Menkes Imbau Dinkes Cabut Status KLB Jika Tak Ada Laporan Kasus Difteri

Semoga Indonesia segera bebas KLB

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan mengimbau dinas kesehatan di setiap daerah mencabut status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri, jika tak ada laporan kasus. Kendati tak ada laporan penyebaran penyakit difteri pada awal 2018, program Outbreak Response Immunization (ORI) akan terus dilakukan.

1. Cabut predikat KLB

Menkes Imbau Dinkes Cabut Status KLB Jika Tak Ada Laporan Kasus DifteriANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

"Ada 73 kabupaten/kota (yang melakukan ORI). Kami masih menyisirnya. Kami minta bagi kabupaten/kota yang sudah selesai melakukan KLB dan tidak lagi ditemukan kasus, untuk segera mencabut predikat tersebut," ujar Menteri Kesehatan Nila F Moeloek usai diskusi Forum Merdeka Barat di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta, Jumat kemarin, 12 Januari.

Baca juga: Berantas Difteri, Kemenkes Siapkan 4.000 Vial Serum

2. ORI harus tetap dilakukan

Menkes Imbau Dinkes Cabut Status KLB Jika Tak Ada Laporan Kasus DifteriHealthmap.com

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh mengatakan, ORI tetap harus dilakukan meski status KLB dicabut. Menurut Subuh, ORI adalah kewajiban kabupaten/kota bila ada temuan kasus Difteri.

"Sampai hari ini tidak ada kabupaten/kota yang melaporkan kasus. Tapi ini baru dua minggu, kita akan tunggu sampai akhir Januari," ujar Subuh pada kesempatan sama.

3. Bio Farma akan produksi 19,5 juta vaksin pada 2018

Menkes Imbau Dinkes Cabut Status KLB Jika Tak Ada Laporan Kasus DifteriANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Dirut PT Bio Farma Juliman mengatakan, Bio Farma akan memproduksi 19,5 juta vial vaksin pada 2018 yang terdiri dari vaksin Difteri Tetanus (DT), vaksin Tetanus difteri (Td), dan vaksin Difteri, Tetanus, dan Pertusis (DTP).

Masing-masing vaksin tersebut, kata Juliman, dibuat sesuai kebutuhan pemerintah. Pemerintah yang menetapkan jumlah masing-masing produk. Dalam setahun, Bio Farma biasanya memproduksi 15 juta vial vaksin. Namun, tahun ini jumlah produksi ditingkatan guna mencegah penyebaran penyakit Difteri. 

"Semua rencana untuk ekspor kami hentikan dulu. Kami fokus untuk KLB. Kalau memang pemerintah sudah menyatakan tidak ada KLB, sisanya baru kami ekspor," kata Juliman.

Baca juga: Pasien Difteri di Samarinda Bertambah, Belum Ada Penetapan Status KLB

Topik:

Berita Terkini Lainnya