusir massa itu, masih mengungsi di Mapolres Lombok Timur. Mereka masih menunggu hasil tindak lanjut dari kepolisian dan pemerintah setempat.

Baca juga: 24 Jamaah Ahmadiyah Diusir dan 7 Rumah Dirusak oleh Massa di NTB


Topik:

Berita Terkini Lainnya