KPRA: Hewan Ternak Penyumbang Kasus AMR

Jangan sembarangan mengonsumsi antibiotik, ya!

Jakarta, IDN Times - Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Indonesia (KPRA) dr Hari Paraton mengatakan hewan ternak dapat menjadi salah satu penyumbang Anti Microbial Resistance (AMR).

Sebab itu, masyarakat--utamanya yang hidup di lingkungan peternakan--harus menerapkan pola hidup sehat, misalnya dengan rutin mencuci tangan baik sebelum dan sesudah makan maupun setelah beraktivitas lainnya.

1. Ada korelasi jumlah peternakan dan pola penyakit di suatu wilayah

KPRA: Hewan Ternak Penyumbang Kasus AMRIDN Times/Indiana Malia

"Ada penelitian dari teman-teman IPB di Bogor. Kotoran ayam dan kotoran manusia diteliti, ternyata jenis bakteri yang terdapat pada ayam sama dengan yang ada pada manusia. Jadi ada jumping bakteri dari ternak ke manusia," jelas Hari di Jakarta, Selasa (27/2).

Hari menambahkan, penelitian serupa juga pernah dilakukan di Belanda dalam cakupan yang lebih luas. Penelitian tersebut menyatakan, kota yang punya banyak peternakan menghasilkan banyak kasus penyakit yang bakterinya sama dengan yang ada di peternakan. 

"Sebaliknya, kota yang peternakannya jarang, angka infeksinya juga jarang. Kelihatannya memang ada jumlah korelasi antara jumlah peternakan dengan pola penyakit di suatu wilayah," ujar Hari. 

Baca juga: Menkes: Tenaga Kesehatan Dilarang Menerima Gratifikasi Perusahaan Obat

2. Jangan overdosis menggunakan antibiotik

KPRA: Hewan Ternak Penyumbang Kasus AMRIDN Times/Indiana Malia

Menerapkan pola hidup sehat dinilai jauh lebih baik dibanding rajin mengonsumsi antibiotik. Menurut Hari, di dalam tubuh manusia mengandung bakteri normal sebanyak 90-100 triliun.

"Makanya kita bisa hidup sehat sampai sekarang. Kalau kita mengonsumsi makanan mengandung bakteri itu gak papa, karena masih dilindungi oleh 90 triliun bakteri itu," jelasnya.

Namun, akan berbeda kasusnya jika mengonsumsi antibiotik secara berlebihan. 

"Ketika sakit stroke sampai koma, dikasih antibiotik. Padahal itu gak perlu. Akibatnya, bakteri yang masuk dari daging ayam dan lain-lain itu tumbuh beranak tiap 16 menit, cepat sekali. Saat jumlahnya sudah lima kali lipat, pasien akan sakit parah karena bakteri sudah resisten dan susah diobati lagi," jelas Hari.

3. Masyarakat harus hati-hati menggunakan antibiotik

KPRA: Hewan Ternak Penyumbang Kasus AMRIDN Times/Indiana Malia

Direktur Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan Dettie Yuliati menambahkan, pasien yang sering mengonsumsi antibiotik sudah terinisiasi produk-produk bakteri resisten. Saat dia masuk rumah sakit, bakteri tersebut bisa berulah, tumbuh dalam beberapa hari menjadi bakteri resisten. Sebab itu, Dettie mengimbau masyarakat untuk berhati-hati menggunakan antibiotik secara bebas.

"Antibiotik memang sudah terbukti dapat menggantikan sementara proses pembentukan antibodi. Tapi kalau terlalu rajin dikonsumsi, rangsangan pembentukan antibodi terganggu. Orang yang maunya sehat malah jadi mudah sakit," kata Dettie.

Oleh sebab itu, imbuhnya, Kemenkes saat ini sedang menyusun permenkes dalam hal batas penggunaan antibiotik. Rencana tersebut akan segera disosialisakan.

Baca juga: Kemenkes: Kematian Akibat AMR Mencapai 700 Ribu Orang per Tahun

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya