Ini Lho Rekam Jejak Nyono Suharli, Bupati Jombang yang Terjaring OTT KPK

Hasil korupsi digunakan sebagai modal untuk maju di Pilkada 2018

Jakarta, IDN Times - Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko bukanlah orang baru di kancah perpolitikan Tanah Air. Sebelum menduduki kursi bupati dan terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 8 November 1962 tersebut telah mengawali karier dari tingkat bawah. Berikut rekam jejaknya:

1. Pernah menjadi kepala desa

Ini Lho Rekam Jejak Nyono Suharli, Bupati Jombang yang Terjaring OTT KPKDhmeas Refiyanto/ANTARA

Pada tahun 90-an, Nyono menjabat sebagai kepala desa di Desa Sepanyul, Kecamatan Gudo, Jombang selama beberapa periode. Estafet kepemimpinan pria berumur 55 tahun tersebut lantas beralih pada isterinya, Tjaturina Yuliastuti. Sementara itu, dia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jombang periode 2008-2013.

Baca: Bupati Jombang Kena OTT KPK

2. Memenangkan Pilkada Jombang

Ini Lho Rekam Jejak Nyono Suharli, Bupati Jombang yang Terjaring OTT KPKSyaiful Arif/ANTARA

Meski pernah kalah dalam Pilkada 2008, Nyono tak patah arang hingga berhasil memenangkan Pilkada Jombang bersama pasangannya, Mundjidah Wahab. Mereka resmi menjabat sejak 24 September 2013.

Pasangan tersebut mengantongi 401.576 suara, mengalahkan dua pasangan lawannya, Widjono Soeparno-Sumrambah yang meraih 234.819 suara dan Munir Alfanani-Wiwik Nuriati yang meraih 38.039 suara.

3. Kembali mencalonkan diri sebagai bupati

Ini Lho Rekam Jejak Nyono Suharli, Bupati Jombang yang Terjaring OTT KPKIDN Times/Sukma Shakti

Berkaca dari keberhasilannya di masa lalu, Nyono kembali mendaftarkan diri sebagai bakal calon Bupati Jombang bersama politikus PKB, Zubaidi Muhtar. Penetapan nama Zubaidi diketahui berdasarkan hasil rapat dan keputusan beberapa partai. Pasangan tersebut diusung oleh beberapa partai, antara lain Partai Golkar, PKS, PKB, PAN, serta Partai NasDem dengan total 27 kursi di parlemen.

Maju kembali sebagai balon bupati, kekayaan Zuibaini cukup besar. Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dirilis oleh lembaga anti rasuah, terlihat Zubaini memiliki kekayaan hampir Rp 17 miliar dan utang sebesar Rp 5 miliar. Zubaini diketahui memiliki enam mobil mewah termasuk Mini Cooper keluaran tahun 2014, Toyota Vellfire buatan tahun 2010, Mitsubishi Pajero tahun 2012, Toyota Land Cruiser tahun 2012, dan Honda Accord tahun 2009. 

Belum lagi, ia juga memiliki tiga tanah perkebunan. Lalu, ada pula dua tanah dan bangunan di kota Jombang dan Surabaya. Ini merupakan data pelaporan pada (10/12/2014)

Baca: KPK Sudah Terima 1.600 Laporan Kekayaan Calon Kepala Daerah

Angka tersebut naik dibandingkan ketika pelaporan pada (16/03/2013) yang menunjukkan harta kekayaan Zubaini mencapai hampir Rp 12 miliar. 

4. Terjaring OTT KPK

Ini Lho Rekam Jejak Nyono Suharli, Bupati Jombang yang Terjaring OTT KPKDhmeas Refiyanto/ANTARA

Pada Sabtu malam (3/02), Nyono terjaring OTT KPK di Stasiun Solo Balapan Kota Solo saat tengah berada di sebuah restoran cepat saji. Penyidik lembaga anti rasuah menemukan barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp25.550.000 dan mata uang dollar US$9.500. Kalau dijumlahkan ke dalam mata uang rupiah maka mencapai sekitar Rp150 juta. Uang tersebut merupakan pemberian dari Inna Silestyawati, Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Jombang.

Inna menyuap Nyono dengan memotong jasa pelayanan kesehatan atau dana kapitasi dari 34 puskesmas yang ada di Jombang. Pungli itu sudah dilakukan sejak Juni 2017.

Dana yang dikumpulkan sekitar Rp 434 juta. Selain itu, Nyono juga mendapat dana sebesar Rp 75 juta yang diterima pada (1/02/2018). Dana dari hasil korupsi akan digunakan Nyono untuk kepentingan Pilkada tahun ini. 

5. Terancam dipecat dari Golkar

Ini Lho Rekam Jejak Nyono Suharli, Bupati Jombang yang Terjaring OTT KPKANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Ketua DPD Partai Golkar Jombang  tersebut terancam dipecat oleh
DPP Partai Golkar karena terbukti bersalah menerima suap. Pasalnya, Nyono merupakan salah satu inisiator 'Golkar Bersih', sebuah tagline guna menyelamatkan nama Golkar setelah Setya Novanto terseret kasus dugaan korupsi e-KTP.

Topik:

Berita Terkini Lainnya