Kemensos 'Sembuhkan' Ratusan Bocah Korban Terorisme dari Suriah

Sebanyak 100.000 anak ditargetkan jadi agen perubahan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki beberapa cara pencegahan pelibatan anak dalam aksi terorisme. Ada ratusan anak dari Suriah, diduga terpapar terorisme.

1. Upaya preventif melalui Peksos Goes to School

Kemensos 'Sembuhkan' Ratusan Bocah Korban Terorisme dari Suriahantarafoto.com

Selain melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA), Kemensos juga melakukan penyuluhan sosial Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Goes To School.

"Sakti Peksos Goes to School adalah upaya preventif yang memberikan pencegahan kepada anak tentang paham radikal dan bagaimana kita mengatasinya," kata Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) Edi Suharto usai membuka acara Assessment of the Effectiveness of ASEAN Children Forum as Platform to Promote Children's Appreciation di Jakarta, Kamis (17/5).

Kemensos 'Sembuhkan' Ratusan Bocah Korban Terorisme dari SuriahIDN Times/Sukma Shakti

Ke depan, pemerintah juga akan menambah anggaran untuk proses pencegahan radikalisme yang menjangkau ke sekolah-sekolah. Target keseluruhan adalah 100.000 peserta didik, dan akan dimasukkan dalam skema bahaya radikalisme di seluruh Indonesia. Hal itu dilakukan setelah melakukan identifikasi ke daerah.

"Memang kelihatannya kecil ya, tetapi kami akan bangun anak seperti agent of change, agen perubahan, kader. Sehingga anak-anak ini nantinya bisa mempimpin anak-anak kecil lainnya untuk menjauhi paham radikal," kata dia.

Baca juga: Teror Bom di Negeri Nan Santun

2. Anak yang telah terpapar paham radikal direhabilitasi

Kemensos 'Sembuhkan' Ratusan Bocah Korban Terorisme dari SuriahIDN Times/Istimewa

Edi mengatakan anak-anak yang terpapar paham radikal wajib direhabilitasi. Di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus milik Kemensos, anak-anak didampingi melalui berbagai program diskusi, terapi, dan permainan yang tidak terasa bisa mengubah pandangan anak tentang radikalisme. Hingga saat ini, tercatat 200-an keluarga yang pernah direhabilitasi di RPSA Bambu Apus. Paling banyak dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa barat.

"Ketika anak-anak sudah selesai direhabilitasi, kami lakukan assesment. Sebelum dikembalikan ke sekolah atau ke masyarakat, kami assesment dulu sejauh mana kekuatannya dalam beradaptasi pada lingkungannya yang baru. Kedua, kami lihat lingkungannya sejauh mana bisa menerima itu," ujar dia.

Kemensos 'Sembuhkan' Ratusan Bocah Korban Terorisme dari SuriahIDN Times/Sukma Shakti

Dalam proses transisi itu, lanjut Edi, Sakti Peksos mendampingi anak-anak terlebih dahulu dalam kurun waktu tertentu. Kalau perlu ikut mendampingi ke sekolah.

"Maklum namanya juga anak-anak, mungkin spontan melakukan diskriminasi atau stigma ala anak-anak. Selain itu ada penyuluhan ke guru juga bahwa sebenarnya anak ini posisinya adalah korban," ujar Edi.

3. Masa rehabilitasi berlangsung 1-3 bulan

Kemensos 'Sembuhkan' Ratusan Bocah Korban Terorisme dari SuriahIDN Times/Ardiansyah Fajar

Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Ditjen Rehabilitasi Sosial Kemensos Nahar mengatakan, upaya perlindungan terhadap anak korban jaringan terorisme telah dilakukan pada 2017, terhadap 139 anak-anak yang dideportasi dari Suriah melalui Turki, yang diduga terkait jaringan terorisme. Mereka menjalani rehabilitasi sosial di Rumah Aman milik Kementerian Sosial.

“Masa rehabilitasi sosial antara satu hingga tiga bulan. Materi yang diberikan seputar wawasan kebangsaan, nilai-nilai keagamaan, toleransi dan keberagaman. Kami bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88,” jelas Nahar.

Baca juga: Ini Alasan Keluarga Jadi Tempat Rekrutmen Terorisme

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya