Gizi Buruk Asmat: Bantuan Harus Merata dan Tepat Sasaran

Kemensos terjunkan tim ke Asmat

Jakarta, IDN Times - Kementerian Sosial mengirim tim khusus untuk meninjau bantuan sosial bagi penderita gizi buruk dan campak di Asmat, Papua. Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah dalam rangka penanggulangan gizi buruk dan campak.

1. Bantuan sosial terus dimonitor oleh Kementrian Sosial

Gizi Buruk Asmat: Bantuan Harus Merata dan Tepat SasaranIDN Times/Linda Juliawanti

"Untuk meninjau Asmat, tim Kemensos akan berangkat. Sebelumnya kami sudah mengirim 3 orang, tetapi kami akan ke sana untuk melihat seberapa jauh bantuan itu sampai dan bisa dimanfaatkan," kata Idrus di Kemensos, Jakarta, Jumat (19/1).

2. Bantuan harus merata dan tepat sasaran

Gizi Buruk Asmat: Bantuan Harus Merata dan Tepat SasaranANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Idrus menambahkan, bantuan sosial harus merata dan tepat sasaran. Jangan sampai bansos yang telah dikirim tersebut ditimbun di gudang. Selain itu, Kemensos bersama Kemenkes juga akan meninjau para tenaga kesehatan agar bekerja secara efektif.

3. Campak dan gizi buruk didiagnosis sejak awal

Gizi Buruk Asmat: Bantuan Harus Merata dan Tepat SasaranIlustrasi anak sakit - ANTARA FOTO/Indrayadi TH

Dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Dr. Dimas Dwi Saputro, dokter spesialis anak yang dikirim oleh Kemenkes, menjelaskan strategi pengobatan campak dan gizi buruk dilakukan dengan mendiagnosis tepat sejak awal. Hal itu penting dilakukan agar pengobatan dapat segera dilakukan.

“Pasien dengan demam dan ruam yang berawal dari kepala lalu menjalar ke seluruh tubuh, disertai gejala ISPA atau diare, dan belekan, perlu dicurigai sebagai campak,” kata dr. Dimas di Agats, Papua, Kamis (18/1).

Dimas menambahkan, diagnosis gizi buruk tampak pada anak dengan klinis sangat kurus, tampak tulang iga pada badan, tampak gelambir kulit pada pantat (seperti baggy pants), dan wajah keriput seperti orang tua.

“Selanjutnya kami tentukan klasifikasinya apa gizi buruk saja atau campak saja, atau campak disertai gizi buruk,” ucap dr. Dimas.

Baca juga: Peduli Gizi Buruk Asmat, Pegawai Pemkot Surabaya Patungan

Apabila terdiagnosis campak, pasien lansung ditangani infeksinya dengan antibiotik, lalu diberikan asupan nutrisi optimal, dan diberikan vitamin A. Terapi komplikasi campak seperti diare, pneumonia, dehidrasi karena asupan kurang, penurunan kesadaran, juga diberikan jika hal-hal tersebut ditemukan.

“Untuk gizi buruk, kami berikan nutrisi susu dengan formulasi khusus yang kami buat sendiri, yaitu susu formula ditambah gula, ditambah minyak dan mineral mix. Sayangnya minyak dan mineral mix tidak tersedia di sini sehingga hanya susu dan gula saja. Tujuannya memberikan kalori dengan formula F75 dan F100 (susu dgn kalori yang padat untuk kejar tumbuh),” jelas Dimas.

Selain itu diberikan pula antibiotik pada penderita gizi buruk dengan infeksi, dan vitamin A, asam folat. Pemantauan kenaikan berat badan pun dilakukan setiap pagi.

4. KLB Campak disebabkan imunisasi tak lengkap

Gizi Buruk Asmat: Bantuan Harus Merata dan Tepat SasaranIlustrasi imunisasi - ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Dokter Dimas mengatakan, KLB campak disebabkan imunisasi yang tidak lengkap yang disertai kondisi geografis. Ketidaktahuan orang tua akan jadwal imunisasi dan sulit melakukan edukasi pada orang tua, membuat semakin rendah cakupan imunisasinya.

Namun demikian, masyarakat diimbau melakukan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari agar mencegah penularan sakit infeksi. Selain itu juga memastikan kecukupan asupan makanan yang sesuai jumlah, jenis makanan, dan jadwal makan.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Kamu Tahu soal Kehalalan Vaksin Difteri

Topik:

Berita Terkini Lainnya