Menristek: Hanya Tiga Perguruan Tinggi Indonesia yang Masuk Top 500 Dunia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Peran pendidikan tinggi dinilai penting terutama di era revolusi industri 4.0. Peran yang paling dominan adalah memacu pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang didasarkan pada sumberdaya berkualitas.
"Faktor utama pendongkrak daya saing adalah ‘skilled labour’ dan ‘innovation’. Keduanya harus mampu dihasilkan perguruan tinggi," ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir saat memberikan Kuliah Umum di Politeknik Negeri Malang, Selasa, (13/3).
1. Hanya ada 3 perguruan tinggi Indonesia masuk top 500 dunia
Menurut Nasir, banyaknya perguruan tinggi tidak mencerminkan tingginya daya saing suatu bangsa. Meskipun jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4000-an, namun yang masuk top 500 dunia hanya tiga, yakni UI, ITB, dan UGM.
"Oleh karena itu masalah mutu menjadi utama, kualitas harus kita dorong," ujarnya.
Baca juga: 11 Perguruan Tinggi di Indonesia Terbaik Versi Kemenristek Dikti
2. Menerapkan empat kebijakan
Editor’s picks
Oleh sebab itu, untuk menyesuaikan kebutuhan tersebut Kemenristekdikti akan menerapkan beberapa kebijakan, di antaranya membebaskan nomenklatur program studi untuk pengembangan kompetensi industri 4.0, membangun ‘teaching factory’, melaksanakan perkuliahan online dan ‘distance learning’, mengundang Perguruan Tinggi Luar Negeri untuk membuka prodi yang mendukung industri 4.0.
“Dengan e-learning atau pembelajaran jarak jauh, satu dosen bisa memberikan kuliah bagi 1000 mahasiswa,” tutur Nasir.
Selain itu, reorientasi kurikulum untuk membangun kompetensi yang dibutuhkan RI 4.0 juga perlu dilakukan. Kemenristekdikti juga akan memberikan hibah dan bimbingan teknis untuk reorientasi ini bagi 400 perguruan tinggi. Untuk itu, PT diharapkan dapat mempersiapkan reorientasi kurikulum tersebut dan pembelajaran daring dalam bentuk hybrid/blended learning.
3. Mengembangkan kapasitas dosen dan tutor
Dari sisi sumberdaya, pengembangan kapasitas dosen dan tutor dalam pembelajaran daring juga akan dilakukan. Selain itu akan dikembangkan pula infrastruktur MOCC (Massive Open Online Course), teaching industry dan e-library.
Kemenristekdikti juga akan memfasilitasi kemudahan konektivitas melalui Indonesian Research and Education Network (IdREN) untuk ‘online learning system’. Penguatan riset, pengembangan dan inovasi juga semakin ditingkatkan guna mendukung berbagai kebijakan tersebut.
Baca juga: Masuk Perguruan Tinggi Unggulan Itu Tak Sulit, Ini Caranya!