Kemensos: Beri Empati ke Korban, Jangan Sebar Foto & Video Kasus Bom di Grup WA

Menyebarkan foto seperti itu merupakan tujuan dari teroris. Kita tidak mau menjadi alat dari tujuan teroris

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Idrus Marham menyampaikan duka cita mendalam atas terjadinya pengeboman pada tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).

"Kejadian ini menggoreskan luka bagi seluruh warga Indonesia. Oleh karena itu Kementerian Sosial mengambil langkah-langkah cepat dengan fokus utama menangani para korban sebaik-baiknya," kata Idrus di Jakarta.

1. Kemensos mengerahkan LDP dan Tagana

Kemensos: Beri Empati ke Korban, Jangan Sebar Foto & Video Kasus Bom di Grup WAInstagram/@iqbalweel

Idrus mengungkapkan, pihaknya telah menerjunkan personel yang terdiri dari tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) sebanyak 25 orang, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebanyak 30 orang, ditambah Tenaga Pelopor Perdamaian, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Dinas Sosial Kota Surabaya untuk membantu para korban.

Menurut Idrus, korban bencana sosial biasanya merasa takut, cemas dan was-was. Mereka juga tidak mau ditinggal sendiri dan mudah curiga pada orang lain. Oleh karena itu Tim LDP harus menggunakan seragam sebagai identitas sehingga mudah dikenali dan memberikan rasa percaya terhadap korban.

Baca juga: [UPDATE] Bom Surabaya: Korban Jiwa Bertambah Menjadi 14 Orang

"Kepada tim Kementerian Sosial di Surabaya, pastikan terus dekat dengan mereka. Penuhi kebutuhannya. Jadilah pendengar yang baik. Biarkan mereka ekspresikan perasaannya. Karena itu salah satu upaya mental katarsis untuk penyembuhan mereka dari kejadian traumatis," jelasnya.

2. Tim Kemensos menyebar ke tiga titik lokasi

Kemensos: Beri Empati ke Korban, Jangan Sebar Foto & Video Kasus Bom di Grup WAInstagram/@officialpersebaya

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan sesaat setelah ledakan, tim Kementerian Sosial menyebar ke tiga titik lokasi kejadian. Sebagian lagi melakukan pendataan di empat titik rumah sakit di mana para korban dirawat.

"Tim di lapangan secara intensif melakukan pendataan by name by address seluruh korban meninggal maupun korban luka-luka untuk keperluan pendampingan lebih lanjut dan penyiapan santunan untuk ahli waris korban meninggal serta bantuan korban luka," terangnya.

Anggota LDP Provinsi Jawa Timur Twi Adi mengatakan salah satu upaya yang dilakukan timnya adalah membantu mempertemukan keluarga korban dengan korban.

"Tim kami menemukan seorang nenek yang menangis dan kebingungan di rumah sakit dan mencari adiknya yang hilang. Beliau dilaporkan melakukan ibadah di gereja GPPS Jalan Arjuna," katanya.

"Sudah dilakukan pendataan dan selanjutnya kami sebarkan informasi ini ke seluruh jejaring kami dan semoga bisa segera ditemukan," katanya.

3. Masyarakat harus empati

Kemensos: Beri Empati ke Korban, Jangan Sebar Foto & Video Kasus Bom di Grup WAIDN Times/Sukma Shakti

Sementara itu terkait penyebaran foto-foto dan rekaman video tentang ledakan di 3 gereja di Surabaya Minggu pagi, Harry menegaskan kepada seluruh tim Kementerian Sosial yang melakukan penanganan di lapangan maupun juga kepada masyarakat agar tidak menyebarkan foto-foto korban di media sosial maupun WhatsApp grup.

"Berikan rasa empati terhadap korban. Hentikan penyebaran foto korban dan kerusakan yang mengerikan. Foto-foto itu adalah wujud teror dan provokasi. Menyebarkan foto seperti itu merupakan tujuan dari teroris. Kita tidak mau menjadi alat dari tujuan teroris," ungkapnya.

Seperti diketahui, pengeboman terjadi tiga lokasi gereja di Surabaya, Jawa Timur. Hingga Minggu sekira pukul 18.00 WIB, berdasarkan data sementara Kepolisian, tercatat 13 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka.

Pengeboman terjadi di tiga gereja di Surabaya yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Gereja GKI di Jalan Diponegoro dan Gereja GPPS di Jalan Arjuna. 

Baca juga: Bom Surabaya, Ribuan Massa Gelar Aksi Solidaritas di Tugu Pahlawan

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya