Hadapi Gempuran Olshop, Ini Tips Menteri Bappenas untuk Toko Ritel

Untuk bisa survive, toko ritel harus segera berdaptasi

Jakarta, IDN Times - Gempuran toko-toko online mulai menggoyag eksistensi toko ritel. Bahkan, tak sedikit toko ritel yang memutuskan menutup gerai mereka karena berkurangnya pendapatan.

Meskipun membeli barang secara langsung masih disukai sebagian masyarakat, online shop (olshop) kini menjadi alternatif generasi millennial karena lebih praktis.

1. Pelaku usaha harus adaptif

Hadapi Gempuran Olshop, Ini Tips Menteri Bappenas untuk Toko RitelIDN Times/Indiana Malia

"Ya kita harus perhatikan pengaruh dari digitalisasi, itu kan sesuatu yang gak bisa dihindari lagi. Dan ritel tutup memang hanya di Indonesia? Itu di seluruh dunia, apalagi di Amerika yang gede-gede aja tutup. Kami bukan mau membela diri, tapi memang pelaku ekonomi yang survive adalah yang adaptif, bisa cepat membuat skema offline dan online," kata Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro di Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta, Rabu (14/2).

Baca juga: Gila! Sekarang Ada Jasa Santet yang Ditawarkan Lewat Toko Online!

2. Pastikan toko online tak didominasi barang impor

Hadapi Gempuran Olshop, Ini Tips Menteri Bappenas untuk Toko RitelIDN Times/Indiana Malia

Menurut Bambang, yang terpenting adalah memastikan toko online tidak terlalu didominasi barang impor. Sebab, industri dalam negeri terancam tak berjalan. 

"Jadi menurut saya lebih ke bagaimana mendorong supaya produk dalam negeri yang dipakai dalam online shop. Toko ritel jalan, industri juga tetap jalan," ujarnya.

Peralihan budaya konsumsi dari offline ke online, lanjut Bambang, diprediksi akan terus berlanjut. Sebab itu, para pelaku usaha dituntut kreatif dan inovatif agar usahanya bisa bertahan. 

3. Teknologi digital berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja

Hadapi Gempuran Olshop, Ini Tips Menteri Bappenas untuk Toko RitelIDN Times/Indiana Malia

Bambang mengakui, perkembangan teknologi digital akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Bukan tak mungkin, tenaga manusia yang digantikan oleh teknologi digital akan memangkas lapangan pekerjaan.

"Ya solusinya harus mulai berpikir, melihat jenis pekerjaan apa yang kemungkinan tidak bisa digantikan oleh revolusi industri generasi 4,0. Kita juga harus memperkuat sekolah vokasi, karena bagaimana pun vokasi itu punya keterampilan. Harus dikembangkan sejalan dengan teknologi informatika," kata Bambang.

Pendidikan sekolah vokasi, lanjutnya, dapat diarahkan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha karena bisa membuat orang bekerja mandiri. Artinya, antisipasi harus dilakukan, baik dari segi pendidikan maupun dari segi lapangan kerja. 

4. Toko online berdampak pada sektor transportasi dan pergudangan

Hadapi Gempuran Olshop, Ini Tips Menteri Bappenas untuk Toko RitelIDN Times/Indiana Malia

"Saya yakin kalau kita lihat perdagangan online tumbuh, salah satu sektor yang kemudian tumbuh tinggi itu transportasi dan pergudangan, karena bagaimanapun toko online membutuhkan layanan pengantaran. Sementara itu, gudang dibutuhkan untuk penyimpanan barang. Intinya kita harus jeli melihat bahwa kehadiran digital ekonomi itu tidak hanya satu dimensi, tapi bisa ke dimensi lain," kata Bambang.

5. Sepanjang 2017, lima toko ritel ternama menutup gerai

Hadapi Gempuran Olshop, Ini Tips Menteri Bappenas untuk Toko RitelIDN Times/Indiana Malia

Gempuran toko online secara tidak langsung membuat toko-toko ritel berguguran. Sepanjang 2017, tercatat lima toko ritel terkenal memutuskan menutup gerai mereka, yakni  7 Eleven (Sevel), Matahari Pasaraya Blok M, Matahari Manggarai, dan Matahari Mal Taman Anggrek, Lotus, Dabenhams, dan GAP.  

Baca juga: Masih Awal Tahun, 5 Toko Ritel Ternama Ini Ikuti Jejak Gulung Tikar

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya